serviksitis
Definisi
PengertianInfeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorea dan infeksi post baortusatau post partum yang disebabkan oleh streptokokus, stapilokokus dan lain-lain.
Tanda gejalaServiks merah dan membengkak dengan mengeluarkan cairan mukopurulen3 .serviiks adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. Karena epited selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris, sehingga lebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina. (Gynekologi. FK UNPAD, 1998).
2. Etiologi
Servisitis di sebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomas vaginalis, kandrada dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, e. coli, dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi komik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti diatas , dan lain-lain.
3. Gejala Klinis
* Flour hebat, biasanya kental atau perullent dan biasanya berbau.
* Sering menimbulkan arusio (erythroplaki) pada portio.
* Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat melihat flour yang purulent keluar dari kanalis servikalis. Kalau partio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorrae.
* Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vilvitis.
* P ada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulanobethi dan akibat retensi kelenjar-kelenjar serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.
* Gejala-gejala non spesifik seperti dipareuni, nyeri kandung kemih.
* Perdarahan saat melakukan hubungan seks.
4. Klasifikasi
a.ServisitisAkuta
Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe. Infeksi potobaartum, postpartum, yang disebabkan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini streptococcus merah bengkak dan mengeluarkan cairan mukopuralent, akan tetapi gejala-gejala pada servik baisanya tidak berapa tampak setengah-setengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
servisitis kronika menahun menjadi kronis. Beberapa gambaran patologis dapatdikemukakan
Beberapa gmbaran patologis dapat ditemukan :
1. Serviks kelihatannya normal, hanya pada pemeriksaan mikrokopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servisitis ini menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning. pada portio di daerah orifisium eksternum tampak kemerahan
2. Disini ada partio uteri disekitar ostium uteri eksterum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epikel porsio di sekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
3. Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mokosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Kukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, servik bisa menjadi hipertopis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak.
Penyakit ini dijumpai pada sebagian wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks serta kelenjar-kelenjar infeksi menahun.
5. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan dengan speculum.
2. Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan.
3. Pap smear.
4. Biakan damedia.
5. Biopsy.
Pemeriksaan dengan speculum dimana vagina dibuka untuk dapat melihat lebih jelas servik, kemudian ambil sedikit lendir atau cairan yang ada pada mulut servik, taruk kedalam hapus karena media hapus berfungsi untuk menaruk cairan servik yang akan diperiksa/dibiakkan. Papsmeat pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya serviksitis, contoh pemeriksaan lab atau biopsy untuk dapat mengetahui lebih pasti.
6. Penatalaksanaan
1. Antibiotikan terutama kalau dapat ditemukan genecoccus dalam secret.
2. Kalau servisitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam A9NO3 10% dan irigasi.
3. Servisitis yang tidak mau sembuh dari tolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
4. Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, A9NO3 10% atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian dari ganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
5. Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi radral dengan termokauter atau dengan krioterapi.
Terapi
* Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan genecoccus dalam secret.
* Kalau serviks tidak spesifik dapat diobati dalam argentetas netrta menyebabkan dengan epitel slindris, dengan harapan bahwa kamudian diganti dan epitel gepeng berlapis banyak.
* Kauterisasi-radikal dengan termokauter, atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi terjadi nekrosis. Jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti tambahan oleh jaringan menahun mencapai endoserviks jauh kedalam kanalis crevikalis. Perlu dilakukan konisasi dengan menganggkat sebagian besar mukosa endocerviks. Jika sobekan dan infeksi sangat luas, maka dilakukan amputasi serviks.
KESIMPULAN
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis dan juga merupakan infeksi non spesifik dari serviks, erosi ringan (permukaan licin), erosi kapiler (permukaan kasar), erosi folikuler (kistik) dan biasanya terjadi ada serviks bagian posterior, disebabkan oleh kuman-kuman seperti :
- Trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme.
- Aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococcus, e. Coli dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma dan dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi, dan lain-lain.
Servisitis terbagi atas :
- Servisitis akuta
- Servisitis kronika
SARAN
Diharapkan wanita terutama yang beresiko tinggi terkena penyakit tersebut memahami dan mengerti mengenai penyakit sehingga bisa dilakukan penanganan labih awal dan menghindari terjadinya kegawatan.
