Pendahuluan
Patos : sakit
Patologi :
Logos : Ilmu
Patofisiologi: Perub. fungsi karena penyakit
Penyakit yang dapat singgah pada manusia dapat melalui semua proses dan tidak langsung menjadi parah, selama proses ini terjadi perubahan dalam tubuh, baik secara: organik Organ
fungsional fungsi organ
• Patogenesis cenderung kearah organ (organik)
• Patifisiologi cenderung ke fungsional
kedua hal tersebut tdk dpt dipisahkan
Anatomi patologi
Patilogi
klinik patologi (lab)
• Patologi anatomi: mempelajari fase-fase (memeriksa masa/fase perjalanan penyakit) bagaimana organ tubuh berubah pada tiap fase
I II III IV
• Patologi klinik: (ilmu klinik) memeriksa darah,urin & cairan tubuh lainnya
Titik beratnya adalah bagaimana/sejauh mana perubahan organ dapat menyebagan perub. fungsional.
Cara mengambil bahan ada 4 cara:
1. Biopsi: mengambil sebagian kecil dari sebagian organ/jar.
2. Operasi: mengambil atau mengangkat seluruh kelainan.
3. Kerokan: mengambil sebagian besar kelainan.
4. Autopsi: bedah mayat.
• Autopsi klinik mayat berasal dari RS fungsinya untuk didiagnosis penyk. lebih lanjut.(sepenuhnya ijin keluarga)
• Autopsi forensik mayat berasal dari kepolisian(kriminal) ada undang-undang, keluarga tibak boleh ikut campur.
Dari ke 4 diatas yang pertama diperiksa :
1. Histopatologi (dilihat dari jaringan)
2. Sitopatologi (dilihat dari selnya satu persatu).
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel dlm. pemeriksaan menjadi kompleks.
Sitilogi ada dua cara :
1. mengambil cairan (pap smar) secara exfaliatif smar : cairan yang diambil dari cairan tubuh (darah,urin,dll) cairan tersebut diambil. Dasarnya: jaringan yang ganas akan mudah melepaskan sel-selnya ke cairan cairan tsb. diambil.
2. Biopsi dgn jarum halus mis. pd. tumor mamae. Potong beku (VC) dpt. dilakukan dgn cepat pd waktu pasien sudah di meja operasi, fungsina utk menentukan sejauh mana operasi dilakukan ( mengetahui keganasan tumor) angkat seluruhnya atau sebagian/diambil yg kelainan saja, sekalian utk menget. batas sayatan.
Kesimpulan: Patologi hanya melihat pd. fase dr. keseluruhan proses penyakit.
Pengiriman bahan :
Organ sel/jar. akan membusuk sebelum + 6 jam. utk mencegah jar tidak busuk maka dilakukan fiksasi (agar tdk busuk struktur & tdk berubah).untuk jar. di fiksasi dengan formalin 10 % ,sebelum 6 jam jar. harus sudah masuk dalam formalin.
Untuk sel di fiksasi dgn alkohol 95 % - 96% (hanya direndam dlm alkohol 1 jam) di kirim dlm bentuk preparat.
Untuk potong beku dibuat setelah jar./sel/organ diambil langsung disemprot dgn CO2 sampai jaringan mengeras utk dipotong/diperiksa.
Kelainan Degeneratif & Progesif
Tubuh terdiri dari sel/jar./organ menjadi sitem.
ex. sel lemak bersatu membentuk jar. lemak bersatu kembali membentuk organ bersatu kembali membentuk sistem.
nb. organ adl kumpulan dr jar. yg berbeda ( otak tdr : jar.ikat, lemak,dll).
kegunaan sistem : utk memenuhi kebutuhan tubuh
Pada sistem jika ada 1 sel rusak maka sistem tsb tdk sempurna bekerja.
Sel
dikelilingi oleh cairan
cair. plasma
intertestitial
intraselulair
sel yg normal ketiga cairan harus seimbang (homeostatis) zat-zat yang terdapat di dlm harus dlm perbandingan yg konstan, jika tdk akan sakit.
sel memperoleh pusat energi (tenaga) berasal dari proses metabolisme yt. reaksi pd intraseluler. yt. energi dr. proses metabolisme berasal dr. O2 + Zat makanan
sal. nafas sal.cerna sisa met.
O2 + zat makanan energi + sisa produksi
enzim dr. mitocondria sel
Bentuk sel disesuaikan dengan fungsinya
Kebutuhan sel :
1. O2
2. Makanan
3. Pengeluaran sisa CO2 + H2O
4. Homeostasis
Dari ke 4 normal maka kegiatan tdk terganggu.
Struktur sel :
• inti sel : utk reproduksi
• mitokondria : menghasilkan enzim
Fungsi sel :
• sekresi
• absorbsi
• proteksi
• kontraksi
• transmisi
absorbsi : utk menyerap ( di usus)
proteksi : utk perlindungan (sel epitel kulit)
Sistim tubuh
untuk memenuhi kebutuhan sel
1. sistim pernafasan : ( traktus respiratorius ) terdiri atas : hidung hingga paru dan alveolus. Pada orang asma terjadi penyempitan brokhiolus shg suplai O2 tdk sempurna maka metabolisme terganggu.
