MAKALAH
LIPID
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Biokimia
Dosen
Pengampu :
Anna
Maulina L, SKM
AKADEMI
KEPERAWATAN AL HIKMAH 2
BENDA
SIRAMPOG BREBES
2011
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Salah
satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuh-tumbuhan, hewan atau
manusia dan yang snagat berguna bagi kehidupan manusia ialah lipid. Untuk
memberikan definisi yang jelas tentang lipid sangat sukar, sebab senyawa yang
termassuk lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat
kimia dan fungsi biologinya juga berbeda-beda. Wlaupun demikian para ahli
biokimia bersepakat bahwa lemak dan senyawa organic yang mempunyai sifat fisika
seperti lemak, dimasukan kedalam satu kelompok yang disebut lipid.
Adapun
sifat fisika yang dimaksud ialah: (1) tidak larut dalam air, tetapi larut dalam
satu atau lebih dari satu pelarut organic misalnya eter, asseton, kloroform,
benzena, yang juga disebut “pelarut lemak”; (2) ada hubungan dengan asam-asam
lemak atau esternya; (3) mempunyai kemungkinan digunakan oleh makhluk hidup.
Kesepakatan ini telah disetujui oleh Kongres Internasional Kimia Murni dan
Terapan (International Congress of Pure and Applied Chemistry). Jadi
berdasarkan pada sifat fisika tadi, lipid dapat diperoleh dari hewan atau
tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alcohol panas, eter atau pelarut
lemak yang lain. Macam senyawa-senyawa serta kuintitasnya yang diperoleh melalui ekstraksi itu sangat
tergantung pada bahan alam sumber lipid yang digunakan. Jaringan bawah kulit di
sekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama
lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jarinagn otak atau dalm telur terdapat lipid
kira-kira sebesar 7,5% sampai 30%.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah dari makalah kami antara lain:
1.
Apakah pengertian lipid?
2.
Apa saja jenis-jenis lipid?
3.
Apa saja fungsi lipid?
4. Apa saja truktur
molekul lipid?
C.
Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, adalah:
1.
Tujuan umum
Tujuan
umum dari makalah ini adalah untuk mengetahui lebih banyak tentang lipid
2.
Tujuan Khusus
- Untuk mengetahui pengertian lipid.
- Untuk mengetahui jenis-jenis lpid.
- Untuk mengetahui fungsi dan struktur molekul lipid.
- Untuk mengetahui komponen kimiawi lipid.
BAB II
KONSEP DASAR
A. Lipid
1. Definisi
Lipid didefinisikan sebagai senyawa
yang tidak larut dalam air yang diekstraksi dari makhuk hidup dengan
menggunakan pelarut non polar, istilah lipid mencakup golongan senyawa dengan
keanekaragaman struktur, definisi di atas berdasarkan sifat fisik yang
berlawanan dengan definisi protein, karbohidrat maupun asam nukleat yang
berdasarkan struktur kimianya.
Lipid juga didefinisikan sebagai sekumpulan
senyawa di dalam tubuh yang memiliki ciri-ciri yang serupa dengan malam, gemuk
(grease), atau minyak.
Karena bersifat hidrofobik,
golongan senyawa ini dapat dipakai tubuh sebagai sarana yang bermanfaat untuk
berbagai keperluan. Misalnya jenis lipid yang dikenal sebagai trigliserida
berfungsi sebagai bahan bakar yang penting. Senyawa ini sangat efisien untuk
dipakai sebagai simpanan bahan penghasil energi karena terkumpul dalam
butir-butir kecil yang hampir-hampir bebas air, membuatnya jauh lebih ringan
daripada timbunan karbohidrat setara yang sarat air.
Lipid dalam bentuk lemak dan minyak
merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga kesehatan tubuh manusia,
selain itu juga merupakan sumber energi yang lebih efektif dibandingkan
karbohidrat dan protein, dimana 1 gram lipid dapat menghasilkan 9 kkal
sedangkan untuk karbohidrat dan protein masing-masing hanya 4 kkal/gram.
