Sunday, 10 March 2013

ASKEP DIARE

ASKEP DIARE

BAB I
PENDAHULUAN


A.    Latar Belakang
Diare adalah kehilangan cairan dan ekolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan tinja yang encer atau cair.
Diare dapat disebabkan oleh berbagai infeksi, selain penyebab lain seperti malabsorbsi. Diare sebenarnya merupakan salah satu gejala dari penyakit pada system gastrointestinal atau penyakit lain di luar saluran pencernaan. Tetapi sekarang lebih dikenal dengan “penyakit diare” karena dengan sebutan penyakit diare akan mempercepat tindakan penanggulangan. Penyakit diare terutam pada bayi perlu mendapatkan tindakan secepatnya karena dapat membawa bencana bila terlambat.
Walaupun penyakit diare tidak semua menular misalnya karena faktor malabsorbsi, tetapi perlu perawatan di kamar yang terpisah dengan perlengkapan cuci tangan untuk mencegah infeksi serta tempat pakaian kotor tersendiri. Masalah pasien diare yang perlu diperhatikan ialah resiko terjadi gangguan sirkulasi darah, kebutuhan nutrisi, resiko terjadi komplikasi, gangguan rasa aman dan nyaman, kurangnya pengetahuan mengenai penyakit.
Penyakit diare dapat menyerang siapa saja mulai dari anak, dewasa maupun orang tua (lansia) dan penyakit diare ini biasanyakebanyakan disebabakan oleh infeksi. Oleh karena itu penulis merasa tertarik untuk menerapkan asuhan keperawatan diare pada pasien S.






B.     Tujuan Penulisan
1.      Tujuan Umum
Untuk dapat memperoleh gambaran nyata atau informasi tentang asuhan keperawatan pada pasien diare.

2.      Tujuan Khusus
Agar mahasiswa mampu menyusun asuhan keperawatan yang terdiri dari pengkajian, membuat diagnosa keperawatan, menyusun rencana keperawatan, melaksanakan tindakan keperawatan dan melakukan evaluasi keperawatan pada pasien diare.

C.    Metode Penulisan
Metode penulisan yang digunakan dalam makalah ini ditulis dengan metode deskriptif dengan teknik pengumpulan data, wawancara dan pemeriksaan fisik.




BAB II
PEMBAHASAN

A.    Dasar Teori
1.      Pengertian
Diare adalah kehilangan cairan dan elektrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali atau lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.

2.      Etiologi
a.       Infeksi (virus, bakteri dan parasit)
b.      Non Infeksi
•         Alergi makanan : susu, protein
•         Gangguan metabolic atau mal-absorbsi
•         Iritasi langsung pada saluran pencernaan oleh makanan
•         Penyakit gangguan endokrin
•         Emosional atau stress
•         Menurunnya daya tahan tubuh
•         Kekurangan gizi
•         Obat-obatan : antibiotika

3.      Patofisisologi
•         Meningkatnya motilitas dan cepatnya pengosongan pada intestinal merupakan akibat dari gangguan absorbsi dan ekskresi cairan dan elektrolit yang berlebihan.
•         Cairan sodium, potassium dan bikarbonat berpindah dari rongga ekrtraseluler ke dalam tinja, sehingga mengakibatkan dehidrasi dan dapat terjadi asidosis metabolic.
•         Transportasi aktif akibat rangsangan taksin bakteri terhadap elektrolit ke dalam usus halus. Sel dalam mukosa intestinal mengalami iritasi dan meningkatnya sekresi cairan dan elektrolit. Mikroorganisme yang masuk akan merusak sel mukosa intestinal sehingga menurunkan area permukaan intestinal, perubahan kapasitas intestinal dan terjadi gangguan absorbsi cairan dan elektrolit.
•         Peradangan akan terjadi penurunan kemampuan intestinal untuk mengabsorbsi cairan dan elektrolit serta bahan-bahan makanan.
Menurunnya pemasukan atau hilangnya cairan akibat :
                        - Muntah                     - Demam
                        -Diare                          -Hiperventilasi
                        