2. Sistim cerna: mulut sampai anus
sisa makan yang tdk dapat di cerna di usus halus akan dicerna di usus besar
3. Sistim sirkulasi : jantung sampai pembuluh darah yg berfungsi mensuplai darah.
arteri kapiler vena
O2 CO2 + H2O dll
zat makanan
sel
4. Sistim Kemih :
berfungsi utk mengeluarkan sisa metebolisme,air. elektrolit, nitrogen
-ureum nilai konstan
-as. urat dpt utk meme
-kreatinin riksa keainan
5. Sistim kerangka : (206 potong tulang) sbg. penunjang, pelindung, pembentukan sel darah.
6. Sistim otot : utk mengatur gerakan ex:
• mengunyah
• menelan
• Bab, bak
• bernafas
7. Sistim syaraf : saraf pusat (otak & med spinalis).
Ssp : pusat perintah seluruh kegiatan tubuh . bila rusak maka manusia mati
saraf tepi :
• jalur imformasi yg dibawa ke otak
• jalur instruksi yg berasal dr otak
8. Sistim Endokrin : kelenjar yang menghasilkan hormon yg berfungsi :
• mengatur komposisi urin & pengeluaranya
• mengatur derajat metabolisme
• mengatur perkembangan dan pertumbuhan
9. Sistim reproduksi : testis & ovarium berfungsi untuk perkembangbiakan .
Reaksi Sel terhadap Iritasi ( stress)
sumber utk terjadinya iritasi(stress) :
1. mekanis : tenaga/ benturan
2. fisik / alami :
• temperatur
• tek. darah
• alirat listrik/radiasi
3. bahan kimia: obat, racun, alkohol
4. infeksi : bakteri, parasit, virus, jamur
5. Defisiensi faktor fisiologis
• Hipoksia/anoksia :
• ganggu sirkulasi
• anemia Hb angkut O2
• keracunan CO
• Gangguan gizi:
• kekurangan prot, lemak dll
• obesitas
ADAPTASI:
1. Hipertrofi yt: pembesaran jaringan tubuh karena ukuran sel bertambah besar.
jumlah sel tetap
terjadi untuk meningkatkan daya kerja
yg. terjadi pd otot-otot yang bekerja keras.
contoh :
• aktifitas otot rangka menjadi besar
• pd penderita hipertensi jantung membesar
• pada kerja ginjal 1 akan membesar.
2. Hiperplasia : pembesaran jaringan /organ tubuh karena jumlah sel bertambah banyak
contoh : pembesaran pada payudara
3. Hipoplasia : jar./organ tubuh yang kecil, belum pernah mencapai ukuran normal karena pertumbuhan terganggu.
ATROFI : pengecilan dari jaringan tubuh yg. telah mencapai ukuran normal
1. Atrofi Neurogen : oleh karena kelumpuhan saraf sehingga saraf tdk berfungsi. ex. pd. organ karena lumpuh jadi tidak pernah digerakkan sehingga menjadi kecil.
2. Disuse Atrofi : karena organ yang tdk digerakkan dalam waktu yang lama (sengaja di istirahatkan).
3. Atrofi Vaskuler : oleh karena gangguan sirkulasi darah ex.: pada usia lanjut terjadi pengerasan pembuluh darah shg sirkulasi darah berkurang. terjadi pada otak akan mengecil ( arteriosklerosis).
4. Atrofi Endokrin : oleh karena gangguan hormon shg. produksi hormon berkurang. ex. : pada usia lanjut organ mengecil.
DEGENERASI:
perubahan atau perusakan pada sel (dapat kembali normal)
tanda-tandanya :
1. terdapat pengumpulan air dlm sel bengkak keruh krn ada pengumpulan air (mikroskopik) disebut degenerasi hidrofik
sitoplasmanya
yg terisi air tapi inti tetap
2. terdapat pengumpulan lemak dalam sel, disebut degenerasi lemak, yg sering terjadi pada jaringan hati. ex: pd orang alkoholis dan obesitas.
inti sel terdesak kepinggir oleh lemak
NEKROSIS:
autolisis
kematian dari jaringan/sel tubuh yang mengalami penghancuran shg. sampai lenyap. enzim yg dihasilkan oleh sel(diproduksi oleh sel itu sendiri) maka disebut autolisis
1 2 3 4
`
2. piknolisis : penciutan inti
3. karyoreksis : inti sel pecah
4. karyolisis : inti sel hancur/larut
pemeriksaan kimia : enzim yg keluar dari sel :
• SGOT ( Serum Glutamik Oxaladetc Transaminase)
• SGPT ( Serum Glutamik Phospo Transaminase )
• LDH ( Lactic Dehedrogenase )
• CPK ( Kreatinin Phospo Kinase )
Pembagian Nekrosis :
1. nekrosis Koagulatif : yg menggumpal karena protein sitiplasma sel akan mengeras spt putih telur.
2. Nekrosis Mencair : liquefaction necrosis. sering tak terjadi pada infeksi oleh bakteri yg supuratif sehingga menghasilkan nanah.