Lemak dan minyak terdapat pada
hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda. Lemak hewani
mengandung banyak sterol yang disebut kolesterol, sedangkan lemak nabati
mengandung fitosterol dan lebih banyak mengandung asam lemak tidak jenuh
(berbentuk cair). Lemak hewani ada yang berbentuk padat (lemak susu, lemak
babi, lemak sapi). Lemak nabati yang berbentuk cair dibedakan atas 3 golongan
yakni (1) drying oil yang membentuk lapisan keras bila mengering di udara,
contohnya minyak cat/pernis, (2) semi drying oil, contohnya minyak jagung,
minyak biji kapas, dan (3) non drying oil contohnya minyak kelapa.
2.
Fungsi
biologi lipid
Sifat utama adalah tidak larut dalam air dan hanya larut
dalam pelarut-pelarut khusus, yaitu pelarut nonpolar seperti alcohol (panas), khloroform, eter, aseton, dan
sebagainya. Sebagai akibat lipid tidak larut dalam air maka fungsi biologi
utama lipid adalah sebagi pelindung sel maupun bagian-bagian dari sel. Zat atau
senyawa yang dilindungi oleh lipi akan kedap
air dan akan lebih awet, karena itu puka lipid dikatakan sabagai pengawet.
Pada membrane sel, lipid adalah bagian integral membrane, karena itu lipid
sebagai pelindung sel juga terlihat pada proses translokasi zat/senyawa melalui
membrane sel (masuk keluar sel).
Lipid adalah zat atau senyawa yang bersifat tidak mengantar
arus listrik yang baik. Beberapa organ tubuh berfungsi sebaga pengantar impuls
/ rangsangan selalu dibungkus oleh lipid sebagai isolator, misalnya pada organ
syaraf hewan-hewan tingkat tinggi/manusia. Lipid juga sebagai peredam / kedap suhu karena itu lipid
juga berfungsi sebagai isolator suhu. Hewan-hewan yang hidup di kutub di bawah
kulitnya disimpan lapisan lemak yang tebal agar suhu tubuh ± 37oC
dapat dipertahankan.
Lipid atau lemak dikatakan sebagai pelindung, baik selular
maupun aselular. Pelindung selular karena lipid merupakan bagia integral dari
membran sel, di mana membran sel adalah pelindung utama sel. Sebagai pelindung
aselular, lipid dikatakan sebagai pelindung organisme. Lipid sebagai pelindung
organism dalm bentuk jaringan integument karena jaringtan integument banyak
mengandung lipid, lpid tesebut membungkus kuncup-kuncup daun, bunga, buah, dan
putik terutama dari serangan air dan racun-racun serangga.
Sifat fisik jaringan lipid pada tubuh hewan tingkat
tinggi/manusia ialah kenyal dan elastic yang dapat menahan beturan, geserkan,
atau tarikan. Lipid sebagai nutrient dikatakan berfungsi sebagai penyimpana
energy cadangan dalam jaringan tubuh, pada rongga-rongga visceral tubuh dan di
bawah kulit.diantara keempat biomolekul, lipid paling banyak mengandung energy
potensial yaitu 9,3% kkal/mol, dibandingkan dengan karbohidrat dan protein yang
masing-masing mengandung energi potensial sekitar 4,3 kkal/mol.
