ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas individu Praktek Belajar Klinik Keperawatan Medical Bedah II ( PBK KMB III )
Dosen Pengampu:
Arisnawati, S.Kep
Ahmad Zakiudin, S.KM
AKADEMI KEPERAWATAN AL – HIKMAH 02 BREBES
BENDA – SIRAMPOG – BREBES
2011
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Hypertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan tekanan darah diastolic > 90 mm Hg pada usia lanjut tekanan sistolik ≥ 160 mm Hg dan diastolic ≥ 90 mm Hg.
Hypertensi adalah peningkatan tekanan pada systole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena, tekanan darah berfluktuasi dalam batas – batas tertentu tergantung pada posisi tubuh, umur dan tingkat stress, hypertensi juga dapat digolongkan sebagai ringan, sedang atau berat, berdasarkan diastois. Hypertensi ringan apabila tekanan diastole 95 – 104 mm Hg, Hypertensi sedang apabila tekanan diastole 105 – 114 mm Hg, hypertensi berat apabila tekanan diastole > 115 mm Hg.
B. Etiologi
1. Usia
Hypertensi akan makin meningkat dengan bertambahnya usia. Hypertensi pada yang berusia 35 tahun dengan jelas menaikan insiden penyakit arteri dan kematian premature.
2. Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin pada umumnya terjadi pada pria dan wanita namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat sehingga pada usia diatas 65 tahun, insiden pada wanita lebih meningkat tinggi.
3. Ras
Hypertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.
4. Pola hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien telah diteliti tanpa hasil yang jelas, penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan/ pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insiden hypertensi yang lebih tinggi obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hypertensi dan penyakit arteri koroner, hyperkolesterolemia dan hyperglikemia adalah faktor – faktor utama perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hypertensi.
Berdasarkan penyebab hypertensi dibagi dalam 2 golongan
1. Hypertensi primer/ esensial
Merupakan hypertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hypertensi sekunder
Merupakan hypertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
C. Faktor Pencetus
1. Obesitas
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress dan kurang olahraga
7. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol
D. Tanda dan Gejala
1. Sakit kepala dan pusing
2. Nyeri kepala berputar – putar
3. Rasa berat di tengkuk
4. Marah/ emosi tidak stabil
5. Mata berkunang – kunang
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur, kesemutan
8. Kesulitan berbicara
9. Rasa mual dan muntah
10. Epitaksis
11. Migren
12. Mudah lelah
13. Tinistus yang duduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah
E. Patofisiologi
Meningkatkan tekanan darah didalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.karenanya darah pada denyut jantung dipaksa melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan, inilah yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteries klorosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi yaitu jika arteri kecil ( arteriola ) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormone didalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bila menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat, sebaliknya jika aktifitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami peleburan, banyak cairan keluar darah sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan system syaraf otonom.
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah bertambah dan tekanan darah kembali normal, jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah dalam tubuh bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut ronin yang memicu pembentukan hormone angiotensin yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormone aldostoron, ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
F. Penanganan, Perawatan dan Pencegahan Hypertensi
1. Berobat, pemeriksaan diri secara teratur
2. Mengurangi asupan natrium
3. Minum obat secara teratur
4. Mempertahankan asupan kalium, magnesium, kalium yang adekual
5. Penurunan berat badan
6. Meningkatkan aktifitas fisik ( olahraga )
7. Menghentikan kebiasaan merokok
8. Membatasi alcohol
9. Kurangi tingkat stress
10. Memperbanyak makan buah dan sayuran
11. Membatasi/ hindari minuman beralkohol
G. Pathways Hypertensi
Volume cairan ekstraseluler Tekanan perfusi ginjal Na+ tubuh
Peregangan afferent Na+ macula
arteri Glomarulus dens tubulus
ginjal
Stimulus juxta glomerulus lapparatus
Renin
Angiotensinogen Angiotonsin I
Angiotonsin I
Stimulus korteks adrenal Pembuluh darah
Produksi aidosteron Tekanan darah
Volume cairan ekstra seluler Tekanan arteri
Beban kerja jantung Sistolik sistemik
Elastisitas ventrikel Blood clot x fungsi vascular
Kontraktilitas ventrikel Trombosit/pecahnya vascular
Cardiac output Pendarahan cerebium Pendarahan ginjal
Stroke Ekserbasi
Salcema Ginjal Jantung
Reabsorbsi H+ O2 x CO2 Beban jantung
Korosi salcema Ang.T I & II Decomcordis
Nausea-vomitces Stimulus peka Vasokontritas
nyeri kapiler vascular
Mengekspresikan HT
Nutrisi ≤ kebutuhan
Nyeri kepala Otak Otot Myaligna Kelemahan
H. Diagnosa
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia miocarol
Tujuan : tidak terjadi penurunan curah jantung
Rencana tindakan :
- Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan/ paha untuk evaluasi awal
- Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan parifer
- Amati warna kulit, kelembaban suhu dan masa pengisian
- Catat edzma umum/ tertentu
- Berikan lingkungan yang tenang, kurangi aktifitas
- Anjurkan teknik relaksasi, aktifitas pengalihan perhatian
- Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan : intoleransi aktivitas teratur
Rencana tindakan :