3. Nekrosis perkejuan/kaseasa : sel-sel yg mati menyerupai keju dan disebabkan oleh infeksi kuman TBC.
GANGREN
BEDAH PARU
Pembedahan :
indikasi
toleransi: kemamouan oenderita menjalani operasi secara klinik
Indikasi :
• Tumor paru
• tumor mediastinum
• Tumor plura/dindimg dada
• Batuk darah yang banyak
• Batuk darah berulang (tk.segera/sosial px)
• Empiyema(ps. wsd dulu tetap operasi)
• TB paru sputum persisten +
• Abses paru (tk. baik dgn antibiotik)
• Bronchiektasis dgn banyak keluhan
• Pneumothoraks berulang.(adanya udara bebas dalam rongga pleura paru kolap menguncup
nb. pada Operasi, sumber perdarahan pengangkatan dilakukan sesedikit mungkin dari sumber perdarahan. karena sito maka toleransi belum diketahui
Macam macam pembedahan :
• Pneumektomi (salah satu paru diangkat)
• Bilobektomi(dua lobus diangkat)
• Lobektomi(satu lobus diamgkat)
• Segmentektomi (satu segmen diangkat)
• Wedge resection(dijepit kemudian diangkat) kemungkinan bocor besar.
• Torakoplasti (yang diangkat tulang iga)bentuk dada akan masuk ke dalam. Bila ada lubang besar , teleransi tidak baik, iga diangkat lubang membuka
• Dekortilasi (pengelupasan korteks): pada Empiyema (nanah) bila ada korteks dan menebal dipasang drain supaya tdk keluar paru tdk mengembang.
Pemeriksaan Pre-ops
• Pemeriksaan klinik
• R0 :
• PA + Lat
• CT Scan
• Bronkografi (pemotretan dan pemasukan jat kontraspd. Broncho)
• Lab.:
• Darah: HB Leukosit, LED, Gol darah Protein (albumin, gbb, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin)
• Gula darah
• Waktu perdarahan
• Waktu Pembekuan
• AGD
• Urin:
• Faal paru
• Faal Jantung
• Infeksi Fokal (gigi, THT)
• Fisioterapi (latihan nafas, latihan batuk) fungsi paru menjadi optimal.
Toleransi
Klinik, faal paru, faal ginjal, faal hati.
Post Operasi
1. Tanda-tanda vital: T, N, P, S, Kesadaran
2. Perdarahan: Luka operasi, WSD catat perdarahan + mnt/jam, batuk darah.
3. Fisioterapi: Nafas dan batuk, gerakan ekstremitas.
nb. WSD drh: jangan diperhatikan jumlah darah saja ttp keadaan pasien: posisi, adanya sumbatan, TTV.
Bila ada darah bertambah banyak mungkin terdapat perdarahan di dalam yg tdk diket waktu operasi.
tarik nafas dalam supaya penderita tidak kolaps, bila ingin batuk ditahan , tarik nafas dalam dulu baru batuk. Gerakan ekstremitas terganggu, mungkin terjadi trombosit, secepatnya cegah trombosit.
Balans antara cairan dan darah.
Perawatan:
• Kasa/kain harus sering diganti
• Tidur terlentang, boleh miring agar tdk sakit, tdk ada pantangan.
nb.
1. Drainase dipasang ditempat yg paling rendah
2. Bila tidur tenlentang, cairan letakan dipunggung, posisi tidur semifowler.
3. memasang drain diatas resiko keringat/kotoran akan mudah masuk ke dalam, dapat terjadi infeksi sekunder dan hasil ahirnya jelek.
WSD:
• Sterilitas (luka-botol)
• Letak botol lebih rendah dari posisi operasi.
• Undulasi (fungsi WSD baik).
gerakan cairan dlm drain dpt dilihat: inspirasi cairan naik, ekspirasi cairan turun, bila diam berarti baik.
Komplikasi Operasi
• Terjadi perdarahan : bila tensi naik perlu reoperasi.
• Terjadi infeksi dapat dilihat : Luka operasi, rongga pleura.
• Fistula bronko-pleura.
Bronkus dipotong terjadi kebocoran, adanya udara masuk ke pleura terlihat pada WSD cairan mengandung gelembung udara.
• Gagal nafas
• Kematian
nb.
1. Bila cairan WSD kental perlu di spuling, bila encer cairan lancar dan harus disesuaikan dengan suhu tubuh.
2. Bila cairan masuk 150 pasien patuk secepatnya dikurangi supaya tdk masik dlm lubang saluran nafas dan terjadi aspirasi dan meninggal.
Cara mengangkat jahitan
perhatikan tube, untuk menghentikan sementara/paru mengembang dengan satu catlane tube.
bullae di paru diperhatikan, bila tdk timbul keluhan ttp aktivitas beresiko, bila pecah maka operasi bulektomi.
Dari debu asbes dpt terjadi kanker mesothekoma, dgn operasi tracheotomi tube, atau bedah plastik.
Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiofaskuler
Pengkajian Biopsikososial
Dx keperawatan
(sbg dasar akontabilitas dan responsibel)
Data dasar :
• Riwayat biopsikososial
• Pemeriksaan fisik
• Hasil lab.
Siatim Biologik:
• Keluhan penderita saat ini
• riwayat sakit saat ini
• riwayat kesehatam sebelumnya
• riwayat keluarga
Riwayat sakit saat ini
perjalanan penyakit mulai dari gejala yg dialami pasien saat ini
gejala digambarkan secara spesifik
“.... kadang-kadang saya merasa lemas...”