Wanita yang tidak beresiko juga menghindari terjadinya terjangkitnya penyakit ini.
Keperawatan harus memberikan asuhan yang berkualitas untuk menghindari angka kesakitan.
DAFTAR PUSTAKA
- http://onlinelibraryfree.com
- David Ovedoff. 1995
Kapita Kedokteran. Jakarta : Bina Pura Pustaka
- Manuaba. 1998. Ilmu Kedokteran
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
- http://www.askep-askeb-kita.blogspot.com
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI
PADA Ny. R UMUR 36 TAHUN DENGAN SERVIKSITIS
DI POLI KANDUNGAN RSUD BREBES TAHUN 2012
Tanggal : 10 Mei 2012
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Poli kandungan RSUD Brebes
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. S
Umur : 36 thn Umur : 40 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : Smp
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pesurungan Kidul Rt 05 RW 01 Kab. Tegal
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keputihannya berbau dan nyeri saat berhubungan
4. Riwayat penyakit sekarang :
Jantung : tidak PMS : tidak
Asma : tidak Hipertensi : tidak
DM : tidak Kanker : tidak
Ginjal : tidak lain – lain : tidak
Hepatitis : tidak
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : tidak PMS : tidak
Asma : tidak Hipertensi : tidak
DM : tidak Kanker : tidak
Ginjal : tidak lain – lain : tidak
Hepatitis : tidak
6. Riwayat penyakit keluarga
Jantung : tidak PMS : tidak
Asma : tidak Hipertensi : tidak
DM : tidak Kanker : tidak
Ginjal : tidak lain – lain : tidak
Hepatitis : tidak
7. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 thn
Siklus/ : 28 hr/teratur
banyaknya : 3x ganti pembalut
lama : 7 hari
Dysmenorhea : tidak ada
Keluhan : tidak ada
8. Riwayat perkawinan
Menikah
9. Aktivitas seksual : 1x seminggu, keluhan : nyeri saat berhubungan
10. Riwayat obstetri
Paritas : P2
Abortus : A0
11. Riwayat kontrasepsi : KB suntik 3 bulan
12. Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan : 3 x sehari
Porsi : 1 pisang
Macam : Nasi, lauk, lauk
Gangguan : Tidak ada
Minuman : 5 gelas / hari
Macam : Air putih, teh
Gangguan : tidak ada
b. Pola Eliminasi
BAB : 1 x / hari
Warna : Kuning ke coklatan
Kontrasepsi : Lembek
Gangguan : Tidak ada
BAK : 6-7 x / hari
Warna : Kuning jernih
Gangguan : Tidak ada
c. Pola Personal Hygiene
Mandi 2 x / hari
Gosok Gigi 3 x / hari
d. Pola Aktivitas
Pekerjaan : IRT
Istirahat siang : ± 2 jam
Istirahat malam : ± 8 jam
13. Keadaan ekonomi dan psikososial
Tidak tetap
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital : Tensi : 110/70 MmHg
Nadi : 84 x /mnt
Suhu : 36,5 0C
Respirasi : 24 x /mnt
d. Tinggi Badan : 155 cm
e. Berat Badan : 53 kg
2. Status Present
a. Kepala – muka
» Kepala : Mesochepal
» Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
» Muka : Tidak oedema, tidak pucat
» Mata : Simetris
Konjungtiva : merah muda
Sclera : putih
» Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada epitaksis
» Mulut/bibir: Bersih, tidak ada charies, tidak ada epulis, tidak ada stomatitis
» Telinga : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada OMP / OMA
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Dada : Pernafasan teratur
Payudara :
Putting susu :
Benjolan :
Pengeluara :
d. Abdomen
Benjolan : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran uterus :tidak ada
Kandung kemih : kosong
e. Genetalia
Inspeksi : Vulva :
Vagina :
PPV :
Inspekulo : porsio
VT :
Komsistensi porsio :
Anus : tidak ada haemoroid
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Urine
Feses
2. Pemeriksaan Rontgen :
3. USG :
II. INTERPRETASI DATA
III. DIAGNOSA POTENSIAL
IV. ANTISIPASI PENANGANAN SEGERA
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
Definisi
PengertianInfeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorea dan infeksi post baortusatau post partum yang disebabkan oleh streptokokus, stapilokokus dan lain-lain.