            Cairan ekstraseluler Hilang dengan cepat
                                                

                        Ketidakseimbangan elektrolit
                                                

                    Hilangnya cairan dalam intraseluler
                                               

                                   Disfungsi selulere
                                               

                                 Syok hipovolemik
                                                

                                         Kematian

                       
4.      Tanda dan Gejala
  Naunesa
  Muntah
  Nyeri perut
  Demam
  Diare
  Haus
  Lidah kering
  Tulang pipi menonjol
  Anoreksia
  Lemah
  Turgor kulit menurun
  Seara menjadi serak
  Frekuensi nafas cepat
  Tekanan darah menurun
  Gelisah
  Pucat
  Ekstrimitas dingin
  Siagnosis
  Anuria

Derajat Dehidrasi
1.      Dehidrasi berat
Terdapat dua atau lebih dari tanda-tanda berikut ini
    Latergi atau tidak sabar
    Mata cekung
    Tidak bisa minim atau malas minum
    Cubitan kulit perut kembalinya sangat lambat
2.      Dehidrasi dingin
  Gelisah, mudah marah

  Mata cekung
  Haus, banyak minum
  Cubitan kerut kembalinya sangat lambat
3.      Tanpa Dehidrasi
Tidak cukup tanda-tanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi berat atau ringan/ sedang

5.    Pemeriksaan Diagnostic
  pemeriksaan darah tepi lengkap
  pemeriksaan AGD, elektrolit, ureum, kreatinin dan berat jenis plasma
  pemeriksaan urine lengkap
  pemeriksaan tinja, PH, leukosit, glukosa dan adanya darah
  pemeriksaan biakan empedu bila demam tinggi dan dicurigai infeksi sistemik
  riwayat alergi pada obat-obatan dan makanan

6.    Penatalaksanaan
a.       Dehidrasi sebagai prioritas utama pengobatan
4 hal penting yang perlu diperhatikan
1)      Jenis cairan
  Oral : pedialyte atau oralit
  Parental : NaCl, isotonic, infus
2)      Jumlah cairan
Jumalh cairan yang diberikan sesuai dengan cairan yang dikeluarkan
3)      Jalan masuk atau cara pemberiaan
Oral atau parental
4)      Jadwal pemberian cairan
Diberikan 2 jam pertama, selanjutnya dilakukan penilaian kembali status hidrasi untuk menghitung kebutuhan cairan

b.      Identifikasi penyebab diare
c.       Terapi simtematik
Obat anti diare, obat anti motilitas dan sekresi usus, antiemetik
d.      Terapi definitive
Sebagai langkah pencegahan seperti hygiene peroranan, sanitasi lingkungan

B.     TINJAUAN KASUS
1.   Pengkajian
  Nama pasien                         :  S
  Umur                                    :  65 tahun
  Jenis kelamin                        :  Perempuan
  Agama                                  :  Islam
  Suku bansa                           :  Jawa/ Indonesia
  Alamat                                 :  Sawalan
  Tgl masuk                             :  -
  Pekerjaan                              :  Tidak bekerja
  Keluhan utama                     :  Pada saat pengkajian ps mengeluh / mengatakan badannya lemas dan diare
  Riwayat kesehatan sekarang:  Ps mengatakan diare tanggal 3 Februari 2006 setelah makan seiang. Ps mengatakan makan sesuai menu seperti biasa. Ps mengatakan belakangan ini di kamarnya banyak terdapat lalat. Ps BAB lebih dari 5 kali dengan kensistensi encer. Ps tidak menatakan kondisinya kepada keluarganya, akhirnya sore tanggal 3 Februari 2006 Ps diberikan perawatan khusus
  Riwayat kesehatan dahulu   :  Ps menatakan dulu pernah diare tapi hanya 2 hari setelah minum obat anti diare Ps langsung sembuh. Ps pernah masuk rumah sakit karena kecelakaan.
  Riwayat kesehatan               :  Didalam keluarga pasien tidak ada yang menderita penyakit menular.