“....nyeri .....” perikarditis Angina
“....sesak nafas.....” ortopnooe, dispnoe, kecemasan,DOE (dispnoe on exresi)
Riwayat kesehatan terdahulu :
sakit terdahulu,
obat-obatan,
operasi
Infeksi sal. nafas akibat dari
demam rematik,
merokok,
tipe kepribadian, CAD
obesitas, DM
Riwayat keluarga ?
Pengkajian
Penyakit herediter, DM, CVD, Artheriosklerosis.
Pemeriksaan fisik
sejak awal perhatian ke tanda-tanda vital dimonitor </4jam stabil
Tehnik pemeriksaan fisik
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
Secara konvensional: postur dan kondisi kulit(warna, turgor, mobilitas, temperatur)
• Konjungtifa, mukosa mulut, telapak tangan.
• Cyanosis: sentral & perifer, sentral: (konjungtiva, lidah / hipoxi serebral), perifer: (cuping hidung ibu jari ujung) gangguan aliran darah ke suatu daerah. Lokal: ekstremitas gangguan venous return ke jantung.
Temperatur kulit :
Ekstremitas kiri dan kanan
Suhu CHF, peny. PD perifer, Syok
Ekstremitan :
Clubing finger schore
N : 160
AN : > 150 derajat
Obstruksi Pulmunal Kronik
- Cor pulmunal,ggn jantung konginetal
- Pengisian kapiler Kapiler Refill
normal < 3 det.
- Oedema
• penumpukan cairan pada ruang intertestinal
• lokasi menunjukan etiolagi
oedema tungkai bilateral CHF
Abdomen CH
oedema pd. daerah bebas (sakrum)
Pemeriksaan tanda-tanda vital
- tekana darah Orthostatik , postural hipotensi
- denyut nadi frequensi kuat / lemah, reguler/ireguler (disritmia)
Konfirmasi denyut jantung dan EKG (pada apek)
- Respirasi:
• Frequensi : dispneu, takhipneu, cheyne stiker (cepat dalam)
• Gerakan dada
• Perbandingan insp : eks (N. 1:2)
• Otot-otot tambahan
• Warna Sputum (adanya infeksi)
• Bunyi nafas
Kepala dan leher :
- Kepala : sianosis
- Leher : denyut arteri Karotis, tekanan vena yugularis
Perikardium:
PMI (pars Max Impuls) ICS & mid Clavicula
Pars Maximal Impuls :
Bunyi jantung :
- Lub-dup (S1 & S2)
- Lub-dup = 1
- Reguler/ireguler
- S1 penutupan mitral & trikuspidal)
arterioventrikuler apek N ICS : 5 Mid Clavikular
- S2 : penitupan semilubaris (aortik & pulmotik) ICS kanan2
- Extra bunyi : Gallop, murmur.
Pemeriksaan diagnostik:
• EKG
• ECHO (struktur jantung)
• Holter Monitor (aktivitas sehari-hari 24 jam, obat se hari hari)
• Tread Mill TD, EKG dimonitor
• Rongent pembersaran Jantung
• Lab: CKMB/LDL, SGPT/SGOT
• Kateterisasi
Penyakit Jantung Koroner
( Angina Pektoris dan Infark Miokard )
Nb:
Arteriosklerosis : penimbunan lemak di intima plak memjadi satu dgn intima banyak tronbi (lemak + Jar.fibrosa & vaskuler) penyempitan lumen arteri & lap. intima berubah(mengeras) trombi pecah/lepas Trombus.
yang berbahaya di daerah serebral. bila 75% dari lumen darah tertutup.
Faktor- faktor berinteraksi untuk terjadi :
• Usia
• < aktivitas
• Obesitas
• Stress
• Genetik
• Jenis kel.
• Hormonal
• Perokok
PJK = CAD
• penyebab pertama kematian pada penyakit jantung
• banyak pada usia produktif
----> etiologi Artheriosklerosis
----> faktor resiko :
dapat dimodifikasi, di blok bagian arteri kiri dan kanan arteri lrbih kecil = di PTCA
Aorta
a.coronaria a. coronaria kiri
kanan
HDL
TD HDL
Kolesterol
Merokok
BB
Olah Raga
Alkohol
Gangguan Katup Mitral Trikuspidal
Stenosis pada mitral, terjadi peningkatan tekanan atrium kiri
Insufisiensi (katup tdk. menutup dengan sempurna)
6-3-96 by dr. Lukman Hakim
PENYAKIT KATUB JANTUNG PADA MITRAL DAN AORTA
Kasus :
Anak wanita berumur 10 tahun, ku/ bengkak sendi lutut kanan, sejak 2 hari merah dan nyeri. 7 hari sebelumnya siku kiri bengkak, kelainan lain: berdebar-debar.
Poiatritis migrans : Terdapat bengkak dibeberapa tempat dan nyeri.
Demam reumatik pada anak kecil : panas, palpitasi, leukositosis, LED , dan poli atritis migrans.
DEMAM REUMATIK
Kriteria JONES :
Mayor : Minor:
Karditis Klinis : Demam
Poliatritis migrans Artragia
Korea Pernah Reumatik
Eritema marginatum
LAB: Hydro ekstrim ke intraseluluer.