- Kaji skala aktivitas
- Perhatikan frekuensi nadi, nyeri dada, keletihan dan kelemahan berlebih, pusing
- Intruksikan pasien tentang penghematan energy
- Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ perawatan diri secara bertahap
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan
3. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular sorebral
Tujuan : nyeri berkurang sampai teratasi
Rencana tindakan :
- Kaji skala nyeri
- Kaji penyebab nyeri, kualitas, regional dan waktu
- Observasi TTV terutama tekanan darah
- Bantu pasien dalam aktivitas
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
4. Koping individu inefektif b.d saisis situasional naturasional
Tujuan : koping individu kembali efektif
Rencana tindakan :
- Kaji keefektifan strategi koping dengan mngobservasi perilaku ( perasaan dan perhatian )
- Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi
- Bantu klien untuk mengidentivikasi secara spesifik dan cara menatasinya
- Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan, beri dorongan partisipasi maksimum dalam pengobatan.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d reabsorbsi H menurun
Tujuan : Nutrisi klien tercukupi sesuai kebutuhan
Rencana tindakan :
- Dorong pasien untuk memperrtahankan masuknya makanan
- Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan garam, dan gula sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 07 – 10 – 2011 Dx Medis : Hipertensi
Tanggal Pengkajian : 11 – 10 – 2011
Ruang : Dahlia
A. BIODATA
1. Identitas klien
Nama lengkap : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 65 Tahun
T.T.L : 25 Mei 1946
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : Sekolah Dasar
Alamat : Kabunan
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Usia : 35 Tahun
Alamat : Kabunan
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan kepala terasa pusing
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan kepalanya pusing 3 hari terakhir, klien dibawa ke RSUD karena kepalanya pusing disertai mual, muntah hingga tak sadarkan diri. Keadaan umum lemah, kesadaran composmetis, TD = 180/ 110vmm/ Hg. N = 108 m/ m suhu 38˚C dan respirasi 20x/ menit. Saat dilakukan pengkaitan didapatkan data klien merasa pusing seperti berputa – putar.
P : keluhan utama pusing
Q : klien mengatakan kepalanya pusing seperti berputar – putar
R : keluhan yang dirasa di daerah kepala
T : sewaktu – waktu
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien menderita Gastroenteritis pada waktu kecil dan dirawat di RS selama 1 minggu, klien mengatakan baru kali ini mengalami hipertensi dan ini kedua kalinya dirawat di RS, klien tidak mempunyai riwayat alergi apapun.
4. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Hubungan menikah
: Hubungan anak
: Tinggal serumah
: Klien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah : 130 x/ 70 mm Hg
2) Denyut nadi : 80x/ m
3) Suhu tubuh : 36˚C
4) Pernafasan : 20x/ m
5) Berat badan : 60 kg
6) Tinggi badan : -
2. Pemeriksaan Heat to toe
a. Kepala
1) Wajah dan kulit kepala
Bentuk wajah simetris, rambut warna putih, kulit kepala cukup bersih, wajah pucat, palpasi kepala dan wajah tidak ada benjolan dan nyeri tekan
2) Mata
Mata simetris, palpabrae tidak ada odema, conjungtiva an anemis, chlora an ikterik pupil isokor, fungsi penglihatan menurun.
3) Hidung
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip dan radang
4) Telinga
Keadaan canalis bersih, tidak ada memakai alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran normal.
5) Mulut
Keadaan mulut bersih, gigi bersih, tidak ada caries gigi, tidak memakai gigi palsu, tidak ada peradangan, lidah bersih, bibir lembab
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar chyroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfa ( getah bening )
c. Thorax dan Paru
- Paru – paru
Inspeksi : tulang iga simetris kanan = kiri, payudara normal, gerak pernafasan kanan – kiri simetris, RR = 20x/ m, pola nafas regular
Parpasi : vocal fremitur anterior kanan = kiri simetris, tidak ada nyeri tekan, vocal fremitur paasterior kanan = kiri simetris
Auskultasi : suara pernafasan vesikules, tidak ada ronkhi atau wheezing
Perkusi : suara paru – paru sonor pada paru kanan dan kiri
d. Jantung
Inspeksi : lokasi letus di sis midciavikula dan denyut jantung Nampak
Parpasi : teraba denyut jantung dengan gerakan
Perkusi : di sis midaxila dari lateral ke media bunyinya sonor sampai dengan sternum dan jari ke sternum pekak.
Auskuitasi : s1 = s2 murni regular, bunyi jantung normal tidak ada murmur v gallop
e. Abdomen
Inspeksi : abdomen simetris, datar dan tidak ada luka
Auskultasi : poris taltik 20x/ m
Parpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara timpani
f. Genitalia
-
g. Muskulus koletal
Ekstromitas atas : simetris, tidak ada edema atau lesi, tidak ada nyeri tekan, tangan kanan terpasang infuse Naci 20 tetes/ menit.
Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada kelainan.
h. Integumen
Warna kulit kuning kecoklatan, turgor kulit baik, tidak ada lesi, tidak ada pengerasan kulit dan tidak ada nyeri tekan.
D. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
1. Manajemen terhadap kesehatan dan persepsi kesehatan
Klien mengatakan kesehatan itu penting dan jika ada anggota keluarga yang sakit selalu membawanya ke puskesmas terdekat.
2. Nutrisi dan Metabolime
Sebelum sakit : klien mengaku memiliki nafsu makan yang baik yaitu 3x sehari dengan menu sayur asem, nasi, tempe goreng, makanan favorit klien yaitu tempe. Minum klien 6 – 8 gelas/ hari
Selama sakit : klien makan 3x sehari dengan menu yang disediakan di RS yaitu bubur, sayur asem dan tahu goreng. Minum klien 5 – 6 gelas/ hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien BAB 1 – 2 x/ hari, tidak ada gangguan, BAK 2 – 4 kali/ hari dengan warna dan bau yang khas.
