ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. K
DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA RONKHIAL DI RUANG PALM RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik (PBK) Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu :
Ahmad Zakiudin, S.KM
Arisnawati, S.Kep
AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
Benda – Sirampog – Brebes
2011
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkhiolus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.(Elizabet J. Corwin, 2000 : 430).
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi.(Arief Mansoer, dkk, 1999 : 476)
B. Etiologi
Penyebab asma masih belum jelas, tetapi serangan asma dapat timbul bila ada faktor pencetusnya.
Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Inspeksi saluran napas : influenza
b. Pemajanan terhadap allergen tungau, debu rumah, bulu binatang
c. Pemajaan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi
d. Kegiatan jasmani : lari
e. Ekspresi emosial takut, marah, frustasi
f. Obat-obat aspirin
g. Lingkungan kerja : uap zat kimia
h. Polusi udara : asap rokok
i. Pengawet makanan : sulfit
C. Pathofisiologi
Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbat mukus, edema, dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obtruksi terjebak tidak bisa diekspirasi.
Selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsioanal (KRF), dan pasien akan bernapas pada volume yang mendekati pada kapasitas paru total (KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran nafas tetap terbuka dan pertuaran gas berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot-otot bantu napas.
Gangguan yang berupa obstruksi saluran nafas dapat dinilai secara obyektif dengan VEP1 (Volume ekspirasi paksa detik pertama) atau APE (arus puncak ekspirasi), sedangkan penurunan KVP (kapasitas vital paksa) menggambarkan derajat hiperinlasi paru. Penyempitan saluran nafas dapat terjadi baik pada saluran nafas yang besar, sedang maupun kecil. Gejala mengi menandakan adanya penyempitan disaluran nafas besar, sedangakan pada saluran nafas kecil gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.
Hipoksia yang berlangsung lama menyebakan asidosis metabolic dan kontriksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan shunthing yaitu peredaran darah tanpa melalui unit pertukaran gas yang baik, yang akibatnya memperburuk hiperkapia dengan demikian penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut.
a. Ganguan ventilasi berupa hipoventilasi
b. Ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak setara dengan sirkulasi darah paru
c. Gangguan difusi gas ditingkat alveoli
Ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan : hipoksemia, hiperkapni, asidosis respiratorik.
D. Parthway
Faktor pencetus (infesi virus, debu, asap rokok, dll)
Hiperaktivitas Brontus
Spasme otot brontus Peningkatan produksi Inflamasi dinding
mukus brontus
Mengi Ketidak efektifan
jalan nafas
Ketidak efektifan Gangguan pola tidur Nafsu makan
pola nafas menurun
Kurang pengetahuan Jalan nafas sempit Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Resiko tinggi ketidak Menurunnya aliran O2
efektifan pola nafas ke paru
panjang
Penurunan difusi paru Edema
Kerusakan pertukaran gas
E. Manifestasi klinis
a. Dispneu berat
b. Retraksi dada
c. Napas cuping hidung
d. Peningkatan jelas usaha bernapas
e. Wheezing
f. Pernapasan yang dangkal dan cepat
g. Selama serangan asma, udara terperangkap karena spasme dan mucus memperlambat ekspirasi. Hal ini menyebabkan waktu menghembuskan udara menjadi lebih lama.
F. Klasifikasi Asma
Klasifikasi asma menjadi 3 yaitu :
a. Asma ekstrinsik (alergi)
Disebabkan oleh alergen misalnya serbuk sari, bulu binatang, makanan dan jamur
b. Asma intrinsik (non alergik)
Disebabkan oleh virus traktus respiratorius, latihan, emosi, polutan,lingkungan, obat-obat aspirin, agen anti inflamasi non steroid, pewarna rambut dan pengawet makanan (sulfit)
c. Asma gabungan (campuran)
Merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk ekstrinsik maupun intrinsic.
G. Komplikasi
a. Pneumothoraks
b. Pneumomediastium dan emfisema subkutis
c. Atelaktasis
d. Aspergilosis bronkopulnar alergik
e. Bronkhitis
f. Gagal nafas
H. Pemeriksaan penunjang
a. Spirometri
Melihat respon pengobatan dengan bronkodilator, dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator hirup (inhaler atau nebulizer), golongan adrenergik beta.
b. Uji provokasi bronkus
Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi ronkus dengan histamin, kegiatan jasmani, udar dingin.
c. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium Apergilus umigatus
d. Uji kulit
Untuk menunjukkan adanya anti body IgE spesifik dalam tubuh
e. Foto dada
Untuk menyingkirkan penyebab lain otruksi saluran napas dan adanay kecurigaan terhadap keadaan patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks
f. Analisis gas darah
Pemeriksaan ini hanya digunakan pada penderita asma berat
I. Pengkajian
Hal – hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut :
1. Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya
Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/factor lingkungan
Kaji riwayat pekerjaan pasien
2. Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas
Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari
Tidur dala posisi duduk tinggi
3. Pernafasan
Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Nafas memburuk ketika pasien berbaring terlentang di tempat tidur
Menggunakan alat bantu pernafasan, misalnya meninggikan bahu, melebarkan hidung
Adanya bunyi nafas tinggi
Adanya batuk berulang
4. Sirkulasi
Adanya peningkatan tekanan darah
Adanya peningkatan frekuensi jantung
Warna kulit atau membrane mukosa normal/abu-abu/sianosis
Kemerahan atau berkeringat
5. Integritas ego
Ansietas
Ketakutan
Peka rangsangan
Gelisah
6. Asupan nutrisi
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan
Penurunan berat badan karena anoreksia
7. Hubungan social
Keterbatasanmobilitas fisik
Susah bicara atau bicara terbata-bata
Adanya ketergantungan pada orang lain
J. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan broncospasme
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
(spasme bronkus)
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah mengerti
K. Intervensi
Dx : I
Kriteria hasil : Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi bersih dan jelas
Intervensi Rasional
Mandiri
- Auskultasi bunyi nafas, catat
adanya bunyi nafas, missal mengi
- Kaji/ pantau frekuensi pernapasan catat rasio inspirasi atau ekspirasi
- Catat adanya derajat dispnea, ansietas distress pernapasan, penggunaan obat bantu
- Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien, contoh :
- Meninggikan kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
- Pertahankan polusi lingkungan minimum Contoh : debu, asap, dll
Kolaborasi :
- Berikan obat sesuai dengan indikasi bronkodilator
- Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/ tidak dimanifestasikan adanya nafas advertisus
- Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan/selama stress/ adanya proses infeksi akut
- Disfungsi pernapasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit
- Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi perrnapasan dengan menggunakan gravitasi
- Pencetus tipe alergi pernapasan dapat mentringer episode akut
- Merelaksasikan otot halus dan menurunkan spasme jalan napas, mengi, dan produksi mukosa
Dx : II
Intervensi Rasional
Mandiri :
- Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan
- Sering lakukan perawatan oral, buang secret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai
- Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi
- Pasien distress pernapasan akut sering anoreksia karena dispnea
- Rasa tidak enak, bau menurunkan nafsu makan dan dapat menyebabkan mual/muntah dengan peningkatan kesulitan napas.
- Menurunkan dispnea dan meningkatkan energy untuk makan, meningkatkan masukan
Dx : III
Kriteria hasil : Perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat
Intervensi Rasional
Mandiri :
- Kaji/ awasi secara rutin dan membrane mukosa
- Palpasi fremitus
- Awasi tanda-tanda vital dan irama jantung
Kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGD dan toleransi pasien
- Sianosis mungkin perifer atau sentral keabu-abuan dan sianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia
- Penurunan getaran vibrasi diduga adanya pengumpulan cairan/udara
- Takikardi, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung
- Dapat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia
Dx : IV
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman komdisi/proses penyakit dan tindakan
Intervensi Rasional
Mandiri:
- Jelaskan tentang penyakit individu
- Diskusikan obat pernapasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan
- Tunjukkan teknik penggunaan inhaler
- Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan
- Penting bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan merugikan.
- Pemberian obat yang tepat meningkatkan keefektifannya.
ASUAHAN KEPERAWATAN PADA NY. K
DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKHIAL
DI RUANG PALM RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Tanggal Masuk : 6 Oktober 2011 Diagnose Medis: Asma Bronkhial
Tanggal Pengkajian : 7 Oktober 2011
Ruang : Palm
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Usia : 56 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Alamat : Kedung Banteng
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 30 Tahun
Alamat : Kedung Banteng
Pekerjaan : Pedagang
Hubungan dengan klien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan dadanya terasa sesak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dating ke IGD RSUD Dr. Soeselo Slawi tanggal 6 Oktober 2011 dengan keluhan sesak nafas ± 2 hari, sesak kumat-kumatan, untuk bernapas sulit
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah sakit dengan gejala serupansudah 3 tahun yang lalu dan sembuh setelah berobat ke dokter di daerahnya. Bila napasnya sesak selalu minum obat dari dokter yang ada di daerahnya.
4. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hub. Menikah
: Hub. Anak
: Tinggal serumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
1. TD :140/80 3. S : 38°C
2. N : 80Xx/menit 4. RR : 28x/menit
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
1. Wajah dan kulit kepala
Kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah tampak pucat
2. Mata
Fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis
3. Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret
4. Telinga
Fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen
5. Mulut
Gigi, gusi, dan lidah bersih
b. Leher
Tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis
c. Thorax dan Paru
Bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru ronchi, irama an regular, frekuensi 28x/menit
d. Jantung
Normal, tidak ada keluhan
e. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada keluhan
f. Ginjal
Normal, tidak ada keluhan
g. Genetalia
Klien mengatakan tidak ada keluhan
h. Musculoskeletal
Ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.
i. Integument
Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang.
D. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
1. Pola Persepsi
Klien mengatakan sehat itu penting, untuk menjaga agar tetap sehat klien makan 3x sehari. Bila sakit biasanya klien hanya membeli obat warung.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan minum 5-6 gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan
Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan sayur dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari, klien mengatakan mual.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, BAB
5-6x sehari.
Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 1x selama 2 hari dengan konsistensi lembek, BAK 5-6 kali sehari dank lien dibantu keluarganya untuk ke toilet.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari dari jam 21.00 – 08.00 WIB tanpa ada gangguan.
Selama sakit klien tidur malam 4-5 jam dengan waktu yang tidak tentu, klien mengatakan sulit tidur karena kalau malam napas terasa sesak.
5. Pola aktivitas
Sebelum sakit, klien adalah ibu yang rajin bekerja dan dalam melakukan kegiatannya dilakukan secara mandiri.
Selama dirawat/ sakit klien merasa lemah dan terasa sesak dadanya untuk bernapas saat beraktivitas seperti berjalan, klien dibantu keluarga atau orang lain.
6. Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami gangguan pola pokir serta orientasi.
7. Konsep diri
Klien adalah seorang istri/ibu rumah tangga dengan mempunyai 4 orang anak, bekerja sebagai pedagang dan berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari.
8. Peran hubungan
Klien dalam berhubungan dengan orang lain dan keluarganya baik, selama sakit klien diberi perhatiann yang lebih oleh suami dan ke 4 anaknya.
9. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam yang taat beribadah dan selama dirawat klien hanya bisa berdo’a untuk kesembuhannya.
E. TERAPHY MEDIK
NO TERAPHY DOSIS
1 Infus RL 20 TPM
2 O₂ 3 liter/ menit
3 Nebulizer Fentolin 1 ampul + aquabides
4 Dexametason 1 ampul
5 Ceftriaxone 1 ampul
6 Ranitidine 1 ampul
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai satuan
Hematologi
Paket darah lengkap
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit
11.0
4.4
12.0
39
88
30
34
225
0.09
0.2
93.90
3.70
10ˆ3/UL
10ˆ3/UL
g/dl
%
FL
Pg
g/dl
10ˆ3/UL
%
%
%
%
2.5 – 11.0
3.80 – 5.20
13.2 – 17.3
40 – 52
80 – 100
26 – 34
32 – 36
150 – 400
2.00 – 4.00
0 – 1
25 – 40
2 – 8
KIMIA KLINIK
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai satuan
GDS 222 Mg/dl 75 – 140
Ureum 27.6 Mg/dl 17.1 – 42.8
G. ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi Problem
1 7 – 10 – 2011 DS : - Klien mengatakan dadanya sesak saat bernapas
- Klien mengatakan saat batuk sekretnya susah untuk dikeluarkan
DO : - Paru bergerak cepat
- Respirasi 28x/menit Akumulasi secret pada bronkus Bersihan jalan nafas tidak efektif
2 7 – 10 – 2011 DS : Klien mengatakan mual
DO : - Makan habis ½ porsi
- Klien lemah
- Hb 12.0 Factor biologi
(ketidakmampuan mencerna, mengabsorbsi makanan) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3 7 – 10 – 2011 DS : - Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan kalau malam lebih sesak
DO : - Mata klien kemerahan
- Wajah pucat Sesak napas Gangguan pola istirahat dan tidur
H. DAFTAR MASALAH
No Dx Keperawatan Tgl. Timbul Tgl. Teratasi Paraf
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret pada bronkus 7 – 10 – 2011
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologi ( ketidakmampuan mencerna, mengabsorbsi makanan ) 7 – 10 – 2011
3 Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak napas 7 – 10 – 2011
I. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl/jam Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
8 – 10 – 2011
08.00 WIB I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan napas klien tidak sesak lagi dengan kriteria hasil :
- Klien mengatakan napas tidak sesak lagi
- Klien mampu mengeluarkan secret
- RR 24x/menit 1. Kaji fungsi pernapasan (frekuensi, bunyi, jumlah)
2. Ajarkan cara batuk efektif
3. Kaji TTV
4. Atur posisi klien
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator
8 – 10 – 2011
12.00 WIB II Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Klien menghabiskan porsi makannya
- Klien merasa tidak lemas lagi
- Klien tidak mual lagi
- Hb ↑/ DBN 1. Kaji pola makan
2. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