Patos : sakit
Patologi :
Logos : Ilmu
Patofisiologi: Perub. fungsi karena penyakit
Penyakit yang dapat singgah pada manusia dapat melalui semua proses dan tidak langsung menjadi parah, selama proses ini terjadi perubahan dalam tubuh, baik secara: organik Organ
fungsional fungsi organ
• Patogenesis cenderung kearah organ (organik)
• Patifisiologi cenderung ke fungsional
kedua hal tersebut tdk dpt dipisahkan
Anatomi patologi
Patilogi
klinik patologi (lab)
• Patologi anatomi: mempelajari fase-fase (memeriksa masa/fase perjalanan penyakit) bagaimana organ tubuh berubah pada tiap fase
I II III IV
• Patologi klinik: (ilmu klinik) memeriksa darah,urin & cairan tubuh lainnya
Titik beratnya adalah bagaimana/sejauh mana perubahan organ dapat menyebagan perub. fungsional.
Cara mengambil bahan ada 4 cara:
1. Biopsi: mengambil sebagian kecil dari sebagian organ/jar.
2. Operasi: mengambil atau mengangkat seluruh kelainan.
3. Kerokan: mengambil sebagian besar kelainan.
4. Autopsi: bedah mayat.
• Autopsi klinik mayat berasal dari RS fungsinya untuk didiagnosis penyk. lebih lanjut.(sepenuhnya ijin keluarga)
• Autopsi forensik mayat berasal dari kepolisian(kriminal) ada undang-undang, keluarga tibak boleh ikut campur.
Dari ke 4 diatas yang pertama diperiksa :
1. Histopatologi (dilihat dari jaringan)
2. Sitopatologi (dilihat dari selnya satu persatu).
Jaringan adalah kumpulan dari sel-sel dlm. pemeriksaan menjadi kompleks.
Sitilogi ada dua cara :
1. mengambil cairan (pap smar) secara exfaliatif smar : cairan yang diambil dari cairan tubuh (darah,urin,dll) cairan tersebut diambil. Dasarnya: jaringan yang ganas akan mudah melepaskan sel-selnya ke cairan cairan tsb. diambil.
2. Biopsi dgn jarum halus mis. pd. tumor mamae. Potong beku (VC) dpt. dilakukan dgn cepat pd waktu pasien sudah di meja operasi, fungsina utk menentukan sejauh mana operasi dilakukan ( mengetahui keganasan tumor) angkat seluruhnya atau sebagian/diambil yg kelainan saja, sekalian utk menget. batas sayatan.
Kesimpulan: Patologi hanya melihat pd. fase dr. keseluruhan proses penyakit.
Pengiriman bahan :
Organ sel/jar. akan membusuk sebelum + 6 jam. utk mencegah jar tidak busuk maka dilakukan fiksasi (agar tdk busuk struktur & tdk berubah).untuk jar. di fiksasi dengan formalin 10 % ,sebelum 6 jam jar. harus sudah masuk dalam formalin.
Untuk sel di fiksasi dgn alkohol 95 % - 96% (hanya direndam dlm alkohol 1 jam) di kirim dlm bentuk preparat.
Untuk potong beku dibuat setelah jar./sel/organ diambil langsung disemprot dgn CO2 sampai jaringan mengeras utk dipotong/diperiksa.
Kelainan Degeneratif & Progesif
Tubuh terdiri dari sel/jar./organ menjadi sitem.
ex. sel lemak bersatu membentuk jar. lemak bersatu kembali membentuk organ bersatu kembali membentuk sistem.
nb. organ adl kumpulan dr jar. yg berbeda ( otak tdr : jar.ikat, lemak,dll).
kegunaan sistem : utk memenuhi kebutuhan tubuh
Pada sistem jika ada 1 sel rusak maka sistem tsb tdk sempurna bekerja.
Sel
dikelilingi oleh cairan
cair. plasma
intertestitial
intraselulair
sel yg normal ketiga cairan harus seimbang (homeostatis) zat-zat yang terdapat di dlm harus dlm perbandingan yg konstan, jika tdk akan sakit.
sel memperoleh pusat energi (tenaga) berasal dari proses metabolisme yt. reaksi pd intraseluler. yt. energi dr. proses metabolisme berasal dr. O2 + Zat makanan
sal. nafas sal.cerna sisa met.
O2 + zat makanan energi + sisa produksi
enzim dr. mitocondria sel
Bentuk sel disesuaikan dengan fungsinya
Kebutuhan sel :
1. O2
2. Makanan
3. Pengeluaran sisa CO2 + H2O
4. Homeostasis
Dari ke 4 normal maka kegiatan tdk terganggu.
Struktur sel :
• inti sel : utk reproduksi
• mitokondria : menghasilkan enzim
Fungsi sel :
• sekresi
• absorbsi
• proteksi
• kontraksi
• transmisi
absorbsi : utk menyerap ( di usus)
proteksi : utk perlindungan (sel epitel kulit)
Sistim tubuh
untuk memenuhi kebutuhan sel
1. sistim pernafasan : ( traktus respiratorius ) terdiri atas : hidung hingga paru dan alveolus. Pada orang asma terjadi penyempitan brokhiolus shg suplai O2 tdk sempurna maka metabolisme terganggu.