Tanda gejalaServiks merah dan membengkak dengan mengeluarkan cairan mukopurulen3 .serviiks adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis. Karena epited selaput lendir kanalis servikalis hanya terdiri dari satu lapisan sel selindris, sehingga lebih mudah terinfeksi dibanding selaput lendir vagina. (Gynekologi. FK UNPAD, 1998).
2. Etiologi
Servisitis di sebabkan oleh kuman-kuman seperti : trikomas vaginalis, kandrada dan mikoplasma atau mikroorganisme aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, e. coli, dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi pada epitel gepeng dan perubahan inflamasi komik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma.
Dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti diatas , dan lain-lain.
3. Gejala Klinis
* Flour hebat, biasanya kental atau perullent dan biasanya berbau.
* Sering menimbulkan arusio (erythroplaki) pada portio.
* Pada pemeriksaan inspekulo kadang-kadang dapat melihat flour yang purulent keluar dari kanalis servikalis. Kalau partio normal tidak ada ectropion, maka harus diingat kemungkinan gonorrae.
* Sekunder dapat terjadi kolpitis dan vilvitis.
* P ada servisitis kroniks kadang dapat dilihat bintik putih dalam daerah selaput lendir yang merah karena infeksi. Bintik-bintik ini disebabkan oleh ovulanobethi dan akibat retensi kelenjar-kelenjar serviks karena saluran keluarnya tertutup oleh pengisutan dari luka serviks atau karena peradangan.
* Gejala-gejala non spesifik seperti dipareuni, nyeri kandung kemih.
* Perdarahan saat melakukan hubungan seks.
4. Klasifikasi
a.ServisitisAkuta
Infeksi yang diawali di endoserviks dan ditemukan pada gonorroe. Infeksi potobaartum, postpartum, yang disebabkan oleh streptococcus, sthapilococus, dan lain-lain. Dalam hal ini streptococcus merah bengkak dan mengeluarkan cairan mukopuralent, akan tetapi gejala-gejala pada servik baisanya tidak berapa tampak setengah-setengah gejala lain dari infeksi yang bersangkutan.
Pengobatan diberikan dalam rangka pengobatan infeksi tersebut. Penyakitnya dapat sembuh tanpa bekas atau dapat menjadi kronika.
servisitis kronika menahun menjadi kronis. Beberapa gambaran patologis dapatdikemukakan
Beberapa gmbaran patologis dapat ditemukan :
1. Serviks kelihatannya normal, hanya pada pemeriksaan mikrokopis ditemukan infiltrasi leukosit dalam stroma endoserviks. Servisitis ini menimbulkan gejala, kecuali pengeluaran secret yang agak putih-kuning. pada portio di daerah orifisium eksternum tampak kemerahan
2. Disini ada partio uteri disekitar ostium uteri eksterum, tampak daerah kemerah-merahan yang tidak dipisahkan secara jelas dari epikel porsio di sekitarnya, secret yang dikeluarkan terdiri atas mucus bercampur nanah.
3. Sobeknya pada serviks uteri disini lebih luas dan mokosa endoserviks lebih kelihatan dari luar (ekstropion). Kukosa dalam keadaan demikian mudah terkena infeksi dari vagina. Karena radang menahun, servik bisa menjadi hipertopis dan mengeras, secret mukopurulent bertambah banyak.
Penyakit ini dijumpai pada sebagian wanita yang pernah melahirkan. Luka-luka kecil atau besar pada servik karena partus atau abortus memudahkan masuknya kuman-kuman kedalam endoserviks serta kelenjar-kelenjar infeksi menahun.