3. Anjurkan makan makanan yang hangat
4. Koloborasi dengan ahli gizi
9 – 10 – 2011
08.00 WIB III Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien mampu memenuhi pola istirahat dan tidur dengan kriteria hasil :
- Istirahat klien terpenuhi
- Klien tampak segar 1. Kaji pola istirahat
2. Berikan O₂
3. Kolaborasi pemberian obat tidur
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Jam Dx Implementasi Respon Paraf
9-10-2011 12.00WIB I 1. Memantau pernapasan klien
2. Menjelaskan dan mengajarkan batuk efektif
3. Memposisikan klien semifowler
4. Mengukur TTV - Pernapasan masih sesak
- Secret belum keluar
- Klien mau melakukan posisi semifowler
- TD : 130/80 mmhg
- N : 80x/menit
- S : 36,5°C
- RR : 28x/menit
10-10-2011 12.00WIB II 1. Memberikan porsi makan sedikit tapi sering
2. Memberikan makanan yang masih hangat
3. Menginstruksikan klien agar menarik napas dalam, perlahan, dan menelan secara sadar untuk mengurangi mual - Klien mau makan makanan yang diberikan (menghabiskan porsinya)
- Klien mau melakukan tarik napas dalam yang diajarkan
11-10-2011 08.00WIB III - Memantau pola tidur klien
- Memberikan O₂ 3 liter/menit
- Memberikan obat tidur (diazepam) per oral - Klien tidur nyenyak
- Obat masuk tidak ada alergi
K. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Jam Dx Catatan Perkembangan Paraf
12-10-2011 08.00WIB I S : Klien mengatakan napasnya masih sesak
O : - RR 28x/ menit
- Pernapasan ireguler
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji fungsi pernapasan ( frekuensi, bunyi, jumlah )
- Ajarkan cara batuk efektif
- Kaji TTV
- Atur posisi klien
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
12-10-2011 09.00WIB II S : Klien mengatakan sudah tidak mual lagi
O : - Klien mau menghabiskan makanannya
- Klien tidak lemas lagi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
12-10-2011 10.30WIB III S : Klien mengatakan bisa tidur nyenyak
O : - Keadaan umum baik
- Wajah klien tampak segar
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA RONKHIAL DI RUANG PALM RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik (PBK) Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu :
Ahmad Zakiudin, S.KM
Arisnawati, S.Kep
AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
Benda – Sirampog – Brebes
2011
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Asma adalah penyakit pernapasan obstruktif yang ditandai oleh spasme akut otot polos bronkhiolus. Hal ini menyebabkan obstruksi aliran udara dan penurunan ventilasi alveolus.(Elizabet J. Corwin, 2000 : 430).
Asma merupakan gangguan inflamasi kronik jalan napas yang melibatkan berbagai sel inflamasi.(Arief Mansoer, dkk, 1999 : 476)
B. Etiologi
Penyebab asma masih belum jelas, tetapi serangan asma dapat timbul bila ada faktor pencetusnya.
Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Inspeksi saluran napas : influenza
b. Pemajanan terhadap allergen tungau, debu rumah, bulu binatang
c. Pemajaan terhadap iritan asap rokok, minyak wangi
d. Kegiatan jasmani : lari
e. Ekspresi emosial takut, marah, frustasi
f. Obat-obat aspirin
g. Lingkungan kerja : uap zat kimia
h. Polusi udara : asap rokok
i. Pengawet makanan : sulfit
C. Pathofisiologi
Obstruksi saluran napas pada asma merupakan kombinasi spasme otot bronkus, sumbat mukus, edema, dan inflamasi dinding bronkus. Obstruksi bertambah berat selama ekspirasi karena saluran napas menyempit pada fase tersebut. Hal ini mengakibatkan udara distal tempat terjadinya obtruksi terjebak tidak bisa diekspirasi.
Selanjutnya terjadi peningkatan volume residu, kapasitas residu fungsioanal (KRF), dan pasien akan bernapas pada volume yang mendekati pada kapasitas paru total (KPT). Keadaan hiperinflasi ini bertujuan agar saluran nafas tetap terbuka dan pertuaran gas berjalan lancar. Untuk mempertahankan hiperinflasi ini diperlukan otot-otot bantu napas.
Gangguan yang berupa obstruksi saluran nafas dapat dinilai secara obyektif dengan VEP1 (Volume ekspirasi paksa detik pertama) atau APE (arus puncak ekspirasi), sedangkan penurunan KVP (kapasitas vital paksa) menggambarkan derajat hiperinlasi paru. Penyempitan saluran nafas dapat terjadi baik pada saluran nafas yang besar, sedang maupun kecil. Gejala mengi menandakan adanya penyempitan disaluran nafas besar, sedangakan pada saluran nafas kecil gejala batuk dan sesak lebih dominan dibanding mengi.