Lipid juga memepunyai fungsi lain diantaranya adalah: (1) Sebagai penyusun struktur membran sel. (2) Dalam hal ini lipid berperan sebagai barier untuk sel dan mengatur
aliran material-material. (3) Sebagai cadangan energi, Lipid disimpan sebagai jaringan adiposa. (4) Sebagai hormon dan vitamin, Hormon
mengatur komunikasi antar sel, sedangkan vitamin membantu regulasi
proses-proses biologis
3. Jenis-jenis Lipid
Lipid dibagi dalam beberapa golongan
berdasarkan kemiripan struktur kimianya, yaitu:
Asam lemak, terdiri atas asam lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh
Gliserida, terdiri atas gliserida netral dan fosfogliserida
Lipid kompleks, terdiri atas lipoprotein dan glikolipid
Non gliserida, terdiri atas sfingolipid, steroid dan malam
1. Asam lemak
Asam lemak merupakan asam monokarboksilat rantai
panjang. Adapun rumus umum dari asam lemak adalah:
CH3(CH2)nCOOH atau CnH2n+1-COOH
Rentang ukuran dari asam lemak adalah C12
sampai dengan C24. Ada dua macam asam lemak yaitu:
a) Asam lemak jenuh (saturated fatty acid)
Asam lemak ini tidak
memiliki ikatan rangkap
b) Asam lemak tak jenuh (unsaturated fatty acid)
Asam lemak ini memiliki
satu atau lebih ikatan rangkap
Struktur asam lemak jenuh
Struktur asam lemak tak jenuh
Asam-asam lemak penting bagi tubuh
Simbol numerik
|
Nama Umum
|
Struktur
|
Keterangan
|
14:0
|
Asam miristat
|
CH3(CH2)12COOH
|
Sering
terikat dengan atom N terminal dari membran plasma bergabung dengan protein
sitoplasmik
|
16:0
|
Asam palmitat
|
CH3(CH2)14COOH
|
Produk
akhir dari sintesis asam lemak mamalia
|
16:1D9
|
Asam palmitoleat
|
CH3(CH2)5C=C(CH2)7COOH
|
|
18:0
|
Asam stearat
|
CH3(CH2)16COOH
|
|
18:1D9
|
Asam oleat
|
CH3(CH2)7C=C(CH2)7COOH
|
|
18:2D9,12
|
Asam linoleat
|
CH3(CH2)4C=CCH2C=C(CH2)7COOH
|
Asam
lemak esensial
|
18:3D9,12,15
|
Asam linolenat
|
CH3CH2C=CCH2C=CCH2C=C(CH2)7COOH
|
Asam
lemak esensial
|
20:4D5,8,11,14
|
Assam arakhidonat
|
CH3(CH2)3(CH2C=C)4(CH2)3COOH
|
Prekursor
untuk sintesis eikosanoid
|
Asam stearat Asam
oleat
Asam arakhidonat
Beberapa
contoh struktur asam lemak
2. Gliserida netral (lemak
netral)
Gliserida netral adalah
ester antara asam lemak dengan gliserol. Fungsi dasar dari gliserida netral
adalah sebagai simpanan energi (berupa lemak atau minyak). Setiap gliserol
mungkin berikatan dengan 1, 2 atau 3 asam lemak yang tidak harus sama. Jika
gliserol berikatan dengan 1 asam lemak disebut monogliserida, jika berikatan
dengan 2 asam lemak disebut digliserida dan jika berikatan dengan 3 asam lemak
dinamakan trigliserida. Trigliserida merupakan cadangan energi penting dari
sumber lipid.
Struktur trigliserida sebagai lemak netral
Apa yang dimaksud
dengan lemak (fat) dan minyak (oil)? Lemak dan minyak keduanya
merupakan trigliserida. Adapun perbedaan sifat secara umum dari keduanya
adalah:
1.
Lemak
-
Umumnya
diperoleh dari hewan
-
Berwujud
padat pada suhu ruang
-
Tersusun
dari asam lemak jenuh
2.
Minyak
-
Umumnya diperoleh dari tumbuhan
-
Berwujud cair pada suhu ruang
-
Tersusun dari asam lemak tak jenuh
3.
Fosfogliserida (fosfolipid)
Lipid dapat mengandung
gugus fosfat. Lemak termodifikasi ketika fosfat mengganti salah satu rantai
asam lemak.