5. Pemeriksaan Khusus
1. Pemeriksaan dengan speculum.
2. Sediaan hapus untuk biakan dan tes kepekaan.
3. Pap smear.
4. Biakan damedia.
5. Biopsy.
Pemeriksaan dengan speculum dimana vagina dibuka untuk dapat melihat lebih jelas servik, kemudian ambil sedikit lendir atau cairan yang ada pada mulut servik, taruk kedalam hapus karena media hapus berfungsi untuk menaruk cairan servik yang akan diperiksa/dibiakkan. Papsmeat pemeriksaan yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya serviksitis, contoh pemeriksaan lab atau biopsy untuk dapat mengetahui lebih pasti.
6. Penatalaksanaan
1. Antibiotikan terutama kalau dapat ditemukan genecoccus dalam secret.
2. Kalau servisitis tidak spesifik dapat diobati dengan rendaman dalam A9NO3 10% dan irigasi.
3. Servisitis yang tidak mau sembuh dari tolong operatif dengan melakukan konisasi, kalau sebabnya ekstropion dapat dilakukan lastik atau amputasi.
4. Erosion dapat disembuhkan dengan obat keras seperti, A9NO3 10% atau albothyl yang menyebabkan nekrose epitel silindris dengan harapan bahwa kemudian dari ganti dengan epitel gepeng berlapis banyak.
5. Servisitis kronika pengobatannya lebih baik dilakukan dengan jalan kauterisasi radral dengan termokauter atau dengan krioterapi.
Terapi
* Antibiotika terutama kalau dapat ditemukan genecoccus dalam secret.
* Kalau serviks tidak spesifik dapat diobati dalam argentetas netrta menyebabkan dengan epitel slindris, dengan harapan bahwa kamudian diganti dan epitel gepeng berlapis banyak.
* Kauterisasi-radikal dengan termokauter, atau dengan krioterapi. Sesudah kauterisasi terjadi nekrosis. Jaringan yang meradang terlepas dalam kira-kira 2 minggu dan diganti tambahan oleh jaringan menahun mencapai endoserviks jauh kedalam kanalis crevikalis. Perlu dilakukan konisasi dengan menganggkat sebagian besar mukosa endocerviks. Jika sobekan dan infeksi sangat luas, maka dilakukan amputasi serviks.
KESIMPULAN
Servisitis adalah peradangan dari selaput lendir dari kanalis servikalis dan juga merupakan infeksi non spesifik dari serviks, erosi ringan (permukaan licin), erosi kapiler (permukaan kasar), erosi folikuler (kistik) dan biasanya terjadi ada serviks bagian posterior, disebabkan oleh kuman-kuman seperti :
- Trikomonas vaginalis, kandida dan mikoplasma atau mikroorganisme.
- Aerob dan anaerob endogen vagina seperti streptococcus, enterococcus, e. Coli dan stapilococus. Kuman-kuman ini menyebabkan deskuamasi kromik dalam jaringan serviks yang mengalami trauma dan dapat juga disebabkan oleh robekan serviks terutama yang menyebabkan ectropion, alat-alat atau alat kontrasepsi, tindakan intrauterine seperti dilatasi, dan lain-lain.
Servisitis terbagi atas :
- Servisitis akuta
- Servisitis kronika
SARAN
Diharapkan wanita terutama yang beresiko tinggi terkena penyakit tersebut memahami dan mengerti mengenai penyakit sehingga bisa dilakukan penanganan labih awal dan menghindari terjadinya kegawatan.
Wanita yang tidak beresiko juga menghindari terjadinya terjangkitnya penyakit ini.
Keperawatan harus memberikan asuhan yang berkualitas untuk menghindari angka kesakitan.
DAFTAR PUSTAKA
- http://onlinelibraryfree.com
- David Ovedoff. 1995
Kapita Kedokteran. Jakarta : Bina Pura Pustaka
- Manuaba. 1998. Ilmu Kedokteran
Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana untuk Pendidikan Bidan. Jakarta : EGC.