Selama sakit : klien BAB 2x/ hari dengan konsistensi lembek dan bau yang khas, BAK 2x sehari dengan warna dan bau yang khas.
4. Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan istirahat dengan cukup yaitu malam hari dari jam 21.00 – 05.00 WIB, klien tidak pernah tidur siang.
Selama sakit : klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak karena konisi ruangan yang panas dan berisik. Klien tidak pernah tidur siang.
5. Aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : klien dapat melakukan kegiatan sehari – hari tanpa bantuan dari orang lain, keluarga maupun perawat.
Selama sakit : klien mengatakan aktivitas seperti, toileting, berpakaian dan ambulasi dibantu oleh orang lain, keluarga dan perawat.
6. Persepsi Kognitif
System panca indra klien masih baik, hanya penglihatan klien menurun. Untuk indra perasa, peraba, pendengaran dan penghidu masih baik. Klien juga yakin dengan dibawa kerumah sakit klien akan cepat sembuh, klien mengaku tidak tahu tentang penyakitnya, klien tampak bingung, klien sering bertanya tentang penyakitnya.
7. Konsep Diri
Klien percaya bahwa sakitnya dapat disembuhkan, klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang kerumah karena tidak betah dirumah sakit.
8. Peran Hubungan
Klien mengaku bahwa orang terdekatnya adalah anak – anaknya, komunikasi klien dengan keluarga juga baik, komunikasi sehari – hari biasanya menggunakan bahasa jawa. Klien ibu dari 2 orang anak.
9. Produksi dan Seksualitas
Klien adalah seorang perempuan berusia 65 tahun, klien sudah mempunyai 2 orang anak.
10. Toleransi
Klien selalu memecahkan masalah dalam keluarga dengan bermusyawarah.
11. Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama islam, selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu tepat waktu. Selama sakit klien tetap menjalankan sholatnya dengan duduk karena merasa lemah dan belum kuat berdiri, selama dirumah sakit klien menjalankan ibadah seperti biasa.
E. THERAPI
No Jenis terapi Cara pemberian
1.
2.
3.
4.
5. 05 % dan Nacl
Cepotaxim
Neurotam
Nicolin
catopres 20 Hs/ m
3x 500 mg
2x 1500 mg
1x 250 mg
1 ampu
Iv
Iv
Iv
Drip
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Jenis pemeriksaan Nilai Normal Hasil Interpretasi
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Eosinofi
Netrofit
Limfosit
LED 1 jam
LED 2 jam
Colestera total
Belerudin indiret 3.6 – 11.00
3.80 – 5. 20
11.7 – 15.5
2.00 – 4.00
50 – 70
25 – 400
0 – 20
0 – 20
150 – 200
0, - 0,75 9.1
4.1
12, 49/ dl
0,20
87,00
18,30
0,7
2,1
211
0,84 -
-
-
L
H
L
-
H
H
H
G. ANALISA DATA
No tanggal Data focus Etiologi Problem
1 11/10/2011
DS :
- Klien mengatakan kepalanya pusing seperti berputar – putar.
DO :
- Aktivitas klien dibantu oleh orang lain seperti toileting, berpakaian dan ambulasi.
- Klien terpasang infuse Nacl 20 H/m
- TD = 130/ 70 mm Hg
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
2 11/10/2011
DS :
- Klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak karena kondisi ruangan yang panas dan berisik
DO :
- Wajah pucat
- TD = 130/ 70 mm Hg
- N = 80x/ m
- R = 20x/ m
Ketidaknyamanan psikologis
Kurang tidur
3 11/10/2011 DS :
- Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.
DO :
- Klien tampak bingung
- Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
Keterbatasan kognisi
Kurang pengetahuan spesifik
H. DAFTAR MASALAH
No Diagnosa Keperawatan Tanggal masalah timbul Tanggal teratasi Paraf
1.
2.
3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Kurang tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan psikologi
Kurang pengetahuan ( spesifik ) berhubungan dengan keterbatasan kognisi 11 – 10 – 2011
11 – 10 – 2011
11 – 10 - 2011 14 – 10 – 2011
14 – 10 – 2011
14 – 10 - 2011
I. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal/ jam Dx Kriteria hasil Intervensi Paraf
12/10/2011
10.00 WIB
I
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan aktivitas klien bisa mandiri dan tidak pusing lagi dengan criteria hasil :
- Aktivitas klien mandiri
- Klien tidak pusing lagi
- Tekanan darah normal sistolik 140 – 160 mm Hg. Diastolik 60 – 90 mm Hg 1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas klien.
2. Kaji respon emosi
3. Anjurkan klien untuk miring kanan dan kiri
12/10/2011
10.00WIB II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pola tidur klien dapat terpenuhi dengan criteria hasil :
- Wajah cerah
- Tidur malam dari jam 21.00 – 05.00 WIB
- Tidur siang dari jam 13.00 – 14.00 WIB
Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor2 yang mungkin menyebabkan kurang tidur seperti ketakutan, masalah yang tidak terselesaikan dan konflik.