  Genogram :
           
   
            
2.      Pola Kebiasaan
a.       Pola Nutrisi
  Sebelum sakit ps mengatakan biasa makan 3x sehari dengan menu pagi bubur, satu gelas kopi dan kue. Siang dan malam nasi, lauk, sayur dan kadang buah, makan habis satu porsi tiap makan. Minum 6-7 gelas/ hari
  Saat sakit pasien mengatakan selalu lapar tapi nafsu makan berkurang. Ps hanya makan setengah porsi dari biasanya, minum 6-7 gelas/ hari.
b.      Pola Tidur/ Istirahat
  Sebelum sakit pasien mengatakan biasa tidur dari pukul 22.00 sampai 05.00. ps terbiasa tidur siang selama 2 jam
  Saat sakit ps mengatakan tidur sering terjaga karena merasa kurang nyaman dengan keadaannya. Ps mengatakan mulai dapat tidur pukul 20.00 sampai04.00 ps sering terbangun dimalam hari.
c.       Pola Aktifitas
  Sebelum sakit dan saat sakit pasien mengatakan aktifitasnya tidak begitu terganggu. Ps masih bisa memenuhi kebutuhannya secara mandiri seperti mandi, makan, hanya pada saat sakit ps mengatakan kebanyakan istirahat.
d.      Pola Eliminasi
  Sebelum sakit ps mengatakan biasa BAB satu kali sehari dengan konsistensi feses lembek, warna kuning. BAK 4-5 kali sehari dengan warna kuning, bau pesing
  Saat sakit pasien mengatakan diare dengan konsistensi encer, bau, warna kakuningan. Lendir tidak ada, darah tidak ada Ps mengatakan BAB kurang lebih sudah 5 kali sehari. BAK tidak mengalami perubahan 4-5 kali sehari.



e.       Pola Koping
  sebelum sakit ps mengatakan tidak pernah menceritakan masalahnya dengan orang lain, ps berusaha mengatasi sendiri tanpa bantuan orang lain
  saat sakit ps menatakan selalu menceritakan masalahnya dengan orang lain (keluarga). Dalam mengatasi masalahnya ps meminta bantuan keluarga
f.       Pola kognitif
Ingatan pasien menurun. Bila ditanya sesuatu pasien berusaha keras mengingatnya kembali
g.      Konsep diri
Sebelum sakit ps selalu tampak ceria, dapat memenuhi kebutuhannya dengan mandiri seperti mandi, makan, pasien banyak bicara (cerewet) tapi pada saat sakit pasien lebih banyak  diam, mengurung diri di kamar. Ps mengetakan tidak percaya diri, merasa tidak berguna dengan kondisi seperti ini.
h.      Pola reproduksi
Pasien mengatakan empat orang anak, dua perempuan dan dua laki-laki. Ps mengatakan tidak menstruasi lagi (menopause) ps sudah memiliki 5 orang cucu.
i.        Hubungan dengan masyrakat
Hubungan ps dengan masyarakat baik.
j.        Pola kepercayaan (spiritual)
Pasien beragama Hindu dan bisa biasa sembahyang setiap hari pada pagi hari. Saat sakit pasien hanya berdoa di tempat tidur
3.      Pemeriksaan fisik
a)      Keadaan umum
  Kesadaran       : Compos mentis
  TB/ BB            : 160 Cm / 59 Kg


b.      Vital Sign
  Tekanan darah : 130/80 mmHg
  Nadi                : 72x/mnt
  Pernafasan       : 20 x/ mnt
  Suhu                : 36.7 0C
4.    Pemeriksaan Penunjang : Tidak ada

5.    Analisa Data
No    Data subyektif    Data obyektif    Kesimpulan

      Pasien mengatakan diare lebihb dari 5 kali, konsistensi feses encer

  Ps mengatakan lemas nafsu makan kurang


  Ps mengatakan makan habis setengah porsi
  Ps mengatakan sering terbangun di malam hari      Ps tampak pucat
  Mukosa bibir kering

