LAPORAN
PROMOSI KESEHATAN DENGAN HIV/AIDS
Di Susun
Untuk Memenuhi
Tugas Mata
Kuliah Promosi kesehatan
Dosen Pengampu : Anna Maulina
Lestari, SKM
Disusun Oleh :
Achmad Sofa Mubarok 011.003
Adhisty Rizky Lindiarti 011.004
Ahmad Nur
Syuhada 011.005
Devita
Apriyanti 011.009
Eti
Herawati 011.011
AKADEMI KEPERAWATAN AL-HIKMAH 02
BENDA
SIRAMPOG BREBES
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur Penulis
Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun tugas ini yang berjudul “Laporan Promosi Kesehatan HIV/AIDS "
tepat pada waktunya.
Penulis
menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan tuntunan Tuhan
Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak, untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan laporan ini.
Akhir
kata semoga laporan ini dapat memberikan manfaat kepada para pembaca. Penulis
menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.
Kritik
dan saran dari pembaca sangat penulis harapkan untuk penyempurnaan laporan selanjutnya.
Benda, Oktober 2012
Penyusun
DAFTAR PUSTAKA
BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang
Dewasa ini pergaulan remaja di
Indonesia sangat memprihatinkan. Banyak remaja Indonesia yang terjerumus kedalam
tindakan – tindakan yang membahayakan dirinya sendri termasuk membahayakan
orang disekelilingnya. Seks bebas dan memakai obat – obatan terlarang dianggap
hal yang biasa. Kondisi ini dari hari ke hari sangat memburuk, setiap hari
angka kematian yang diakibatkan seks bebas dan narkotika semakin bertambah.
Untuk itu perlu tindakan yang serius dari berbagai elemen masyarakat baik
pemerintah, masyarakat dan dari kita sendiri. Salah satu dampak pergaulan bebas
yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah AIDS. Acquired Immunodeficiency
Syndrome atau Acquired Immune Deficiency Syndrome atau yang yang terkena virus
ini akan menjadi rentan terhadap infeksi oportunistik ataupun mudah terkena
tumor. Meskipun penanganan yang telah ada dapat memperlambat laju perkembangan
virus, namun penyakit ini belum benar-benar bisa disembuhkan. HIV dan
virus-virus sejenisnya umumnya ditularkan melalui kontak langsung antara
lapisan kulit dalam atau aliran darah, dengan cairan tubuh yang mengandung HIV,
seperti darah, air mani, cairan vagina, cairan preseminal, dan air susu ibu.
Penularan dapat terjadi melalui hubungan intim (vaginal,anal, ataupun oral),
tranfusi darah, jarum suntik yang terkontaminasi, antara ibu dan bayi selama
kehamilan bersalin, atau menyusui serta bentuk kontak lainnya dengan
cairan-cairan tubuh tersebut.
Dengan pertimbangan-pertimbangan dan alasan itulah kami
sebagai pelajar, sebagai bagian dari anggota masyarakat dan sebagai generasi
penerus bangsa, merasa perlu memperhatikan hal tersebut. Oleh karena itu kami
membahasnya dalam laporan ini.
B.
Tujuan
1.
Tujuan Umum
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
HIV (Human Immuno deficiency Virus)
/ virus penurunan kekebalan tubuh pada manusia adalah kuman yang sangat kecil
yang disebut virus, yang tidak bisa terlihat oleh manusia.
AIDS (Aquired Immuno Deficiensy Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinveksi virus Human Immunodeficliency Virus (HIV). Orang yang terinfeksi virus ini tidak dapat mengatasi serbuan penyakit infeksi lain karena system tubuhnya menurun terus secara drastis.
B. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Bila seseorang terkena infeksi HIV, virus akan menyerang sistim kekebalan tubuh yaitu bagian tubuh kita yang bertugas untuk melawan infeksi.
Gallo (National Institute of Health, USA) menemukan virus HTL III (Human T. Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS.
Pada tahun 1986 dari Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS disebut HIV-2 dan berbeda dengan HIV-1 secara genetic maupun antigenic.
AIDS (Aquired Immuno Deficiensy Syndrome) adalah kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya system kekebalan tubuh yang terjadi karena seseorang terinveksi virus Human Immunodeficliency Virus (HIV). Orang yang terinfeksi virus ini tidak dapat mengatasi serbuan penyakit infeksi lain karena system tubuhnya menurun terus secara drastis.
B. Etiologi
AIDS disebabkan oleh virus yang disebut HIV. Bila seseorang terkena infeksi HIV, virus akan menyerang sistim kekebalan tubuh yaitu bagian tubuh kita yang bertugas untuk melawan infeksi.