Hipoksia yang berlangsung lama menyebakan asidosis metabolic dan kontriksi pembuluh darah paru yang kemudian menyebabkan shunthing yaitu peredaran darah tanpa melalui unit pertukaran gas yang baik, yang akibatnya memperburuk hiperkapia dengan demikian penyempitan saluran napas pada asma akan menimbulkan hal-hal sebagai berikut.
a. Ganguan ventilasi berupa hipoventilasi
b. Ketidakseimbangan ventilasi perfusi dimana distribusi ventilasi tidak setara dengan sirkulasi darah paru
c. Gangguan difusi gas ditingkat alveoli
Ketiga faktor tersebut akan mengakibatkan : hipoksemia, hiperkapni, asidosis respiratorik.
D. Parthway
Faktor pencetus (infesi virus, debu, asap rokok, dll)
Hiperaktivitas Brontus
Spasme otot brontus Peningkatan produksi Inflamasi dinding
mukus brontus
Mengi Ketidak efektifan
jalan nafas
Ketidak efektifan Gangguan pola tidur Nafsu makan
pola nafas menurun
Kurang pengetahuan Jalan nafas sempit Perubahan nutrisi
kurang dari kebutuhan
tubuh
Resiko tinggi ketidak Menurunnya aliran O2
efektifan pola nafas ke paru
panjang
Penurunan difusi paru Edema
Kerusakan pertukaran gas
E. Manifestasi klinis
a. Dispneu berat
b. Retraksi dada
c. Napas cuping hidung
d. Peningkatan jelas usaha bernapas
e. Wheezing
f. Pernapasan yang dangkal dan cepat
g. Selama serangan asma, udara terperangkap karena spasme dan mucus memperlambat ekspirasi. Hal ini menyebabkan waktu menghembuskan udara menjadi lebih lama.
F. Klasifikasi Asma
Klasifikasi asma menjadi 3 yaitu :
a. Asma ekstrinsik (alergi)
Disebabkan oleh alergen misalnya serbuk sari, bulu binatang, makanan dan jamur
b. Asma intrinsik (non alergik)
Disebabkan oleh virus traktus respiratorius, latihan, emosi, polutan,lingkungan, obat-obat aspirin, agen anti inflamasi non steroid, pewarna rambut dan pengawet makanan (sulfit)
c. Asma gabungan (campuran)
Merupakan bentuk asma yang paling umum. Asma ini mempunyai karakteristik dari bentuk ekstrinsik maupun intrinsic.
G. Komplikasi
a. Pneumothoraks
b. Pneumomediastium dan emfisema subkutis
c. Atelaktasis
d. Aspergilosis bronkopulnar alergik
e. Bronkhitis
f. Gagal nafas
H. Pemeriksaan penunjang
a. Spirometri
Melihat respon pengobatan dengan bronkodilator, dilakukan sebelum dan sesudah pemberian bronkodilator hirup (inhaler atau nebulizer), golongan adrenergik beta.
b. Uji provokasi bronkus
Ada beberapa cara untuk melakukan uji provokasi ronkus dengan histamin, kegiatan jasmani, udar dingin.
c. Pemeriksaan sputum
Pemeriksaan ini penting untuk melihat adanya miselium Apergilus umigatus
d. Uji kulit
Untuk menunjukkan adanya anti body IgE spesifik dalam tubuh
e. Foto dada
Untuk menyingkirkan penyebab lain otruksi saluran napas dan adanay kecurigaan terhadap keadaan patologis di paru atau komplikasi asma seperti pneumotoraks
f. Analisis gas darah
Pemeriksaan ini hanya digunakan pada penderita asma berat
I. Pengkajian
Hal – hal yang perlu dikaji pada pasien asma adalah sebagai berikut :
1. Riwayat kesehatan masa lalu
Kaji riwayat pribadi atau keluarga tentang penyakit paru sebelumnya
Kaji riwayat reaksi alergi atau sensitifitas terhadap zat/factor lingkungan
Kaji riwayat pekerjaan pasien
2. Aktivitas
Ketidakmampuan melakukan aktivitas karena sulit bernafas
Adanya penurunan kemampuan/peningkatan kebutuhan bantuan melakukan aktivitas sehari-hari
Tidur dala posisi duduk tinggi
3. Pernafasan
Dispnea pada saat istirahat atau respon terhadap aktivitas atau latihan
Nafas memburuk ketika pasien berbaring terlentang di tempat tidur
Menggunakan alat bantu pernafasan, misalnya meninggikan bahu, melebarkan hidung
Adanya bunyi nafas tinggi
Adanya batuk berulang
4. Sirkulasi
Adanya peningkatan tekanan darah