  Ps tampak lemas
  Perut tampak cekung

  Ps tampak gelisah
  Muka pucat    Kekurangan volume cairan


Gangguan kabutuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh

Gangguan pola tidur

6.    Rumusan Masalah
a)      kekurangan volume cairan
b)      gangguan kebutuhan nutrisi kurang
c)      gangguan pola tidur




2.      DIAGNOSA KEPERAWATAN
Pohon masalah
      
1.      Diare b/d malabsorbsi kekurangan Volume cairan b/d Diare (BAB encer) d/d ps mengatakan diare lebih dari 5 kali, konsistensi feses encer. Ps tampak pucat, mukosa bibir kering. Karena volume cairan b/d kehilangan volume cairan secara aktif.
2.      Gangguan kebutuhan nutrisi kurang dair kebutuhan tubuh b/d pola makan terganggu d/d ps mengatakan makanan habis setengah porsi, nafsu maka berkurang, ps tampak lemas, perut cekung. Keseimbangan nutrisi : dari kebutuhan b/d ketidakmampuan mengabsorbsi makanan.
3.      Gangguan pola tidur b/d nyeri d/d ps mengatakan cemas dengan keadaannya. Ps mengatakan sering terbangun di malam hari. Ps tampak gelisah dan muka pucat. Gangguna pola tidur b/d mual.

3.    INTERVENSI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 – 5 Februari 2006
Hari/Tgl    No. Dx    Tujuan     Tindakan     Rasional

Dx III    Setelah diberikan askep selama 2x24 jam diharapkan keseimbangan volume cairan terpenuhi dengan kriteria hasil :
 Ps mengatakan diare berkurang dengan kosistensi feses lembek



 Ps tidak pucat lagi

 Mukosa bibir lembab


Setelah  diberi askep selama 2x24 jam diharapkan kebutuhan nutrisi terpenuhi sesuai kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil :
 Ps tidak lemas
 Ps mengatakan nafsu makan meningkat
 Makan habis satu porsi


Setelah diberi askep selama 2x24 jam diharapkan tidur/istirahat teratur (tidak terganggu) dengan kriteria hasil:
 Ps mengatakan tidak cemas
 Ps mengatakan tidur nyenyak
 Ps tampak tenang
      Observasi dan catat frekuensi, karakteristik, dan jumlah
  Kaji status hidrasi intake dan output

  Monitor tanda vital dan observasi keadaan umum



  Pemberian obat anti diare



Kaji intake dan output makanan
  Beri makanan yang mengandung nilai gizi tinggi
  Beri makanan yang disukai, makan lunak dan rendah serat
  
  


  Kaji kebutuhan ps dapat istirahat
  Ciptakan suasana yang nyaman saat tidur
  Anjurkan ps untuk cuci tangan dan kaki dengan air hangat
  Anjurkan ps untuk berdoa sebelum tidur.
      Dapat diketahui berat ringannya diare dan status dehidrasi
  Dapat diketahui keseimbangan cairan

  Hipotensi, takikardi, demam dapat menunjukkan respon/efek kehilangan cairan

  Dapat menunjukkan kehilangan cairan



  Diketahui intake dan output makanan
  Kebutuhan nutrisi sesuai kebutuhan

  Dengan makan yang disukai ps dapat lebih banyak makan an makan rendah serat untuk menurunkan peristaltic usus

  Diketahui waktu istirahat terpenuhi
  Dengan suasana nyaman ps dapat tidur nyenyak
  Dapat membuat ps merasa segar dan nyaman
  Dengan berdoa dapat merasa lebih tenang


4.    IMPLEMENTASI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 –5 Februari 2006
HariTgl    No. Dx    Tindakan     Evaluasi     Paraf
Jumat
3/2/06