Penggunaan fosfogliserida adalah:
1. Sebagai komponen penyusun
membran sel
2. Sebagi agen emulsi
Struktur
dari fosfolipid
Fosfolipid
bilayer (lapisan ganda) sebagai penyusun membran sel
4.
Lipid kompleks
Lipid kompleks adalah
kombinasi antara lipid dengan molekul lain. Contoh penting dari lipid kompleks
adalah lipoprotein dan glikolipid.
Lipoprotein
Lipoprotein merupakan
gabungan antara lipid dengan protein.
Gabungan lipid dengan
protein (lipoprotein) merupakan contoh dari lipid kompleks
Ada 4 klas mayor dari
lipoprotein plasma yang masing-masing tersusun atas beberapa jenis lipid,
yaitu:
Perbandingan komposisi
penyusun 4 klas besar lipoprotein
1.
Kilomikron
Kilomikron berfungsi sebagai alat transportasi
trigliserid dari usus ke jaringan lain, kecuali ginjal
2.
VLDL (very low - density
lypoproteins)
VLDL mengikat trigliserid di dalam hati dan
mengangkutnya menuju jaringan lemak
3.
LDL (low - density
lypoproteins)
LDL
berperan mengangkut
kolesterol ke jaringan perifer
4.
HDL (high - density
lypoproteins)
HDL
mengikat kolesterol
plasma dan mengangkut kolesterol ke hati.
Ilustrasi peran
masing-masing dari 4 klas besar lipoprotein
5.
Lipid non gliserida
Lipid jenis ini tidak
mengandung gliserol. Jadi asam lemak bergabung dengan molekul-molekul non
gliserol. Yang termasuk ke dalam jenis ini adalah sfingolipid, steroid,
kolesterol dan malam.
Sfingolipid
Sifongolipid adalah
fosfolipid yang tidak diturunkan dari lemak. Penggunaan primer dari sfingolipid
adalah sebagai penyusun selubung mielin serabut saraf. Pada manusia, 25% dari
lipid merupakan sfingolipid.
Struktur kimia
sfingomielin (perhatikan 4 komponen penyusunnya)
Kolesterol
Selain fosfolipid,
kolesterol merupakan jenis lipid yang menyusun membran plasma. Kolesterol juga
menjadi bagian dari beberapa hormon.
Kolesterol berhubungan
dengan pengerasan arteri. Dalam hal ini timbul plaque pada dinding arteri, yang
mengakibatkan peningkatan tekanan darah karena arteri menyempit, penurunan
kemampuan untuk meregang. Pembentukan gumpalan dapat menyebabkan infark miokard
dan stroke.
Struktur dasar
darikolesterol
Kolesterol
merupakan bagian dari membran sel
Steroid
Beberapa hormon reproduktif
merupakan steroid, misalnya testosteron dan progesteron.
Progesteron dan testosterone
Steroid lainnya adalah
kortison. Hormon ini berhubungan dengan proses metabolisme karbohidrat,
penanganan penyakit arthritis rematoid, asthma, gangguan pencernaan dan
sebagainya.
Kortison
Malam/lilin (waxes)
Malam tidak larut di
dalam air dan sulit dihidrolisis. Malam sering digunakan sebagai lapisan
pelindung untuk kulit, rambut dan lain-lain. Malam merupakan ester antara asam
lemak dengan alkohol rantai panjang.
Ester antara asam lemak
dengan alkohol membentuk malam
4. Metabolisme lipid
Lipid yang kita peroleh sebagai sumber energi utamanya adalah dari lipid
netral, yaitu trigliserid (ester antara gliserol dengan 3 asam lemak). Secara
ringkas, hasil dari pencernaan lipid adalah asam lemak dan gliserol, selain itu
ada juga yang masih berupa monogliserid. Karena
larut dalam air, gliserol masuk sirkulasi portal (vena porta) menuju hati.
Asam-asam lemak rantai pendek juga dapat melalui jalur ini.