- http://www.askep-askeb-kita.blogspot.com
ASUHAN KEBIDANAN GANGGUAN REPRODUKSI
PADA Ny. R UMUR 36 TAHUN DENGAN SERVIKSITIS
DI POLI KANDUNGAN RSUD BREBES TAHUN 2012
Tanggal : 10 Mei 2012
Waktu : 10.00 WIB
Tempat : Poli kandungan RSUD Brebes
I. PENGUMPULAN DATA
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny. R Nama Suami : Tn. S
Umur : 36 thn Umur : 40 thn
Agama : Islam Agama : Islam
Suku Bangsa : Jawa/Indonesia Suku Bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SD Pendidikan : Smp
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Pesurungan Kidul Rt 05 RW 01 Kab. Tegal
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksakan keadaanya
3. Keluhan Utama
Ibu mengatakan keputihannya berbau dan nyeri saat berhubungan
4. Riwayat penyakit sekarang :
Jantung : tidak PMS : tidak
Asma : tidak Hipertensi : tidak
DM : tidak Kanker : tidak
Ginjal : tidak lain – lain : tidak
Hepatitis : tidak
5. Riwayat penyakit yang pernah diderita
Jantung : tidak PMS : tidak
Asma : tidak Hipertensi : tidak
DM : tidak Kanker : tidak
Ginjal : tidak lain – lain : tidak
Hepatitis : tidak
6. Riwayat penyakit keluarga
Jantung : tidak PMS : tidak
Asma : tidak Hipertensi : tidak
DM : tidak Kanker : tidak
Ginjal : tidak lain – lain : tidak
Hepatitis : tidak
7. Riwayat menstruasi
Menarche : 12 thn
Siklus/ : 28 hr/teratur
banyaknya : 3x ganti pembalut
lama : 7 hari
Dysmenorhea : tidak ada
Keluhan : tidak ada
8. Riwayat perkawinan
Menikah
9. Aktivitas seksual : 1x seminggu, keluhan : nyeri saat berhubungan
10. Riwayat obstetri
Paritas : P2
Abortus : A0
11. Riwayat kontrasepsi : KB suntik 3 bulan
12. Kebiasaan Sehari-hari
a. Pola Nutrisi
Makan : 3 x sehari
Porsi : 1 pisang
Macam : Nasi, lauk, lauk
Gangguan : Tidak ada
Minuman : 5 gelas / hari
Macam : Air putih, teh
Gangguan : tidak ada
b. Pola Eliminasi
BAB : 1 x / hari
Warna : Kuning ke coklatan
Kontrasepsi : Lembek
Gangguan : Tidak ada
BAK : 6-7 x / hari
Warna : Kuning jernih
Gangguan : Tidak ada
c. Pola Personal Hygiene
Mandi 2 x / hari
Gosok Gigi 3 x / hari
d. Pola Aktivitas
Pekerjaan : IRT
Istirahat siang : ± 2 jam
Istirahat malam : ± 8 jam
13. Keadaan ekonomi dan psikososial
Tidak tetap
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Tanda Vital : Tensi : 110/70 MmHg
Nadi : 84 x /mnt
Suhu : 36,5 0C
Respirasi : 24 x /mnt
d. Tinggi Badan : 155 cm
e. Berat Badan : 53 kg
2. Status Present
a. Kepala – muka
» Kepala : Mesochepal
» Rambut : Bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
» Muka : Tidak oedema, tidak pucat
» Mata : Simetris
Konjungtiva : merah muda
Sclera : putih
» Hidung : Bersih, tidak ada polip, tidak ada secret, tidak ada epitaksis
» Mulut/bibir: Bersih, tidak ada charies, tidak ada epulis, tidak ada stomatitis
» Telinga : Simetris, tidak ada sekret, tidak ada OMP / OMA
b. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid
c. Dada : Pernafasan teratur
Payudara :
Putting susu :
Benjolan :
Pengeluara :
d. Abdomen
Benjolan : tidak ada
Bekas luka operasi : tidak ada
Pembesaran uterus :tidak ada
Kandung kemih : kosong
e. Genetalia
Inspeksi : Vulva :
Vagina :
PPV :
Inspekulo : porsio
VT :
Komsistensi porsio :
Anus : tidak ada haemoroid
C. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Laboratorium
Darah
Urine
Feses
2. Pemeriksaan Rontgen :
3. USG :
II. INTERPRETASI DATA
III. DIAGNOSA POTENSIAL
IV. ANTISIPASI PENANGANAN SEGERA
V. INTERVENSI
VI. IMPLEMENTASI
VII. EVALUASI
No comments:
Post a Comment