ABLASIO RETINA
PENGERTIAN
Ablasio retina terjadi bila ada
pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel berpigmen retina dibawahnya karena retina neurosensori,
bagian retina yang mengandung batang dan kerucut, terkelupas dari epitel berpigmen
pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan aktivitas fungsi
visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan (C. Smelzer, Suzanne, 2002).
PENYEBAB
- Malformasi kongenital
- Kelainan metabolisme
- Penyakit vaskuler
- Inflamasi intraokuler
- Neoplasma
- Trauma
- Perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina
(C. Smelzer, Suzanne, 2002).
MANIFESTASI KLINIS
·
Riwayat melihat benda mengapung atau pendaran
cahaya atau keduanya
·
Floater dipersepsikan sebagai titik-titik hitam
kecil/rumah laba-laba
·
Pasien akan melihat bayangan berkembang atau
tirai bergerak dilapang pandang ketika retina benar-benar terlepas dari epitel
berpigmen
·
Penurunan tajam pandangan sentral aau hilangnya
pandangan sentral menunjjukkan bahwa adanya keterlibatan makula
PENATALAKSANAAN
z
Tirah baring dan aktivitas dibatasi
z
Bila kedua mata dibalut, perlu bantuan oranglain
untuk mencegah cidera
z
Jika terdapat gelombang udara di dalam mata,
posisi yang dianjurkan harus dipertahannkan sehingga gas mampu memberikan
tamponade yang efektif pada robekan retina
z
Pasien tidak boleh terbaring terlentang
z
Dilatasi pupil harus dipertahankan untuk
mempermudah pemeriksaan paska operasi
z
Cara Pengobatannya:
·
Prosedur laser
Untuk menangani ablasio retina eksudatif/serosa sehubungan dengan proses
yang berhubungan dengan tumor atau inflamasi yang menimbulkan cairansubretina
yang tanpa robekan retina.
Tujuannya untuk membentuk jaringan parut pada retina sehingga
melekatkannya ke epitel berpigmen.
·
Pembedahan
Retinopati diabetika /trauma dengan perdarahan vitreus memerlukan
pembedahan vitreus untuk mengurangi gaya tarik pada retina yang ditimbulkan.
Pelipatan (buckling) sklera merupakan prosedur bedah primer untuk
melekatkan kembali retina.
·
Krioterapi transkleral
Dilakukan pada sekitar tiap robekan retina menghasilkan adhesi
korioretina yang melipat robekan sehingga cairan vitreus tak mampu lagi
memasuki rongga subretina. Sebuah/ beberapa silikon (pengunci) dijahitkan dan
dilipatkan ke dalam skler, secara fisik akan mengindensi/melipat sklera,
koroid, danlapisan fotosensitif ke epitel berpigmen, menahan robekan ketika
retina dapat melekat kembali ke jaringan pendukung dibawahnya, maka fungsi
fisiologisnya ormalnya dapat dikembalikan.
(C. Smelzer, Suzanne, 2002).
KOMPLIKASI
- Komplikasi awal setelah pembedahan
Peningkatan TIO
Glaukoma
Infeksi
Ablasio koroid
Kegagalan pelekatan retina
Ablasio retina berulang
- Komplikasi lanjut
Infeksi
Lepasnya bahan buckling melalui konjungtiva atau
erosi melalui bola mata
Vitreo retinpati proliveratif (jaringan parut
yang mengenai retina)
Diplopia
Kesalahan refraksi
astigmatisme
ABLASIO RETINA
PENGERTIAN
Ablasio retina terjadi bila ada
pemisahan retina neurosensori dari lapisan epitel berpigmen retina dibawahnya karena retina neurosensori,
bagian retina yang mengandung batang dan kerucut, terkelupas dari epitel berpigmen
pemberi nutrisi, maka sel fotosensitif ini tak mampu melakukan aktivitas fungsi
visualnya dan berakibat hilangnya penglihatan (C. Smelzer, Suzanne, 2002).