Adanya peningkatan frekuensi jantung
Warna kulit atau membrane mukosa normal/abu-abu/sianosis
Kemerahan atau berkeringat
5. Integritas ego
Ansietas
Ketakutan
Peka rangsangan
Gelisah
6. Asupan nutrisi
Ketidakmampuan untuk makan karena distress pernafasan
Penurunan berat badan karena anoreksia
7. Hubungan social
Keterbatasanmobilitas fisik
Susah bicara atau bicara terbata-bata
Adanya ketergantungan pada orang lain
J. Diagnosa yang mungkin muncul
1. Tidak efektif bersihan jalan nafas berhubungan dengan broncospasme
2. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia
3. Kerusakan pertukaran gas berhubungan dengan gangguan suplai oksigen
(spasme bronkus)
4. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kurang informasi, salah mengerti
K. Intervensi
Dx : I
Kriteria hasil : Mempertahankan jalan napas paten dengan bunyi bersih dan jelas
Intervensi Rasional
Mandiri
- Auskultasi bunyi nafas, catat
adanya bunyi nafas, missal mengi
- Kaji/ pantau frekuensi pernapasan catat rasio inspirasi atau ekspirasi
- Catat adanya derajat dispnea, ansietas distress pernapasan, penggunaan obat bantu
- Tempatkan posisi yang nyaman pada pasien, contoh :
- Meninggikan kepala tempat tidur, duduk pada sandaran tempat tidur
- Pertahankan polusi lingkungan minimum Contoh : debu, asap, dll
Kolaborasi :
- Berikan obat sesuai dengan indikasi bronkodilator
- Beberapa derajat spasme bronkus terjadi dengan obstruksi jalan nafas dan dapat/ tidak dimanifestasikan adanya nafas advertisus
- Takipnea biasanya ada pada beberapa derajat dan dapat ditemukan pada penerimaan/selama stress/ adanya proses infeksi akut
- Disfungsi pernapasan adalah variable yang tergantung pada tahap proses akut yang menimbulkan perawatan di rumah sakit
- Peninggian kepala tempat tidur memudahkan fungsi perrnapasan dengan menggunakan gravitasi
- Pencetus tipe alergi pernapasan dapat mentringer episode akut
- Merelaksasikan otot halus dan menurunkan spasme jalan napas, mengi, dan produksi mukosa
Dx : II
Intervensi Rasional
Mandiri :
- Kaji kebiasaan diet, masukan makanan saat ini. Catat derajat kerusakan makanan
- Sering lakukan perawatan oral, buang secret, berikan wadah khusus untuk sekali pakai
- Berikan oksigen tambahan selama makan sesuai indikasi
- Pasien distress pernapasan akut sering anoreksia karena dispnea
- Rasa tidak enak, bau menurunkan nafsu makan dan dapat menyebabkan mual/muntah dengan peningkatan kesulitan napas.
- Menurunkan dispnea dan meningkatkan energy untuk makan, meningkatkan masukan
Dx : III
Kriteria hasil : Perbaikan ventilasi dan oksigen jaringan adekuat
Intervensi Rasional
Mandiri :
- Kaji/ awasi secara rutin dan membrane mukosa
- Palpasi fremitus
- Awasi tanda-tanda vital dan irama jantung
Kolaborasi
- Berikan oksigen tambahan sesuai dengan indikasi hasil AGD dan toleransi pasien
- Sianosis mungkin perifer atau sentral keabu-abuan dan sianosis sentral mengindikasikan beratnya hipoksemia
- Penurunan getaran vibrasi diduga adanya pengumpulan cairan/udara
- Takikardi, disritmia dan perubahan tekanan darah dapat menunjukkan efek hipoksemia sistemik pada fungsi jantung
- Dapat memperbaiki atau mencegah memburuknya hipoksia
Dx : IV
Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman komdisi/proses penyakit dan tindakan
Intervensi Rasional
Mandiri:
- Jelaskan tentang penyakit individu
- Diskusikan obat pernapasan, efek samping dan reaksi yang tidak diinginkan
- Tunjukkan teknik penggunaan inhaler
- Menurunkan ansietas dan dapat menimbulkan perbaikan partisipasi pada rencana pengobatan
- Penting bagi pasien memahami perbedaan antara efek samping mengganggu dan merugikan.
- Pemberian obat yang tepat meningkatkan keefektifannya.