2. Sistim cerna: mulut sampai anus
sisa makan yang tdk dapat di cerna di usus halus akan dicerna di usus besar
3. Sistim sirkulasi : jantung sampai pembuluh darah yg berfungsi mensuplai darah.
arteri kapiler vena
O2 CO2 + H2O dll
zat makanan
sel
4. Sistim Kemih :
berfungsi utk mengeluarkan sisa metebolisme,air. elektrolit, nitrogen
-ureum nilai konstan
-as. urat dpt utk meme
-kreatinin riksa keainan
5. Sistim kerangka : (206 potong tulang) sbg. penunjang, pelindung, pembentukan sel darah.
6. Sistim otot : utk mengatur gerakan ex:
• mengunyah
• menelan
• Bab, bak
• bernafas
7. Sistim syaraf : saraf pusat (otak & med spinalis).
Ssp : pusat perintah seluruh kegiatan tubuh . bila rusak maka manusia mati
saraf tepi :
• jalur imformasi yg dibawa ke otak
• jalur instruksi yg berasal dr otak
8. Sistim Endokrin : kelenjar yang menghasilkan hormon yg berfungsi :
• mengatur komposisi urin & pengeluaranya
• mengatur derajat metabolisme
• mengatur perkembangan dan pertumbuhan
9. Sistim reproduksi : testis & ovarium berfungsi untuk perkembangbiakan .
Reaksi Sel terhadap Iritasi ( stress)
sumber utk terjadinya iritasi(stress) :
1. mekanis : tenaga/ benturan
2. fisik / alami :
• temperatur
• tek. darah
• alirat listrik/radiasi
3. bahan kimia: obat, racun, alkohol
4. infeksi : bakteri, parasit, virus, jamur
5. Defisiensi faktor fisiologis
• Hipoksia/anoksia :
• ganggu sirkulasi
• anemia Hb angkut O2
• keracunan CO
• Gangguan gizi:
• kekurangan prot, lemak dll
• obesitas
ADAPTASI:
1. Hipertrofi yt: pembesaran jaringan tubuh karena ukuran sel bertambah besar.
jumlah sel tetap
terjadi untuk meningkatkan daya kerja
yg. terjadi pd otot-otot yang bekerja keras.
contoh :
• aktifitas otot rangka menjadi besar
• pd penderita hipertensi jantung membesar
• pada kerja ginjal 1 akan membesar.
2. Hiperplasia : pembesaran jaringan /organ tubuh karena jumlah sel bertambah banyak
contoh : pembesaran pada payudara
3. Hipoplasia : jar./organ tubuh yang kecil, belum pernah mencapai ukuran normal karena pertumbuhan terganggu.
ATROFI : pengecilan dari jaringan tubuh yg. telah mencapai ukuran normal
1. Atrofi Neurogen : oleh karena kelumpuhan saraf sehingga saraf tdk berfungsi. ex. pd. organ karena lumpuh jadi tidak pernah digerakkan sehingga menjadi kecil.
2. Disuse Atrofi : karena organ yang tdk digerakkan dalam waktu yang lama (sengaja di istirahatkan).
3. Atrofi Vaskuler : oleh karena gangguan sirkulasi darah ex.: pada usia lanjut terjadi pengerasan pembuluh darah shg sirkulasi darah berkurang. terjadi pada otak akan mengecil ( arteriosklerosis).
4. Atrofi Endokrin : oleh karena gangguan hormon shg. produksi hormon berkurang. ex. : pada usia lanjut organ mengecil.
DEGENERASI:
perubahan atau perusakan pada sel (dapat kembali normal)
tanda-tandanya :
1. terdapat pengumpulan air dlm sel bengkak keruh krn ada pengumpulan air (mikroskopik) disebut degenerasi hidrofik
sitoplasmanya
yg terisi air tapi inti tetap
2. terdapat pengumpulan lemak dalam sel, disebut degenerasi lemak, yg sering terjadi pada jaringan hati. ex: pd orang alkoholis dan obesitas.
inti sel terdesak kepinggir oleh lemak
NEKROSIS:
autolisis
kematian dari jaringan/sel tubuh yang mengalami penghancuran shg. sampai lenyap. enzim yg dihasilkan oleh sel(diproduksi oleh sel itu sendiri) maka disebut autolisis
1 2 3 4
`
2. piknolisis : penciutan inti
3. karyoreksis : inti sel pecah
4. karyolisis : inti sel hancur/larut
pemeriksaan kimia : enzim yg keluar dari sel :
• SGOT ( Serum Glutamik Oxaladetc Transaminase)
• SGPT ( Serum Glutamik Phospo Transaminase )
• LDH ( Lactic Dehedrogenase )
• CPK ( Kreatinin Phospo Kinase )
Pembagian Nekrosis :
1. nekrosis Koagulatif : yg menggumpal karena protein sitiplasma sel akan mengeras spt putih telur.
2. Nekrosis Mencair : liquefaction necrosis. sering tak terjadi pada infeksi oleh bakteri yg supuratif sehingga menghasilkan nanah.