Mengobservasi dan mengkaji frekuensi BAB, jumlah dan karakteristik

Mengukut tanda vital
Mengkaji intake dan output makanan
Mengajurkan untuk makan makanan yang bergizi tinggi dan disukai ps.
Mengkaji kebutuhan ps dapat istirahat
Pembrian obat anti diare diaform
Mengukur tanda vital
Menganjurkan untuk makan makanan yang rendah serat dan gizi
Menciptakan suasana yang nyaman saat ps tidur (istirahat)
Mengkaji status hidrasi intake dan output
Mengajurkan ps untuk cuci tangan dan kaki dengan air hangat
Mengajurkan ps untuk berdoa sebelum tidur
Mengkaji status hidrasi intake dan output
Mengukur tanda vital
Mengkaji intake dan output makanan
Mengkaji kebutuhan ps dapat istirahat   
  Ps mengatakan masih diare dengan konsistensi feses encer, BAB lebih dari 5 kali
  Tekanan Darah 125/70 mmHg
RR   : 20 x/mnt
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36.8 0C

  Ps mengatakan makan habis setengah porsi, nafsu makan menurun, ps tampak pucat, mukosa bibir kering.

  Ps mengatakan nafsu makan menurun
  Ps mengatakan tidak dapat tidur dengan nyenyak, ps merasa cemas dengan keadaannya
  Obat sudah diminum oleh ps.
  Tekanan darah 130/80 mmHg RR : 22 x/mnt
Nadi  : 72 x/mnt
Suhu  : 36.7 0C
  Ps mengatakan sudah makan bubur dan habis ¾ porsi, ps tidak lemas lagi, perut agak buncit.
  Pasien mengatakan cemas brkurang, istirahat sudah agak tenang
  Ps mengatakan masih diare dengan konsistensi feses sudah agak lembek.
  Ps mengatakan merasa segar dan nyaman, dapat istirahat dengan tenang
  Ps mengatakan cemas bekurang
  Ps mengatakan tidak khawatir lagi dengan kondisinya, ps dapat tidur dengan tenang
  Ps mengatakan tidak diare lagi
  Tekanan Darah 130/80 mmHg RR : 20 x/mnt
Nadi : 72 x/mnt
Suhu : 36.50C

  Ps mengatakan nafsu makan normal, makan habis satu porsi. Ps tidak pucat, mukosa bibir lembab

  Ps mengatakan dapat tidur dengan nyenyak, tidak pernah terbangun dimalam hari karena tidak cemas lagi.   

5.    EVALUASI
Rencana Keperawatan Pada Ps RY
Dengan Diare Akut Tanpa Dehidrasi
Di Klinik Sosial Tresna Wredha Wana Seraya Dps
Tgl 3 – 5 Februari 2006
Hari/Tgl    Dx Keperawatan     Evaluasi

DX III    S : Ps mengatakan tidak diare lagi
      konsistensi lembek
O : Ps tidak pucat, mukos bibir
      lembab
A : Masalah teratasi
P : -

S : Ps mengatakan nafsu makan
     meningkat, makan habis satu
     porsi
O : Ps tidak lemas lagi, perut buncit
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi


S : Ps mengatakan dapat tidur
     dengan nyenyak, tidak pernah
     rasa khawatir dengan
     keadaannnya
O : Ps tampak tenang
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan kondisi



BAB III
PENUTUP


A.    Kesimpulan
Berdasarkan uraian pada bab pembahasan maka dapat disimpulkan bahwa :
4.      Diare adalah kehilangan cairan dan elekrolit secara berlebihan yang terjadi karena frekuensi satu kali lebih BAB dengan bentuk tinja yang encer atau cair.
5.      Diare akut adalah diare yang awalnya mendadak atau berlangsung singkat dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari.
6.      Diare dapat disebabkan oleh infeksi baik virus maupun bakteri dan tanpa infeksi (non infeksi)
7.      Pada Ps S setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam ps mengatakan tidak diare lagi, semua masalah ps dapat teratasi.

B.     Saran
1.      Kepada Pasien
Agar tetap menjaga kebersihan baik kebersihan diri maupun kebersihan lingkungan, makan-makanan yang mengandung gizi tinggi, istirahat yang cukup. Menjaga kondisi tubuh agar tetap segar.









DAFTAR PUSTAKA


Carpenito, Lynda Juall. 2000. Buku Saku Diagnosa Keperawatan Edisi 8. EGC : Jakarta.


No comments:

Post a Comment