1. Ajarkan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur.
2. Berikan lingkungan yang nyaman.
3. Berikan tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tidur
12/10/2011
10.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan klien bisa memahami tentang penyekitnya dengan criteria hasil :
- Klien faham tentang penyakitnya yaitu pengertian hipertensi, pecegahan dan cara pengobatan. Bantu klien untuk mengubah posisi secara berkala dari bersandar, duduk, berdiri dan ambulasi.
1. Pantau status fisik klien
2. Berikan informasi tentang penyakitnya.
3. Tentukan kemampuan klien untuk mempelajari informasi khusus
J. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal No. Dx Implementasi Respon Paraf
12/10/2011
I 1. Motivasi keluarga untuk membantu aktivitas klien
2. Mengidentifikasi respon emosi klien
3. Motivasi klien untuk miring kanan dan miring kiri
4. Membantu mengubah posisi klien dari tidur, duduk, bersandar, berdiri dan ambulasi. - Keluarga mau mengikuti anjuran perawat
- Klien tampak tenang
- Klien mau mengikuti petunjuk perawat
- Klien dapat melakukan anjuran perawat tapi dengan bantuan keluarga dan perawat
13/10/2011
II
1. Membantu klien untuk mengidentifikasi faktor2 yang mungkin menyebabkan kurang tidur seperti ketakutan, masalah yang tidak terselesaikan dan konflik
2. Tidak membarikan makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur ( seperti teh manis dan kopi )
3. Membatasi pengunjung
4. Motivasi klien untuk tidur siang - Klien mau mengungkapkan masalahnya
- Klien mau menuruti anjuran perawat
- Klien bisa beristirahat dengan nyaman
- Klien bisa tidur siang dari jam 13.00 – 14.00 WIB
14/10/2011 III
1. Memeriksa status fisik klien
2. Memberikan penkes kepada klien dan keluarga menggunakan uplet dan lembar balik
3. Menentukan kemampuan klien untuk mempelajari informasi khusus ( missal tentang penyakitnya )
- Klien sudah tidak pusing
- Klien dan keluarga mengaku sudah faham tentang penyakit klien
- Klien mampu mempelajari tentang penyakitnya
K. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ jam No Dx Catatan Perkembangan Paraf
12/10/2011
10.00 WIB
I
S : - Klien mengatakan aktivitas masih dibantu orang
lain, keluarga
O : - Berpakaian dan toileting masih dibantu keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas
klien
12/10/2011
11.00 WIB
II S : - Klien mengatakan sudah bisa tidur malam dan
tidur siang dari jam13.00 – 14.00 WIB
O : - Wajah segar,
- Klien tidur nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
14/10/2011
10.00 WIB
III
S : - Klien sudah faham tentang penyakitnya
O : - Klien tahu tentang penyakitnya tanda/ gejala
peyebab dan cara pengobatannya.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
14/10/2011
11.00 WIB
IV S : - Klien mengatakan aktivitas sudah mandiri
O : - Berpakaian dan toileting secara mandiri
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Laporan ini disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas individu Praktek Belajar Klinik Keperawatan Medical Bedah II ( PBK KMB III )
Dosen Pengampu:
Arisnawati, S.Kep
Ahmad Zakiudin, S.KM
AKADEMI KEPERAWATAN AL – HIKMAH 02 BREBES
BENDA – SIRAMPOG – BREBES
2011
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Hypertensi adalah tekanan darah sistolik ≥ 140 mm Hg dan tekanan darah diastolic > 90 mm Hg pada usia lanjut tekanan sistolik ≥ 160 mm Hg dan diastolic ≥ 90 mm Hg.
Hypertensi adalah peningkatan tekanan pada systole, yang tingginya tergantung umur individu yang terkena, tekanan darah berfluktuasi dalam batas – batas tertentu tergantung pada posisi tubuh, umur dan tingkat stress, hypertensi juga dapat digolongkan sebagai ringan, sedang atau berat, berdasarkan diastois. Hypertensi ringan apabila tekanan diastole 95 – 104 mm Hg, Hypertensi sedang apabila tekanan diastole 105 – 114 mm Hg, hypertensi berat apabila tekanan diastole > 115 mm Hg.
B. Etiologi
1. Usia
Hypertensi akan makin meningkat dengan bertambahnya usia. Hypertensi pada yang berusia 35 tahun dengan jelas menaikan insiden penyakit arteri dan kematian premature.
2. Jenis kelamin
Berdasarkan jenis kelamin pada umumnya terjadi pada pria dan wanita namun pada usia pertengahan, insiden pada wanita mulai meningkat sehingga pada usia diatas 65 tahun, insiden pada wanita lebih meningkat tinggi.
3. Ras
Hypertensi pada yang berkulit hitam paling sedikit dua kalinya pada yang berkulit putih.
4. Pola hidup
Faktor seperti halnya pendidikan, penghasilan dan faktor pola hidup pasien telah diteliti tanpa hasil yang jelas, penghasilan rendah, tingkat pendidikan rendah dan kehidupan/ pekerjaan yang penuh stress agaknya berhubungan dengan insiden hypertensi yang lebih tinggi obesitas juga dipandang sebagai faktor resiko utama. Merokok dipandang sebagai faktor resiko tinggi bagi hypertensi dan penyakit arteri koroner, hyperkolesterolemia dan hyperglikemia adalah faktor – faktor utama perkembangan arterosklerosis yang berhubungan dengan hypertensi.