3. Nekrosis perkejuan/kaseasa : sel-sel yg mati menyerupai keju dan disebabkan oleh infeksi kuman TBC.
GANGREN
BEDAH PARU
Pembedahan :
indikasi
toleransi: kemamouan oenderita menjalani operasi secara klinik
Indikasi :
• Tumor paru
• tumor mediastinum
• Tumor plura/dindimg dada
• Batuk darah yang banyak
• Batuk darah berulang (tk.segera/sosial px)
• Empiyema(ps. wsd dulu tetap operasi)
• TB paru sputum persisten +
• Abses paru (tk. baik dgn antibiotik)
• Bronchiektasis dgn banyak keluhan
• Pneumothoraks berulang.(adanya udara bebas dalam rongga pleura paru kolap menguncup
nb. pada Operasi, sumber perdarahan pengangkatan dilakukan sesedikit mungkin dari sumber perdarahan. karena sito maka toleransi belum diketahui
Macam macam pembedahan :
• Pneumektomi (salah satu paru diangkat)
• Bilobektomi(dua lobus diangkat)
• Lobektomi(satu lobus diamgkat)
• Segmentektomi (satu segmen diangkat)
• Wedge resection(dijepit kemudian diangkat) kemungkinan bocor besar.
• Torakoplasti (yang diangkat tulang iga)bentuk dada akan masuk ke dalam. Bila ada lubang besar , teleransi tidak baik, iga diangkat lubang membuka
• Dekortilasi (pengelupasan korteks): pada Empiyema (nanah) bila ada korteks dan menebal dipasang drain supaya tdk keluar paru tdk mengembang.
Pemeriksaan Pre-ops
• Pemeriksaan klinik
• R0 :
• PA + Lat
• CT Scan
• Bronkografi (pemotretan dan pemasukan jat kontraspd. Broncho)
• Lab.:
• Darah: HB Leukosit, LED, Gol darah Protein (albumin, gbb, SGOT, SGPT, Ureum, Kreatinin)
• Gula darah
• Waktu perdarahan
• Waktu Pembekuan
• AGD
• Urin:
• Faal paru
• Faal Jantung
• Infeksi Fokal (gigi, THT)
• Fisioterapi (latihan nafas, latihan batuk) fungsi paru menjadi optimal.
Toleransi
Klinik, faal paru, faal ginjal, faal hati.
Post Operasi
1. Tanda-tanda vital: T, N, P, S, Kesadaran
2. Perdarahan: Luka operasi, WSD catat perdarahan + mnt/jam, batuk darah.
3. Fisioterapi: Nafas dan batuk, gerakan ekstremitas.
nb. WSD drh: jangan diperhatikan jumlah darah saja ttp keadaan pasien: posisi, adanya sumbatan, TTV.
Bila ada darah bertambah banyak mungkin terdapat perdarahan di dalam yg tdk diket waktu operasi.
tarik nafas dalam supaya penderita tidak kolaps, bila ingin batuk ditahan , tarik nafas dalam dulu baru batuk. Gerakan ekstremitas terganggu, mungkin terjadi trombosit, secepatnya cegah trombosit.
Balans antara cairan dan darah.
Perawatan:
• Kasa/kain harus sering diganti
• Tidur terlentang, boleh miring agar tdk sakit, tdk ada pantangan.
nb.
1. Drainase dipasang ditempat yg paling rendah
2. Bila tidur tenlentang, cairan letakan dipunggung, posisi tidur semifowler.
3. memasang drain diatas resiko keringat/kotoran akan mudah masuk ke dalam, dapat terjadi infeksi sekunder dan hasil ahirnya jelek.
WSD:
• Sterilitas (luka-botol)
• Letak botol lebih rendah dari posisi operasi.
• Undulasi (fungsi WSD baik).
gerakan cairan dlm drain dpt dilihat: inspirasi cairan naik, ekspirasi cairan turun, bila diam berarti baik.
Komplikasi Operasi
• Terjadi perdarahan : bila tensi naik perlu reoperasi.
• Terjadi infeksi dapat dilihat : Luka operasi, rongga pleura.
• Fistula bronko-pleura.
Bronkus dipotong terjadi kebocoran, adanya udara masuk ke pleura terlihat pada WSD cairan mengandung gelembung udara.
• Gagal nafas
• Kematian
nb.
1. Bila cairan WSD kental perlu di spuling, bila encer cairan lancar dan harus disesuaikan dengan suhu tubuh.
2. Bila cairan masuk 150 pasien patuk secepatnya dikurangi supaya tdk masik dlm lubang saluran nafas dan terjadi aspirasi dan meninggal.
Cara mengangkat jahitan
perhatikan tube, untuk menghentikan sementara/paru mengembang dengan satu catlane tube.
bullae di paru diperhatikan, bila tdk timbul keluhan ttp aktivitas beresiko, bila pecah maka operasi bulektomi.
Dari debu asbes dpt terjadi kanker mesothekoma, dgn operasi tracheotomi tube, atau bedah plastik.
Asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem kardiofaskuler
Pengkajian Biopsikososial
Dx keperawatan
(sbg dasar akontabilitas dan responsibel)
Data dasar :
• Riwayat biopsikososial
• Pemeriksaan fisik
• Hasil lab.
Siatim Biologik:
• Keluhan penderita saat ini
• riwayat sakit saat ini
• riwayat kesehatam sebelumnya
• riwayat keluarga
Riwayat sakit saat ini
perjalanan penyakit mulai dari gejala yg dialami pasien saat ini
gejala digambarkan secara spesifik
“.... kadang-kadang saya merasa lemas...”