ASUAHAN KEPERAWATAN PADA NY. K
DENGAN GANGGUAN PERNAFASAN : ASMA BRONKHIAL
DI RUANG PALM RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Tanggal Masuk : 6 Oktober 2011 Diagnose Medis: Asma Bronkhial
Tanggal Pengkajian : 7 Oktober 2011
Ruang : Palm
A. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. K
Usia : 56 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku/ Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMP
Alamat : Kedung Banteng
2. Identitas Penanggung Jawab
Nama : Ny. L
Umur : 30 Tahun
Alamat : Kedung Banteng
Pekerjaan : Pedagang
Hubungan dengan klien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Klien mengatakan dadanya terasa sesak
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien dating ke IGD RSUD Dr. Soeselo Slawi tanggal 6 Oktober 2011 dengan keluhan sesak nafas ± 2 hari, sesak kumat-kumatan, untuk bernapas sulit
3. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Klien mengatakan sebelumnya pernah sakit dengan gejala serupansudah 3 tahun yang lalu dan sembuh setelah berobat ke dokter di daerahnya. Bila napasnya sesak selalu minum obat dari dokter yang ada di daerahnya.
4. Genogram
Keterangan :
: Laki-laki
: Perempuan
: Klien
: Hub. Menikah
: Hub. Anak
: Tinggal serumah
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum
b. Kesadaran
c. Tanda-tanda vital
1. TD :140/80 3. S : 38°C
2. N : 80Xx/menit 4. RR : 28x/menit
2. Pemeriksaan head to toe
a. Kepala
1. Wajah dan kulit kepala
Kulit kepala bersih, rambut beruban, wajah tampak pucat
2. Mata
Fungsi dan bentuk normal, tanpa menggunakan alat bantu penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva anemis
3. Hidung
Bentuk dan fungsi normal, tidak ada polip dan secret
4. Telinga
Fungsi dan bentuk normal, tidak ada serumen
5. Mulut
Gigi, gusi, dan lidah bersih
b. Leher
Tidak ada pembesaran tyroid maupun vena jugularis
c. Thorax dan Paru
Bentuk dada simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru ronchi, irama an regular, frekuensi 28x/menit
d. Jantung
Normal, tidak ada keluhan
e. Abdomen
Bentuk simetris, tidak ada keluhan
f. Ginjal
Normal, tidak ada keluhan
g. Genetalia
Klien mengatakan tidak ada keluhan
h. Musculoskeletal
Ekstermitas atas normal, pada tangan kiri terpasang infuse RL 20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.
i. Integument
Turgor kulit baik, tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang.
D. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
1. Pola Persepsi
Klien mengatakan sehat itu penting, untuk menjaga agar tetap sehat klien makan 3x sehari. Bila sakit biasanya klien hanya membeli obat warung.
2. Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk dan minum 5-6 gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan
Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan sayur dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari, klien mengatakan mual.
3. Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x sehari dengan konsistensi lembek, BAB
5-6x sehari.
Selama sakit klien mengatakan selama di RS BAB 1x selama 2 hari dengan konsistensi lembek, BAK 5-6 kali sehari dank lien dibantu keluarganya untuk ke toilet.
4. Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari dari jam 21.00 – 08.00 WIB tanpa ada gangguan.
Selama sakit klien tidur malam 4-5 jam dengan waktu yang tidak tentu, klien mengatakan sulit tidur karena kalau malam napas terasa sesak.
5. Pola aktivitas
Sebelum sakit, klien adalah ibu yang rajin bekerja dan dalam melakukan kegiatannya dilakukan secara mandiri.
Selama dirawat/ sakit klien merasa lemah dan terasa sesak dadanya untuk bernapas saat beraktivitas seperti berjalan, klien dibantu keluarga atau orang lain.
6. Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi panca indra dan tidak mengalami gangguan pola pokir serta orientasi.
7. Konsep diri
Klien adalah seorang istri/ibu rumah tangga dengan mempunyai 4 orang anak, bekerja sebagai pedagang dan berusaha mencukupi kebutuhan sehari-hari.
8. Peran hubungan
Klien dalam berhubungan dengan orang lain dan keluarganya baik, selama sakit klien diberi perhatiann yang lebih oleh suami dan ke 4 anaknya.
9. Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam yang taat beribadah dan selama dirawat klien hanya bisa berdo’a untuk kesembuhannya.