Struktur
miselus. Bagian polar berada di sisi luar, sedangkan bagian non polar berada di
sisi dalam
Sebagian besar asam lemak dan monogliserida karena
tidak larut dalam air, maka diangkut oleh miselus (dalam bentuk besar disebut
emulsi) dan dilepaskan ke dalam sel epitel usus (enterosit). Di dalam sel ini
asam lemak dan monogliserida segera dibentuk menjadi trigliserida (lipid) dan
berkumpul berbentuk gelembung yang disebut kilomikron. Selanjutnya kilomikron
ditransportasikan melalui pembuluh limfe dan bermuara pada vena kava, sehingga
bersatu dengan sirkulasi darah. Kilomikron ini kemudian ditransportasikan
menuju hati dan jaringan adiposa.
Struktur kilomikron. Perhatikan
fungsi kilomikron sebagai pengangkut trigliserida
Simpanan trigliserida pada
sitoplasma sel jaringan adiposa
Di dalam sel-sel hati dan jaringan adiposa,
kilomikron segera dipecah menjadi asam-asam lemak dan gliserol. Selanjutnya
asam-asam lemak dan gliserol tersebut, dibentuk kembali menjadi simpanan
trigliserida. Proses pembentukan trigliserida ini dinamakan esterifikasi.
Sewaktu-waktu jika kita membutuhkan energi dari lipid, trigliserida dipecah
menjadi asam lemak dan gliserol, untuk ditransportasikan menuju sel-sel untuk
dioksidasi menjadi energi. Proses pemecahan lemak jaringan ini dinamakan lipolisis.
Asam lemak tersebut ditransportasikan
oleh albumin ke jaringan yang memerlukan dan disebut sebagai asam lemak
bebas (free fatty acid/FFA).
Secara ringkas, hasil
akhir dari pemecahan lipid dari makanan adalah asam lemak dan gliserol. Jika
sumber energi dari karbohidrat telah mencukupi, maka asam lemak mengalami
esterifikasi yaitu membentuk ester dengan gliserol menjadi trigliserida sebagai
cadangan energi jangka panjang. Jika sewaktu-waktu tak tersedia sumber energi
dari karbohidrat barulah asam lemak dioksidasi, baik asam lemak dari diet
maupun jika harus memecah cadangan trigliserida jaringan. Proses pemecahan
trigliserida ini dinamakan lipolisis.
Proses oksidasi asam
lemak dinamakan oksidasi beta dan menghasilkan asetil KoA. Selanjutnya
sebagaimana asetil KoA dari hasil metabolisme karbohidrat dan protein, asetil
KoA dari jalur inipun akan masuk ke dalam siklus asam sitrat sehingga
dihasilkan energi. Di sisi lain, jika kebutuhan energi sudah mencukupi, asetil
KoA dapat mengalami lipogenesis menjadi asam lemak dan selanjutnya dapat
disimpan sebagai trigliserida.
Beberapa lipid non
gliserida disintesis dari asetil KoA. Asetil KoA mengalami kolesterogenesis
menjadi kolesterol. Selanjutnya kolesterol mengalami steroidogenesis membentuk
steroid. Asetil KoA sebagai hasil oksidasi asam lemak juga berpotensi
menghasilkan badan-badan keton (aseto asetat, hidroksi butirat dan aseton).
Proses ini dinamakan ketogenesis. Badan-badan keton dapat menyebabkan gangguan
keseimbangan asam-basa yang dinamakan asidosis metabolik. Keadaan ini dapat
menyebabkan kematian.
|
Ikhtisar metabolisme lipid
5. Metabolisme gliserol
Gliserol
sebagai hasil hidrolisis lipid (trigliserida) dapat menjadi sumber energi.
Gliserol ini selanjutnya masuk ke dalam jalur metabolisme karbohidrat yaitu
glikolisis. Pada tahap awal, gliserol mendapatkan 1 gugus fosfat dari ATP
membentuk gliserol 3-fosfat. Selanjutnya senyawa ini masuk ke dalam rantai
respirasi membentuk dihidroksi aseton fosfat, suatu produk antara dalam jalur
glikolisis.