“....nyeri .....” perikarditis Angina
“....sesak nafas.....” ortopnooe, dispnoe, kecemasan,DOE (dispnoe on exresi)
Riwayat kesehatan terdahulu :
sakit terdahulu,
obat-obatan,
operasi
Infeksi sal. nafas akibat dari
demam rematik,
merokok,
tipe kepribadian, CAD
obesitas, DM
Riwayat keluarga ?
Pengkajian
Penyakit herediter, DM, CVD, Artheriosklerosis.
Pemeriksaan fisik
sejak awal perhatian ke tanda-tanda vital dimonitor </4jam stabil
Tehnik pemeriksaan fisik
• Inspeksi
• Palpasi
• Perkusi
• Auskultasi
Secara konvensional: postur dan kondisi kulit(warna, turgor, mobilitas, temperatur)
• Konjungtifa, mukosa mulut, telapak tangan.
• Cyanosis: sentral & perifer, sentral: (konjungtiva, lidah / hipoxi serebral), perifer: (cuping hidung ibu jari ujung) gangguan aliran darah ke suatu daerah. Lokal: ekstremitas gangguan venous return ke jantung.
Temperatur kulit :
Ekstremitas kiri dan kanan
Suhu CHF, peny. PD perifer, Syok
Ekstremitan :
Clubing finger schore
N : 160
AN : > 150 derajat
Obstruksi Pulmunal Kronik
- Cor pulmunal,ggn jantung konginetal
- Pengisian kapiler Kapiler Refill
normal < 3 det.
- Oedema
• penumpukan cairan pada ruang intertestinal
• lokasi menunjukan etiolagi
oedema tungkai bilateral CHF
Abdomen CH
oedema pd. daerah bebas (sakrum)
Pemeriksaan tanda-tanda vital
- tekana darah Orthostatik , postural hipotensi
- denyut nadi frequensi kuat / lemah, reguler/ireguler (disritmia)
Konfirmasi denyut jantung dan EKG (pada apek)
- Respirasi:
• Frequensi : dispneu, takhipneu, cheyne stiker (cepat dalam)
• Gerakan dada
• Perbandingan insp : eks (N. 1:2)
• Otot-otot tambahan
• Warna Sputum (adanya infeksi)
• Bunyi nafas
Kepala dan leher :
- Kepala : sianosis
- Leher : denyut arteri Karotis, tekanan vena yugularis
Perikardium:
PMI (pars Max Impuls) ICS & mid Clavicula
Pars Maximal Impuls :
Bunyi jantung :
- Lub-dup (S1 & S2)
- Lub-dup = 1
- Reguler/ireguler
- S1 penutupan mitral & trikuspidal)
arterioventrikuler apek N ICS : 5 Mid Clavikular
- S2 : penitupan semilubaris (aortik & pulmotik) ICS kanan2
- Extra bunyi : Gallop, murmur.
Pemeriksaan diagnostik:
• EKG
• ECHO (struktur jantung)
• Holter Monitor (aktivitas sehari-hari 24 jam, obat se hari hari)
• Tread Mill TD, EKG dimonitor
• Rongent pembersaran Jantung
• Lab: CKMB/LDL, SGPT/SGOT
• Kateterisasi
Penyakit Jantung Koroner
( Angina Pektoris dan Infark Miokard )
Nb:
Arteriosklerosis : penimbunan lemak di intima plak memjadi satu dgn intima banyak tronbi (lemak + Jar.fibrosa & vaskuler) penyempitan lumen arteri & lap. intima berubah(mengeras) trombi pecah/lepas Trombus.
yang berbahaya di daerah serebral. bila 75% dari lumen darah tertutup.
Faktor- faktor berinteraksi untuk terjadi :
• Usia
• < aktivitas
• Obesitas
• Stress
• Genetik
• Jenis kel.
• Hormonal
• Perokok
PJK = CAD
• penyebab pertama kematian pada penyakit jantung
• banyak pada usia produktif
----> etiologi Artheriosklerosis
----> faktor resiko :
dapat dimodifikasi, di blok bagian arteri kiri dan kanan arteri lrbih kecil = di PTCA
Aorta
a.coronaria a. coronaria kiri
kanan
HDL
TD HDL
Kolesterol
Merokok
BB
Olah Raga
Alkohol
Gangguan Katup Mitral Trikuspidal
Stenosis pada mitral, terjadi peningkatan tekanan atrium kiri
Insufisiensi (katup tdk. menutup dengan sempurna)
6-3-96 by dr. Lukman Hakim
PENYAKIT KATUB JANTUNG PADA MITRAL DAN AORTA
Kasus :
Anak wanita berumur 10 tahun, ku/ bengkak sendi lutut kanan, sejak 2 hari merah dan nyeri. 7 hari sebelumnya siku kiri bengkak, kelainan lain: berdebar-debar.
Poiatritis migrans : Terdapat bengkak dibeberapa tempat dan nyeri.
Demam reumatik pada anak kecil : panas, palpitasi, leukositosis, LED , dan poli atritis migrans.
DEMAM REUMATIK
Kriteria JONES :
Mayor : Minor:
Karditis Klinis : Demam
Poliatritis migrans Artragia
Korea Pernah Reumatik
Eritema marginatum
LAB: Hydro ekstrim ke intraseluluer.
No comments:
Post a Comment