E. TERAPHY MEDIK
NO TERAPHY DOSIS
1 Infus RL 20 TPM
2 O₂ 3 liter/ menit
3 Nebulizer Fentolin 1 ampul + aquabides
4 Dexametason 1 ampul
5 Ceftriaxone 1 ampul
6 Ranitidine 1 ampul
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai satuan
Hematologi
Paket darah lengkap
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Hematokrit
MCV
MCH
MCHC
Trombosit
Eosinofil
Basofil
Limfosit
Monosit
11.0
4.4
12.0
39
88
30
34
225
0.09
0.2
93.90
3.70
10ˆ3/UL
10ˆ3/UL
g/dl
%
FL
Pg
g/dl
10ˆ3/UL
%
%
%
%
2.5 – 11.0
3.80 – 5.20
13.2 – 17.3
40 – 52
80 – 100
26 – 34
32 – 36
150 – 400
2.00 – 4.00
0 – 1
25 – 40
2 – 8
KIMIA KLINIK
Pemeriksaan Hasil Satuan Nilai satuan
GDS 222 Mg/dl 75 – 140
Ureum 27.6 Mg/dl 17.1 – 42.8
G. ANALISA DATA
No Tanggal Data Etiologi Problem
1 7 – 10 – 2011 DS : - Klien mengatakan dadanya sesak saat bernapas
- Klien mengatakan saat batuk sekretnya susah untuk dikeluarkan
DO : - Paru bergerak cepat
- Respirasi 28x/menit Akumulasi secret pada bronkus Bersihan jalan nafas tidak efektif
2 7 – 10 – 2011 DS : Klien mengatakan mual
DO : - Makan habis ½ porsi
- Klien lemah
- Hb 12.0 Factor biologi
(ketidakmampuan mencerna, mengabsorbsi makanan) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3 7 – 10 – 2011 DS : - Klien mengatakan sulit tidur
- Klien mengatakan kalau malam lebih sesak
DO : - Mata klien kemerahan
- Wajah pucat Sesak napas Gangguan pola istirahat dan tidur
H. DAFTAR MASALAH
No Dx Keperawatan Tgl. Timbul Tgl. Teratasi Paraf
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan akumulasi secret pada bronkus 7 – 10 – 2011
2 Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan factor biologi ( ketidakmampuan mencerna, mengabsorbsi makanan ) 7 – 10 – 2011
3 Gangguan pola istirahat dan tidur berhubungan dengan sesak napas 7 – 10 – 2011
I. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl/jam Dx Tujuan dan kriteria hasil Intervensi Paraf
8 – 10 – 2011
08.00 WIB I Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan napas klien tidak sesak lagi dengan kriteria hasil :
- Klien mengatakan napas tidak sesak lagi
- Klien mampu mengeluarkan secret
- RR 24x/menit 1. Kaji fungsi pernapasan (frekuensi, bunyi, jumlah)
2. Ajarkan cara batuk efektif
3. Kaji TTV
4. Atur posisi klien
5. Kolaborasi pemberian bronkodilator
8 – 10 – 2011
12.00 WIB II Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan nutrisi klien terpenuhi dengan kriteria hasil :
- Klien menghabiskan porsi makannya
- Klien merasa tidak lemas lagi
- Klien tidak mual lagi
- Hb ↑/ DBN 1. Kaji pola makan
2. Anjurkan klien untuk makan sedikit tapi sering
3. Anjurkan makan makanan yang hangat
4. Koloborasi dengan ahli gizi
9 – 10 – 2011
08.00 WIB III Setelah dilakuakan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien mampu memenuhi pola istirahat dan tidur dengan kriteria hasil :
- Istirahat klien terpenuhi
- Klien tampak segar 1. Kaji pola istirahat
2. Berikan O₂
3. Kolaborasi pemberian obat tidur
J. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Tanggal Jam Dx Implementasi Respon Paraf
9-10-2011 12.00WIB I 1. Memantau pernapasan klien
2. Menjelaskan dan mengajarkan batuk efektif
3. Memposisikan klien semifowler
4. Mengukur TTV - Pernapasan masih sesak
- Secret belum keluar
- Klien mau melakukan posisi semifowler
- TD : 130/80 mmhg
- N : 80x/menit
- S : 36,5°C
- RR : 28x/menit
10-10-2011 12.00WIB II 1. Memberikan porsi makan sedikit tapi sering
2. Memberikan makanan yang masih hangat
3. Menginstruksikan klien agar menarik napas dalam, perlahan, dan menelan secara sadar untuk mengurangi mual - Klien mau makan makanan yang diberikan (menghabiskan porsinya)
- Klien mau melakukan tarik napas dalam yang diajarkan
11-10-2011 08.00WIB III - Memantau pola tidur klien
- Memberikan O₂ 3 liter/menit
- Memberikan obat tidur (diazepam) per oral - Klien tidur nyenyak
- Obat masuk tidak ada alergi
K. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal Jam Dx Catatan Perkembangan Paraf
12-10-2011 08.00WIB I S : Klien mengatakan napasnya masih sesak
O : - RR 28x/ menit
- Pernapasan ireguler
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
- Kaji fungsi pernapasan ( frekuensi, bunyi, jumlah )
- Ajarkan cara batuk efektif
- Kaji TTV
- Atur posisi klien
- Kolaborasi pemberian bronkodilator
12-10-2011 09.00WIB II S : Klien mengatakan sudah tidak mual lagi
O : - Klien mau menghabiskan makanannya
- Klien tidak lemas lagi
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
12-10-2011 10.30WIB III S : Klien mengatakan bisa tidur nyenyak
O : - Keadaan umum baik
- Wajah klien tampak segar
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
No comments:
Post a Comment