Reaksi-reaksi kimia
dalam metabolisme gliserol
6. Oksidasi asam lemak (oksidasi
beta)
Untuk
memperoleh energi, asam lemak dapat dioksidasi dalam proses yang dinamakan
oksidasi beta. Sebelum dikatabolisir
dalam oksidasi beta, asam lemak harus diaktifkan terlebih dahulu menjadi
asil-KoA. Dengan adanya ATP dan Koenzim A, asam lemak diaktifkan dengan
dikatalisir oleh enzim asil-KoA sintetase (Tiokinase).
Aktivasi asam lemak menjadi asil
KoA
Asam
lemak bebas pada umumnya berupa asam-asam lemak rantai panjang. Asam lemak
rantai panjang ini akan dapat masuk ke dalam mitokondria dengan bantuan senyawa
karnitin, dengan rumus (CH3)3N+-CH2-CH(OH)-CH2-COO-.
Mekanisme transportasi asam lemak
trans membran mitokondria melalui mekanisme pengangkutan karnitin
Langkah-langkah
masuknya asil KoA ke dalam mitokondria dijelaskan sebagai berikut:
§ Asam lemak bebas (FFA) diaktifkan menjadi asil-KoA dengan dikatalisir
oleh enzim tiokinase.
§ Setelah menjadi bentuk aktif, asil-KoA
dikonversikan oleh enzim karnitin palmitoil transferase I yang terdapat pada
membran eksterna mitokondria menjadi asil karnitin. Setelah menjadi asil
karnitin, barulah senyawa tersebut bisa menembus membran interna mitokondria.
§ Pada membran interna mitokondria terdapat
enzim karnitin asil karnitin translokase yang bertindak sebagai pengangkut asil
karnitin ke dalam dan karnitin keluar.
§ Asil karnitin yang masuk ke dalam
mitokondria selanjutnya bereaksi dengan KoA dengan dikatalisir oleh enzim
karnitin palmitoiltransferase II yang ada di membran interna mitokondria
menjadi Asil Koa dan karnitin dibebaskan.
§ Asil KoA yang sudah berada dalam
mitokondria ini selanjutnya masuk dalam proses oksidasi beta.
Dalam oksidasi beta,
asam lemak masuk ke dalam rangkaian siklus dengan 5 tahapan proses dan pada
setiap proses, diangkat 2 atom C dengan hasil akhir berupa asetil KoA.
Selanjutnya asetil KoA masuk ke dalam siklus asam sitrat. Dalam proses oksidasi
ini, karbon β asam lemak dioksidasi menjadi keton.
Oksidasi karbon β
menjadi keton
Keterangan:
Frekuensi oksidasi β adalah (½ jumlah atom C)-1
Jumlah asetil KoA yang dihasilkan adalah (½
jumlah atom C)
Oksidasi
asam lemak dengan 16 atom C. Perhatikan bahwa setiap proses pemutusan 2 atom C
adalah proses oksidasi β dan setiap 2 atom C yang diputuskan adalah asetil KoA.
Aktivasi asam lemak, oksidasi
beta dan siklus asam sitrat
Telah
dijelaskan bahwa asam lemak dapat dioksidasi jika diaktifkan terlebih dahulu
menjadi asil-KoA. Proses aktivasi ini membutuhkan energi sebesar 2P. (-2P)
Setelah
berada di dalam mitokondria, asil-KoA akan mengalami tahap-tahap perubahan
sebagai berikut:
1. Asil-KoA diubah menjadi delta2-trans-enoil-KoA.
Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan energi 2P (+2P)
2. delta2-trans-enoil-KoA diubah
menjadi L(+)-3-hidroksi-asil-KoA
3. L(+)-3-hidroksi-asil-KoA diubah menjadi
3-Ketoasil-KoA. Pada tahap ini terjadi rantai respirasi dengan menghasilkan
energi 3P (+3P)
4. Selanjutnya terbentuklah asetil KoA yang
mengandung 2 atom C dan asil-KoA yang telah kehilangan 2 atom C.