Gallo (National Institute of Health, USA) menemukan virus HTL III (Human T. Lymphotropic Virus) yang juga adalah penyebab AIDS.
Pada tahun 1986 dari Afrika ditemukan virus lain yang dapat pula menyebabkan AIDS disebut HIV-2 dan berbeda dengan HIV-1 secara genetic maupun antigenic.
C.
Masa
Inkubasi
Masa inkubasi virus HIV sangat lama
yaitu kurang lebih 10 tahun. Begitu masuk dalam tubuh manusia, virus HIV tidak
serta merta menyerang orang tersebut dengan ganas sampai akhirnya meninggal.
Virus ini membunuh manusia secara pelan tapi pasti.
Diperlukan waktu kurang lebih 10 tahun bagi virus ini baru mulai menampakkan gejalanya. Selama 10 tahun tersebut hampir tidak ada gejala yang menonjol yang menyebabkan penderitanya waspada atau melakukan sesuatu untuk bertahan hidup. Biasanya seseorang baru tahu terinfeksi virus HIV ketika sudah menjadi AIDS. Padahal, kalau sudah memasuki tahap AIDS, kemungkinan untuk memperpanjang hidup sangat kecil.
Diperlukan waktu kurang lebih 10 tahun bagi virus ini baru mulai menampakkan gejalanya. Selama 10 tahun tersebut hampir tidak ada gejala yang menonjol yang menyebabkan penderitanya waspada atau melakukan sesuatu untuk bertahan hidup. Biasanya seseorang baru tahu terinfeksi virus HIV ketika sudah menjadi AIDS. Padahal, kalau sudah memasuki tahap AIDS, kemungkinan untuk memperpanjang hidup sangat kecil.
D. Tanda dan Gejala
1. AIDS
AIDS merupakan manifestasi lanjutan HIV. Selama stadium individu bisa saja merasa sehat dan tidak curiga bahwa mereka penderita penyakit. Pada stadium lanjut, system imun individu tidak mampu lagi menghadapi infeksi Opportunistik dan mereka terus menerus menderita penyakit minor dan mayor Karen tubuhnya tidak mampu memberikan pelayanan.
Angka infeksi pada bayi sekitar 1 dalam 6 bayi. Pada awal terinfeksi, memang tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus. Namun beberapa minggu kemudian orang tua yang terinfeksi HIV akan terserang penyakit ringan sehari-hari seperti flu dan diare. Penderita AIDS dari luar tampak sehat. Pada tahun ke 3-4 penderita tidak memperlihatkan gejala yang khas. Sesudah tahun ke 5-6 mulai timbul diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan di mulut dan terjadi pembengkakan didaerah kelenjar getah bening. Jika diuraikan tanpa penanganan medis, gejala PMS akan berakibat fatal.
2. HIV
Infeksi HIV memberikan gambaran klinik yang tidak spesifik dengan spectrum yang lebar, mulai dari infeksi tanpa gejala (asimtomatif) pada stadium awal sampai dengan gejala-gejala yang berat pada stadium yang lebih lanjut. Perjalanan penyakit lambat dan gejala-gejala AIDS rata-rata baru timbul 10 tahun sesudah infeksi, bahkan dapat lebih lama lagi.
Perjalan klinik infeksi HIV telah ditemukan beberapa klasifikasi yaitu :
a. Infeksi Akut : CD4 : 750 – 1000
Gejala infeksi akut biasanya timbul sedudah masa inkubasi selama 1-3 bulan. Gejala yang timbul umumnya seperti influenza, demam, atralgia, anereksia, malaise, gejala kulit (bercak-bercak merah, urtikarta), gejala syaraf (sakit kepada, nyeri retrobulber, gangguan kognitif danapektif), gangguan gas trointestinal (nausea, diare). Pada fase ini penyakit tersebut sangat menular karena terjadi viremia. Gejala tersebut diatas merupakan reaksi tubuh terhadap masuknya unis yang berlangsung kira-kira 1-2 minggu.
b. Infeksi Kronis Asimtomatik : CD4 > 500/ml
Setelah infeksi akut berlalu maka selama bertahun-tahun kemudian, umumnya sekitar 5 tahun, keadaan penderita tampak baik saja, meskipun sebenarnya terjadi replikasi virus secara lambat di dalam tubuh. Beberapa penderita mengalami pembengkakan kelenjar lomfe menyeluruh, disebut limfa denopatio (LEP), meskipun ini bukanlah hal yang bersifat prognostic dan tidak terpengaruh bagi hidup penderita. Saat ini sudah mulai terjadi penurunan jumlah sel CD4 sebagai petunjuk menurunnya kekebalan tubuh penderita, tetapi masih pada tingkat 500/ml.
c. Infeksi Kronis Simtomatik
Fase ini dimulai rata-rata sesudah 5 tahun terkena infeksi HIV. Berbagai gejala penyakit ringan atau lebih berat timbul pada fase ini, tergantung pada tingkat imunitas penderita.