Berdasarkan penyebab hypertensi dibagi dalam 2 golongan
1. Hypertensi primer/ esensial
Merupakan hypertensi yang penyebabnya tidak diketahui, biasanya berhubungan dengan faktor keturunan dan lingkungan.
2. Hypertensi sekunder
Merupakan hypertensi yang penyebabnya dapat diketahui secara pasti seperti gangguan pembuluh darah dan penyakit ginjal.
C. Faktor Pencetus
1. Obesitas
2. Kebiasaan merokok
3. Minuman beralkohol
4. Penyakit kencing manis dan jantung
5. Wanita yang tidak menstruasi
6. Stress dan kurang olahraga
7. Diet yang tidak seimbang, makanan berlemak dan tinggi kolesterol
D. Tanda dan Gejala
1. Sakit kepala dan pusing
2. Nyeri kepala berputar – putar
3. Rasa berat di tengkuk
4. Marah/ emosi tidak stabil
5. Mata berkunang – kunang
6. Telinga berdengung
7. Sukar tidur, kesemutan
8. Kesulitan berbicara
9. Rasa mual dan muntah
10. Epitaksis
11. Migren
12. Mudah lelah
13. Tinistus yang duduga berhubungan dengan naiknya tekanan darah
E. Patofisiologi
Meningkatkan tekanan darah didalam saluran arteri bisa terjadi melalui beberapa cara yaitu : jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap detiknya, arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut.karenanya darah pada denyut jantung dipaksa melalui pembuluh darah yang sempit daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan, inilah yang terjadi pada usia lanjut dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteries klorosis.
Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi vasokontriksi yaitu jika arteri kecil ( arteriola ) untuk sementara waktu mengkerut karena perangsangan saraf atau hormone didalam darah.
Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bila menyebabkan meningkatnya tekanan darah, hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat, sehingga tekanan darah juga meningkat, sebaliknya jika aktifitas memompa jantung berkurang, arteri mengalami peleburan, banyak cairan keluar darah sirkulasi, maka tekanan darah akan menurun.
Penyesuaian terhadap faktor – faktor tersebut dilaksanakan oleh perubahan didalam fungsi ginjal dan system syaraf otonom.
Ginjal mengendalikan tekanan darah melalui beberapa cara : jika tekanan darah bertambah dan tekanan darah kembali normal, jika tekanan darah menurun, ginjal akan mengurangi pembuangan garam dan air, sehingga volume darah dalam tubuh bertambah dan tekanan darah kembali normal. Ginjal juga bisa meningkatkan tekanan darah dengan menghasilkan enzim yang disebut ronin yang memicu pembentukan hormone angiotensin yang selanjutnya akan memicu pelepasan hormone aldostoron, ginjal merupakan organ penting dalam mengendalikan tekanan darah, karena itu berbagai penyakit dan kelainan pada ginjal bisa menyebabkan terjadinya tekanan darah tinggi.
F. Penanganan, Perawatan dan Pencegahan Hypertensi
1. Berobat, pemeriksaan diri secara teratur
2. Mengurangi asupan natrium
3. Minum obat secara teratur
4. Mempertahankan asupan kalium, magnesium, kalium yang adekual
5. Penurunan berat badan
6. Meningkatkan aktifitas fisik ( olahraga )
7. Menghentikan kebiasaan merokok
8. Membatasi alcohol
9. Kurangi tingkat stress
10. Memperbanyak makan buah dan sayuran
11. Membatasi/ hindari minuman beralkohol
G. Pathways Hypertensi
Volume cairan ekstraseluler Tekanan perfusi ginjal Na+ tubuh
Peregangan afferent Na+ macula
arteri Glomarulus dens tubulus
ginjal
Stimulus juxta glomerulus lapparatus
Renin
Angiotensinogen Angiotonsin I
Angiotonsin I
Stimulus korteks adrenal Pembuluh darah
Produksi aidosteron Tekanan darah
Volume cairan ekstra seluler Tekanan arteri
Beban kerja jantung Sistolik sistemik
Elastisitas ventrikel Blood clot x fungsi vascular
Kontraktilitas ventrikel Trombosit/pecahnya vascular
Cardiac output Pendarahan cerebium Pendarahan ginjal
Stroke Ekserbasi
Salcema Ginjal Jantung
Reabsorbsi H+ O2 x CO2 Beban jantung
Korosi salcema Ang.T I & II Decomcordis
Nausea-vomitces Stimulus peka Vasokontritas
nyeri kapiler vascular
Mengekspresikan HT
Nutrisi ≤ kebutuhan
Nyeri kepala Otak Otot Myaligna Kelemahan
H. Diagnosa
1. Penurunan curah jantung berhubungan dengan iskemia miocarol
Tujuan : tidak terjadi penurunan curah jantung
Rencana tindakan :
- Pantau tekanan darah, ukur pada kedua tangan/ paha untuk evaluasi awal
- Catat keberadaan, kualitas denyutan sentral dan parifer
- Amati warna kulit, kelembaban suhu dan masa pengisian
- Catat edzma umum/ tertentu
- Berikan lingkungan yang tenang, kurangi aktifitas
- Anjurkan teknik relaksasi, aktifitas pengalihan perhatian
- Kolaborasi dengan dokter dalam pengobatan
2. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan antara suplai dan kebutuhan oksigen
Tujuan : intoleransi aktivitas teratur
Rencana tindakan :
- Kaji skala aktivitas
- Perhatikan frekuensi nadi, nyeri dada, keletihan dan kelemahan berlebih, pusing
- Intruksikan pasien tentang penghematan energy
- Berikan dorongan untuk melakukan aktivitas/ perawatan diri secara bertahap
- Berikan bantuan sesuai kebutuhan
3. Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan tekanan vascular sorebral
Tujuan : nyeri berkurang sampai teratasi
Rencana tindakan :
- Kaji skala nyeri
- Kaji penyebab nyeri, kualitas, regional dan waktu
- Observasi TTV terutama tekanan darah
- Bantu pasien dalam aktivitas
- Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgetik
4. Koping individu inefektif b.d saisis situasional naturasional
Tujuan : koping individu kembali efektif
Rencana tindakan :
- Kaji keefektifan strategi koping dengan mngobservasi perilaku ( perasaan dan perhatian )
- Catat laporan gangguan tidur, peningkatan keletihan, kerusakan konsentrasi
- Bantu klien untuk mengidentivikasi secara spesifik dan cara menatasinya
- Libatkan pasien dalam perencanaan perawatan, beri dorongan partisipasi maksimum dalam pengobatan.
5. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d reabsorbsi H menurun
Tujuan : Nutrisi klien tercukupi sesuai kebutuhan
Rencana tindakan :
- Dorong pasien untuk memperrtahankan masuknya makanan
- Bicarakan pentingnya menurunkan masukan kalori dan batasi masukan garam, dan gula sesuai indikasi
- Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian makanan
ASUHAN KEPERAWATAN PADA Ny. S
DENGAN GANGGUAN SISTEM KARDIOVASKULER : HIPERTENSI
DI RUANG DAHLIA RSUD Dr. SOESELO SLAWI
Tanggal Masuk Rumah Sakit : 07 – 10 – 2011 Dx Medis : Hipertensi
Tanggal Pengkajian : 11 – 10 – 2011
Ruang : Dahlia
A. BIODATA
1. Identitas klien
Nama lengkap : Ny. S
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 65 Tahun
T.T.L : 25 Mei 1946
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku bangsa : Indonesia
Pendidikan : Sekolah Dasar
Alamat : Kabunan
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn. A
Usia : 35 Tahun
Alamat : Kabunan
Pekerjaan : Wiraswasta
Hubungan dengan klien : Anak
B. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan kepala terasa pusing
2. Riwayat penyakit sekarang
Klien mengatakan kepalanya pusing 3 hari terakhir, klien dibawa ke RSUD karena kepalanya pusing disertai mual, muntah hingga tak sadarkan diri. Keadaan umum lemah, kesadaran composmetis, TD = 180/ 110vmm/ Hg. N = 108 m/ m suhu 38˚C dan respirasi 20x/ menit. Saat dilakukan pengkaitan didapatkan data klien merasa pusing seperti berputa – putar.
P : keluhan utama pusing
Q : klien mengatakan kepalanya pusing seperti berputar – putar
R : keluhan yang dirasa di daerah kepala
T : sewaktu – waktu
3. Riwayat kesehatan masa lalu
Klien menderita Gastroenteritis pada waktu kecil dan dirawat di RS selama 1 minggu, klien mengatakan baru kali ini mengalami hipertensi dan ini kedua kalinya dirawat di RS, klien tidak mempunyai riwayat alergi apapun.
4. Genogram
Keterangan:
: Laki-laki
: Perempuan
: Laki-laki meninggal
: Perempuan meninggal
: Hubungan menikah
: Hubungan anak
: Tinggal serumah
: Klien
C. PEMERIKSAAN FISIK
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Lemah
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda – tanda vital
1) Tekanan darah : 130 x/ 70 mm Hg
2) Denyut nadi : 80x/ m
3) Suhu tubuh : 36˚C
4) Pernafasan : 20x/ m
5) Berat badan : 60 kg
6) Tinggi badan : -
2. Pemeriksaan Heat to toe
a. Kepala
1) Wajah dan kulit kepala
Bentuk wajah simetris, rambut warna putih, kulit kepala cukup bersih, wajah pucat, palpasi kepala dan wajah tidak ada benjolan dan nyeri tekan
2) Mata
Mata simetris, palpabrae tidak ada odema, conjungtiva an anemis, chlora an ikterik pupil isokor, fungsi penglihatan menurun.
3) Hidung
Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada polip dan radang
4) Telinga
Keadaan canalis bersih, tidak ada memakai alat bantu pendengaran, fungsi pendengaran normal.
5) Mulut
Keadaan mulut bersih, gigi bersih, tidak ada caries gigi, tidak memakai gigi palsu, tidak ada peradangan, lidah bersih, bibir lembab
b. Leher
Tidak ada pembesaran kelenjar chyroid, tidak ada nyeri tekan, tidak ada bendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar limfa ( getah bening )
c. Thorax dan Paru
- Paru – paru
Inspeksi : tulang iga simetris kanan = kiri, payudara normal, gerak pernafasan kanan – kiri simetris, RR = 20x/ m, pola nafas regular
Parpasi : vocal fremitur anterior kanan = kiri simetris, tidak ada nyeri tekan, vocal fremitur paasterior kanan = kiri simetris
Auskultasi : suara pernafasan vesikules, tidak ada ronkhi atau wheezing
Perkusi : suara paru – paru sonor pada paru kanan dan kiri
d. Jantung
Inspeksi : lokasi letus di sis midciavikula dan denyut jantung Nampak
Parpasi : teraba denyut jantung dengan gerakan
Perkusi : di sis midaxila dari lateral ke media bunyinya sonor sampai dengan sternum dan jari ke sternum pekak.