Dalam
satu oksidasi beta dihasilkan energi 2P dan 3P sehingga total energi satu kali
oksidasi beta adalah 5P. Karena pada umumnya asam lemak memiliki banyak atom C,
maka asil-KoA yang masih ada akan mengalami oksidasi beta kembali dan
kehilangan lagi 2 atom C karena membentuk asetil KoA. Demikian seterusnya
hingga hasil yang terakhir adalah 2 asetil-KoA.
Asetil-KoA
yang dihasilkan oleh oksidasi beta ini selanjutnya akan masuk siklus asam
sitrat.
Penghitungan energi hasil metabolisme lipid
Dari
uraian di atas kita bisa menghitung energi yang dihasilkan oleh oksidasi beta
suatu asam lemak. Misalnya tersedia sebuah asam lemak dengan 10 atom C, maka
kita memerlukan energi 2 ATP untuk aktivasi, dan energi yang di hasilkan oleh
oksidasi beta adalah 10 dibagi 2 dikurangi 1, yaitu 4 kali oksidasi beta,
berarti hasilnya adalah 4 x 5 = 20 ATP. Karena asam lemak memiliki 10 atom C,
maka asetil-KoA yang terbentuk adalah 5 buah.
Setiap
asetil-KoA akan masuk ke dalam siklus Kreb’s yang masing-masing akan
menghasilkan 12 ATP, sehingga totalnya adalah 5 X 12 ATP = 60 ATP. Dengan
demikian sebuah asam lemak dengan 10 atom C, akan dimetabolisir dengan hasil -2
ATP (untuk aktivasi) + 20 ATP (hasil oksidasi beta) + 60 ATP (hasil siklus
Kreb’s) = 78 ATP.
Sebagian
dari asetil-KoA akan berubah menjadi asetoasetat, selanjutnya asetoasetat
berubah menjadi hidroksi butirat dan aseton. Aseto asetat, hidroksi butirat dan
aseton dikenal sebagai badan-badan keton. Proses perubahan asetil-KoA menjadi
benda-benda keton dinamakan ketogenesis.
Proses ketogenesis
Lintasan ketogenesis di
hati
Sebagian
dari asetil KoA dapat diubah menjadi kolesterol (prosesnya dinamakan
kolesterogenesis) yang selanjutnya dapat digunakan sebagai bahan untuk
disintesis menjadi steroid (prosesnya dinamakan steroidogenesis).
Gambar Lintasan kolesterogenesis
7.
Sintesis
asam lemak
Makanan
bukan satu-satunya sumber lemak kita. Semua organisme dapat men-sintesis asam
lemak sebagai cadangan energi jangka panjang dan sebagai penyusun struktur
membran. Pada manusia, kelebihan asetil KoA dikonversi menjadi ester asam
lemak. Sintesis asam lemak sesuai dengan degradasinya (oksidasi beta).
Sintesis
asam lemak terjadi di dalam sitoplasma. ACP (acyl carrier protein) digunakan
selama sintesis sebagai titik pengikatan. Semua sintesis terjadi di dalam
kompleks multi enzim-fatty acid synthase. NADPH digunakan untuk sintesis.
Tahap-tahap sintesis
asam lemak ditampilkan pada skema berikut.
Tahap-tahap sintesis
asam lemak
8. Penyimpanan lemak dan penggunaannya
kembali
Asam-asam lemak akan disimpan jika tidak diperlukan untuk memenuhi
kebutuhan energi. Tempat penyimpanan utama asam lemak adalah jaringan adiposa.
Adapun tahap-tahap penyimpanan tersebut adalah:
-
Asam lemak
ditransportasikan dari hati sebagai kompleks VLDL.