1). Penurunan Imunitas sedang : CD4 200 – 500
Pada awal sub-fase ini timbul penyakit-penyakit yang lebih ringan misalnya reaktivasi dari herpes zoster atau herpes simpleks. Namun dapat sembuh total atau hanya dengan pengobatan biasa. Keganasan juga dapat timbul pada fase yang lebih lanjut dari sub-fase ini dan dapat berlanjut ke sub fase berikutnya, demikian juga yang disebut AIDS-Related (ARC).
2). Penurunan Imunitas berat : CD4 < 200
Pada sub fase ini terjadi infeksi oportunistik berat yang sering mengancam jiwa penderita. Keganasan juga timbul pada sub fase ini, meskipun sering pada fase yang lebih awal. Viremia terjadi untuk kedua kalinya dan telah dikatakan tubuh sudah dalam kehilangan kekebalannya.
Tanda dan Gejala AIDS
1. Dicurigai AIDS pada orang dewasa bila ada paling sedikit dua gejala mayor dan satu gejala minor dan tidak ada sebab-sebab imunosupresi yang lain seperti kanker,malnutrisi berat atau pemakaian kortikosteroid yang lama.
a. gejala Mayor
1). Penurunan berat badan lebih dari 10%
2). Diare kronik lebih dari satu bulan
3). Demam lebih dari satu bulan
b. Gejala Minor
1). Batuk lebih dari satu bulan
2). Dermatitis preuritik umum
3). Herpes zoster recurrens
4). Kandidias orofaring
5). Limfadenopati generalisata
6). Herpes simplek diseminata yang kronik progresif
2. Dicurigai AIDS pada anak. Bila terdapat palinh sedikit dua gejala mayor dan dua gejala minor, dan tidak terdapat sebab – sebab imunosupresi yang lain seperti kanker, malnutrisi berat, pemakaian kortikosteroid yang lama atau etiologi lain.
a. Gejala Mayor
1). Penurunan berat badan atau pertmbuhan yang lambat dan abnormal
2). Diare kronik lebih dari 1bulan
3). Demam lebih dari1bulan
b. Gejala minor
1). Limfadenopati generalisata
2). Kandidiasis oro-faring
3). Infeksi umum yang berulang
4). Batuk parsisten
5). Dermatitis
E. HIV/AIDS Pada Wanita
HIV/AIDS berbeda pada wanita karena :
1. Wanita lebih mudah terinfeksi HIV dari pada pria. Pria memasukkan semen ke dalam vagina, dimana cairan tersebut tidk akan menetap untuk waktu yang lama. Bila dalam semen tersebut mengandung virus HIV maka akan mudah masuk kedalam tubuh wanita melalui vagina dan servix, terutama bila terdapat sayatan atau ulkus pada bagian tersebut.
2. Wanita sering terkena infeksi pada usia muda daripada pria. Ini karena wanita muda dan gadis-gadis biasanya sering sulit untuk menolak hubungan seksual yang tidk dikehendaki ataupun yang tidak aman.
3. Wanita menerima transfuse darah lebih banyak daripada pria karena masalah kelahiran.
4. Perkembangan penyakit AIDS lebih cepat pada wanita setelah terinfeksi HIV. Gizi kurang dan usia subur menyebabkan wanita kurang mampu melawan penyakit.
5. Wanita sering secara tidak adil dipermasalahkan sebagai biang keladi penyebaran AIDS, tetapi sebetulnya pria juga mempunyai tanggung jawab yang sama besar dengan pria.