PENYEBAB
- Malformasi kongenital
- Kelainan metabolisme
- Penyakit vaskuler
- Inflamasi intraokuler
- Neoplasma
- Trauma
- Perubahan degeneratif dalam vitreus atau retina
(C. Smelzer, Suzanne, 2002).
MANIFESTASI KLINIS
·
Riwayat melihat benda mengapung atau pendaran
cahaya atau keduanya
·
Floater dipersepsikan sebagai titik-titik hitam
kecil/rumah laba-laba
·
Pasien akan melihat bayangan berkembang atau
tirai bergerak dilapang pandang ketika retina benar-benar terlepas dari epitel
berpigmen
·
Penurunan tajam pandangan sentral aau hilangnya
pandangan sentral menunjjukkan bahwa adanya keterlibatan makula
PENATALAKSANAAN
z
Tirah baring dan aktivitas dibatasi
z
Bila kedua mata dibalut, perlu bantuan oranglain
untuk mencegah cidera
z
Jika terdapat gelombang udara di dalam mata,
posisi yang dianjurkan harus dipertahannkan sehingga gas mampu memberikan
tamponade yang efektif pada robekan retina
z
Pasien tidak boleh terbaring terlentang
z
Dilatasi pupil harus dipertahankan untuk
mempermudah pemeriksaan paska operasi
z
Cara Pengobatannya:
·
Prosedur laser
Untuk menangani ablasio retina eksudatif/serosa sehubungan dengan proses
yang berhubungan dengan tumor atau inflamasi yang menimbulkan cairansubretina
yang tanpa robekan retina.
Tujuannya untuk membentuk jaringan parut pada retina sehingga
melekatkannya ke epitel berpigmen.
·
Pembedahan
Retinopati diabetika /trauma dengan perdarahan vitreus memerlukan
pembedahan vitreus untuk mengurangi gaya tarik pada retina yang ditimbulkan.
Pelipatan (buckling) sklera merupakan prosedur bedah primer untuk
melekatkan kembali retina.
·
Krioterapi transkleral
Dilakukan pada sekitar tiap robekan retina menghasilkan adhesi
korioretina yang melipat robekan sehingga cairan vitreus tak mampu lagi
memasuki rongga subretina. Sebuah/ beberapa silikon (pengunci) dijahitkan dan
dilipatkan ke dalam skler, secara fisik akan mengindensi/melipat sklera,
koroid, danlapisan fotosensitif ke epitel berpigmen, menahan robekan ketika
retina dapat melekat kembali ke jaringan pendukung dibawahnya, maka fungsi
fisiologisnya ormalnya dapat dikembalikan.
(C. Smelzer, Suzanne, 2002).
KOMPLIKASI
- Komplikasi awal setelah pembedahan
Peningkatan TIO
Glaukoma
Infeksi
Ablasio koroid
Kegagalan pelekatan retina
Ablasio retina berulang
- Komplikasi lanjut
Infeksi
Lepasnya bahan buckling melalui konjungtiva atau
erosi melalui bola mata
Vitreo retinpati proliveratif (jaringan parut
yang mengenai retina)
Diplopia
Kesalahan refraksi
astigmatisme
PATHWAYS
In
Konsentrasi as. Hidlorunat ber(-)
Peningkatan cairan eksudattif/sserosa
Vitreus
mjd makin cair
Vitreus kolaps dan bengkak ke depan
Tarikan
retina
|
Robekan retina
Sel-sel retina dan darah terlepas
Retina terlepas dari epitel berpigmen
Penurunan tajam pandang sentral
Ditandai
dengan:
-
floater dipersepsikan sbg titik-titik hitamkecil/rumah
laba-laba
-
Bayangan berkembang/tirai bergerak
dilapang pandang
|
DAFTAR PUSTAKA
C. Smeltzer, Suzanne (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal
Bedah (Brunner & Suddart) . Edisi 8. Volume 3. EGC. jakarta
No comments:
Post a Comment