Auskuitasi : s1 = s2 murni regular, bunyi jantung normal tidak ada murmur v gallop
e. Abdomen
Inspeksi : abdomen simetris, datar dan tidak ada luka
Auskultasi : poris taltik 20x/ m
Parpasi : tidak ada nyeri tekan
Perkusi : suara timpani
f. Genitalia
-
g. Muskulus koletal
Ekstromitas atas : simetris, tidak ada edema atau lesi, tidak ada nyeri tekan, tangan kanan terpasang infuse Naci 20 tetes/ menit.
Ekstremitas bawah : kaki kanan dan kiri simetris, tidak ada kelainan.
h. Integumen
Warna kulit kuning kecoklatan, turgor kulit baik, tidak ada lesi, tidak ada pengerasan kulit dan tidak ada nyeri tekan.
D. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
1. Manajemen terhadap kesehatan dan persepsi kesehatan
Klien mengatakan kesehatan itu penting dan jika ada anggota keluarga yang sakit selalu membawanya ke puskesmas terdekat.
2. Nutrisi dan Metabolime
Sebelum sakit : klien mengaku memiliki nafsu makan yang baik yaitu 3x sehari dengan menu sayur asem, nasi, tempe goreng, makanan favorit klien yaitu tempe. Minum klien 6 – 8 gelas/ hari
Selama sakit : klien makan 3x sehari dengan menu yang disediakan di RS yaitu bubur, sayur asem dan tahu goreng. Minum klien 5 – 6 gelas/ hari.
3. Pola Eliminasi
Sebelum sakit : klien BAB 1 – 2 x/ hari, tidak ada gangguan, BAK 2 – 4 kali/ hari dengan warna dan bau yang khas.
Selama sakit : klien BAB 2x/ hari dengan konsistensi lembek dan bau yang khas, BAK 2x sehari dengan warna dan bau yang khas.
4. Istirahat dan Tidur
Sebelum sakit : klien mengatakan istirahat dengan cukup yaitu malam hari dari jam 21.00 – 05.00 WIB, klien tidak pernah tidur siang.
Selama sakit : klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak karena konisi ruangan yang panas dan berisik. Klien tidak pernah tidur siang.
5. Aktifitas dan latihan
Sebelum sakit : klien dapat melakukan kegiatan sehari – hari tanpa bantuan dari orang lain, keluarga maupun perawat.
Selama sakit : klien mengatakan aktivitas seperti, toileting, berpakaian dan ambulasi dibantu oleh orang lain, keluarga dan perawat.
6. Persepsi Kognitif
System panca indra klien masih baik, hanya penglihatan klien menurun. Untuk indra perasa, peraba, pendengaran dan penghidu masih baik. Klien juga yakin dengan dibawa kerumah sakit klien akan cepat sembuh, klien mengaku tidak tahu tentang penyakitnya, klien tampak bingung, klien sering bertanya tentang penyakitnya.
7. Konsep Diri
Klien percaya bahwa sakitnya dapat disembuhkan, klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang kerumah karena tidak betah dirumah sakit.
8. Peran Hubungan
Klien mengaku bahwa orang terdekatnya adalah anak – anaknya, komunikasi klien dengan keluarga juga baik, komunikasi sehari – hari biasanya menggunakan bahasa jawa. Klien ibu dari 2 orang anak.
9. Produksi dan Seksualitas
Klien adalah seorang perempuan berusia 65 tahun, klien sudah mempunyai 2 orang anak.
10. Toleransi
Klien selalu memecahkan masalah dalam keluarga dengan bermusyawarah.
11. Nilai dan Kepercayaan
Klien beragama islam, selalu menjalankan ibadah sholat 5 waktu tepat waktu. Selama sakit klien tetap menjalankan sholatnya dengan duduk karena merasa lemah dan belum kuat berdiri, selama dirumah sakit klien menjalankan ibadah seperti biasa.
E. THERAPI
No Jenis terapi Cara pemberian
1.
2.
3.
4.
5. 05 % dan Nacl
Cepotaxim
Neurotam
Nicolin
catopres 20 Hs/ m
3x 500 mg
2x 1500 mg
1x 250 mg
1 ampu
Iv
Iv
Iv
Drip
F. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Tanggal Jenis pemeriksaan Nilai Normal Hasil Interpretasi
Leukosit
Eritrosit
Hemoglobin
Eosinofi
Netrofit
Limfosit
LED 1 jam
LED 2 jam
Colestera total
Belerudin indiret 3.6 – 11.00
3.80 – 5. 20
11.7 – 15.5
2.00 – 4.00
50 – 70
25 – 400
0 – 20
0 – 20
150 – 200
0, - 0,75 9.1
4.1
12, 49/ dl
0,20
87,00
18,30
0,7
2,1
211
0,84 -
-
-
L
H
L
-
H
H
H
G. ANALISA DATA
No tanggal Data focus Etiologi Problem
1 11/10/2011
DS :
- Klien mengatakan kepalanya pusing seperti berputar – putar.
DO :
- Aktivitas klien dibantu oleh orang lain seperti toileting, berpakaian dan ambulasi.