-
Asam lemak kemudian
diubah menjadi trigliserida di sel adiposa untuk disimpan.
-
Gliserol 3-fosfat
dibutuhkan untuk membuat trigliserida. Ini harus tersedia dari glukosa.
-
Akibatnya, kita tak
dapat menyimpan lemak jika tak ada kelebihan glukosa di dalam tubuh.
Dinamika lipid di dalam
sel adiposa. Perhatikan tahap-tahap sintesis dan degradasi trigliserida
Jika kebutuhan energi
tidak dapat tercukupi oleh karbohidrat, maka simpanan trigliserida ini dapat
digunakan kembali. Trigliserida akan dipecah menjadi gliserol dan asam lemak.
Gliserol dapat menjadi sumber energi (metabolisme gliserol). Sedangkan asam
lemak pun akan dioksidasi untuk memenuhi kebutuhan energi pula. (oksidasi
beta)..
Lipid memiliki reaksi kimia yang khas, antara lain:
Hidrolisis
Hidrolisis lipid seperti
triasilgliserol dapat dilakukan secara enzimatik dengan bantuan lipase,
menghasilkan asam-asam lemak dan gliserol. Sifat lipase pancreas dapat
dimanfaatkan yang lebih suka memecahkan ikatan ester pada posisi 1 dan 3
daripada posisi 2 dari triasilgliserol).
Penyabunan
Hidrolisis lemak oleh alkali disebut
penyabunan. yang dihasilkan adalah gliserol dan garam alkali asam lemak yang
disebut sabun.
Penguraian (kerusakan,
ketengikan) lipid
Ketengikan adalah perubahan kimia
yang menimbulkan bau dan rasa tidak enak pada lemak.
Penyebabnya antara lain auto
oksidasi, hidrolisis dan kegiatan bakteri, Oksigen udara dianggap menyerang
ikatan rangkap pada asm lemak untuk membentuk ikatan peroksida. Dengan demikian
bilangan yodium turun, walaupun sedikit asam lemak bebas dan gliserol
dilepaskan. Timbal atau tembaga mengkatalisis ketengikan.
Mengasingkan oksigen atau menambah
zat antioksidan menghambat proses ketengikan. Radikal-radikal bebas dihasilkan
dihasilkan selama pembentukan peroksida, dan ini dapat merusak
jaringan-jaringan jidup kecuali terdapat antioksidan, misalnya tokoferol
(vitamin E) yang bereaksi radikal-radikal bebas.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Lemak memiliki sifat-sifat yang khas
yaitu tidak larut atau sedikit larut dalam air dan dapat diekstrasi dengan
pelarut non-polar seperti khloroform, eter, benzena, heksana, aseton dan alkohol
panas. Lemak mempunyai banyak fungsi biologis yang sangat menunjang kehidupan
organisme, antara lai berperan dalam transport aktif sel, penyusun membran sel,
sebagai cadangan energi dan isolator panas, sebagai pelarut vitamin A, D, E,
dan K. Lemak dapat mengalami reaksi hidrolisis, ketengikan, hidrogenasi,
penyabunan dan lain-lain.
B. Saran
Dari makalah ini kami memberikan
saran antara lain:
DAFTAR PUSTAKA
Armstrong, Frank B. 1995. Buku Ajar Biokimia. Edisi ketiga. EGC: Jakarta
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta
http://yukiicettea.blogspot.com/2009/10/biochemistry-laporan-biokimia-lipida.html
Gilvery, Goldstein. 1996. Biokimia Suatu Pendekatan Fungsional. Edisi 3. Airlangga University Press: Surabaya
Harper, et al. 1980. Biokimia (Review of Physiological Chemistry). Edisi 17. EGC: Jakarta
Riawan, S. 1990. Kimia Organik. Edisi 1. Binarupa Aksara: Jakarta
http://yukiicettea.blogspot.com/2009/10/biochemistry-laporan-biokimia-lipida.html
No comments:
Post a Comment