- Klien terpasang infuse Nacl 20 H/m
- TD = 130/ 70 mm Hg
Kelemahan fisik
Intoleransi aktivitas
2 11/10/2011
DS :
- Klien mengatakan tidak bisa tidur nyenyak karena kondisi ruangan yang panas dan berisik
DO :
- Wajah pucat
- TD = 130/ 70 mm Hg
- N = 80x/ m
- R = 20x/ m
Ketidaknyamanan psikologis
Kurang tidur
3 11/10/2011 DS :
- Klien mengatakan tidak tahu tentang penyakitnya.
DO :
- Klien tampak bingung
- Klien sering bertanya
tentang penyakitnya
Keterbatasan kognisi
Kurang pengetahuan spesifik
H. DAFTAR MASALAH
No Diagnosa Keperawatan Tanggal masalah timbul Tanggal teratasi Paraf
1.
2.
3.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
Kurang tidur berhubungan dengan ketidaknyamanan psikologi
Kurang pengetahuan ( spesifik ) berhubungan dengan keterbatasan kognisi 11 – 10 – 2011
11 – 10 – 2011
11 – 10 - 2011 14 – 10 – 2011
14 – 10 – 2011
14 – 10 - 2011
I. RENCANA KEPERAWATAN
Tanggal/ jam Dx Kriteria hasil Intervensi Paraf
12/10/2011
10.00 WIB
I
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan aktivitas klien bisa mandiri dan tidak pusing lagi dengan criteria hasil :
- Aktivitas klien mandiri
- Klien tidak pusing lagi
- Tekanan darah normal sistolik 140 – 160 mm Hg. Diastolik 60 – 90 mm Hg 1. Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktivitas klien.
2. Kaji respon emosi
3. Anjurkan klien untuk miring kanan dan kiri
12/10/2011
10.00WIB II Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan pola tidur klien dapat terpenuhi dengan criteria hasil :
- Wajah cerah
- Tidur malam dari jam 21.00 – 05.00 WIB
- Tidur siang dari jam 13.00 – 14.00 WIB
Bantu klien untuk mengidentifikasi faktor2 yang mungkin menyebabkan kurang tidur seperti ketakutan, masalah yang tidak terselesaikan dan konflik.
1. Ajarkan untuk menghindari makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur.
2. Berikan lingkungan yang nyaman.
3. Berikan tidur siang jika diperlukan untuk memenuhi kebutuhan tidur
12/10/2011
10.00 WIB
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x 24 jam diharapkan klien bisa memahami tentang penyekitnya dengan criteria hasil :
- Klien faham tentang penyakitnya yaitu pengertian hipertensi, pecegahan dan cara pengobatan. Bantu klien untuk mengubah posisi secara berkala dari bersandar, duduk, berdiri dan ambulasi.
1. Pantau status fisik klien
2. Berikan informasi tentang penyakitnya.
3. Tentukan kemampuan klien untuk mempelajari informasi khusus
J. CATATAN KEPERAWATAN
Tanggal No. Dx Implementasi Respon Paraf
12/10/2011
I 1. Motivasi keluarga untuk membantu aktivitas klien
2. Mengidentifikasi respon emosi klien
3. Motivasi klien untuk miring kanan dan miring kiri
4. Membantu mengubah posisi klien dari tidur, duduk, bersandar, berdiri dan ambulasi. - Keluarga mau mengikuti anjuran perawat
- Klien tampak tenang
- Klien mau mengikuti petunjuk perawat
- Klien dapat melakukan anjuran perawat tapi dengan bantuan keluarga dan perawat
13/10/2011
II
1. Membantu klien untuk mengidentifikasi faktor2 yang mungkin menyebabkan kurang tidur seperti ketakutan, masalah yang tidak terselesaikan dan konflik
2. Tidak membarikan makanan dan minuman yang dapat mengganggu tidur ( seperti teh manis dan kopi )
3. Membatasi pengunjung
4. Motivasi klien untuk tidur siang - Klien mau mengungkapkan masalahnya
- Klien mau menuruti anjuran perawat
- Klien bisa beristirahat dengan nyaman
- Klien bisa tidur siang dari jam 13.00 – 14.00 WIB
14/10/2011 III
1. Memeriksa status fisik klien
2. Memberikan penkes kepada klien dan keluarga menggunakan uplet dan lembar balik
3. Menentukan kemampuan klien untuk mempelajari informasi khusus ( missal tentang penyakitnya )
- Klien sudah tidak pusing
- Klien dan keluarga mengaku sudah faham tentang penyakit klien
- Klien mampu mempelajari tentang penyakitnya
K. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal/ jam No Dx Catatan Perkembangan Paraf
12/10/2011
10.00 WIB
I
S : - Klien mengatakan aktivitas masih dibantu orang
lain, keluarga
O : - Berpakaian dan toileting masih dibantu keluarga
A : Masalah belum teratasi
P : Pertahankan intervensi
Libatkan keluarga dalam pemenuhan aktifitas
klien
12/10/2011
11.00 WIB
II S : - Klien mengatakan sudah bisa tidur malam dan
tidur siang dari jam13.00 – 14.00 WIB
O : - Wajah segar,
- Klien tidur nyenyak
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
14/10/2011
10.00 WIB
III
S : - Klien sudah faham tentang penyakitnya
O : - Klien tahu tentang penyakitnya tanda/ gejala
peyebab dan cara pengobatannya.
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
14/10/2011
11.00 WIB
IV S : - Klien mengatakan aktivitas sudah mandiri
O : - Berpakaian dan toileting secara mandiri
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
No comments:
Post a Comment