6. Wanita hamil yang terinfeksi HIV akan menularkannya kepada janin.
7. Wanita biasanya menjadi perawat anggota keluarga yang sakit dengan AIDS, meskipun mereka juga sedang sakit.
F. Penularan / Penyebaran HIV/AIDS
HIV hidup dicairan tubuh seperti darah, semen dan cairan dari orang yang terinfeksi HIV. Virus menjadi tersebar bila cairan-cairan tubuh tersebut masuk ke tubuh orang lain. HIV bias tersebar dengan cara :
1. Hubungan seksual yang tidak aman dengan orang yang terinfeksi virus.
2. Jarum dan alat suntik yang tidk steril, atau benda tajam lain yang menusuk atau menyayat kulit.
3. Transfusi darah, bila darah tersebut belum diperiksa apakah bebas dari HIV.
4. Ibu hamil yang terinveksi HIV menularkan ke bayi sewaktu hamil, melahirkan dan menyusui.
5. Darah terinfeksi yang masuk ke dalam sayatan atau luka terbuka orang lain.
HIV dapat ditularkan dari ibu ke
bayinya dengan tiga cara yaitu di dalam uterus (lewat-plasenta) sewaktu
persalinan atau melalui air susu ibu. Pada bayi yang menyusui kira-kira
separuhnya transmisi terjadi sewaktu sekitar persalinan, sepertiganya melalui
menyusui ibu dan sebagian kecil di dalam uterus. Bayi terinfeksi yang tidak
disusui ibunya, kira-kira dua pertiga dari transmisi terjadi sewaktu atau dekat
dengan persalinan dan sepertiganya di dalam uterus.
1. Kehamilan
Kehamilan bisa berbahaya bagi wanita dengan HIV atau AIDS selama persalinan dan melahirkan. Ibu sering akan mengalami masalah-masalah sebagai berikut :
a. Keguguran
b. Demam, infeksi dan kesehatan menurun.
c. Infeksi serius setelah melahirkan, yang sukar untuk di rawat dan mungkin mengancam jiwa ibu.
2. Melahirkan
Setelah melahirkan cucilah alat genitalia 2 kali sehari dengan sabun dan air bersih sehingga terlindungi dari infeksi.
3. Menyusui
Infeksi HIV kadang-kadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (ASI). Saat ini belum diketahui dengan pasti frekuensi kejadian seperti ini atau mengapa hanya terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi yang lain. Di ASI terdapat lebih banyak virus HIV pada ibu-ibu yang baru saja terkena infeksi dan ibu-ibu yang telah memperlihatkan tanda-tanda penyakit AIDS.
Setelah 6 bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan infeksi menjadi lebih baik. ASI dapat diganti dengan susu lain dan memberikan makanan tambahan. Dengan cara ini bayi akan mendapat manfaat ASI dengan resiko lebih kecil untuk terkena HIV
G. Pencegahan HIV/AIDS
Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan cara :
1. Selalu dan saling setia dengan pasangan masing-masing
2. Biasakan melakukan hubungan seksual yang aman, yaitu hubungan yang mencegah masuknya kuman yang mungkin terdapat didalam cairan semen pria kedalam bagian-bagian tubuh wanita
3. Hindari pelubangan telinga, tattoo, tujuk jarum/membuat sayatan/lubang pada kulit tubuh dengan alat yang belum dicuci
4. Hindari transfuse darah kecuali untuk keadaan darurat
5. Jangan saling meminjam alat cukur ataupun sikat gigi
6. Jangan menyentuh darah orang lain/luka terbuka tanpa perlindungan (Maxwell, 2000)
H. Penanganan
1. Penanganan Umum
a. Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk memperlambat tingkat replikasi virus. Berbagai macam obat diresepkan untuk mencapai tujuan ini dan berbagai macam kombinasi obat-obatan terus diteliti. Untuk menemukan obat penyembuhannya.
b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun demikian ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju perkembangan HIV didalam tubuh.
c. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung pada zat-zat khusus yang dapat menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan dosis tinggi dan obat-obatan anti virus seringkali diberikan secara rutin untuk mencegah infeksi agar tidak menjalar dan menjadi semakin parah
2. Penanganan Khusus
a. Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian dilakukan atas permintaan pasien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu pemeriksaan tersebut.
b. Upayakan ketersediaan uji serologic
c. Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang berkiatan dengan kehamilan da risiko yang dihadapi
d. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan konseling untuk upaya preventif (penggunaan kondom)
e. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunistik
f. Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrsi virus (30.000-50.000) kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara dratis
g. Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi (pervaginanm atau perabdominam, perhatikan prinsip pencegahan infeksi).
1. Kehamilan
Kehamilan bisa berbahaya bagi wanita dengan HIV atau AIDS selama persalinan dan melahirkan. Ibu sering akan mengalami masalah-masalah sebagai berikut :
a. Keguguran
b. Demam, infeksi dan kesehatan menurun.
c. Infeksi serius setelah melahirkan, yang sukar untuk di rawat dan mungkin mengancam jiwa ibu.
2. Melahirkan
Setelah melahirkan cucilah alat genitalia 2 kali sehari dengan sabun dan air bersih sehingga terlindungi dari infeksi.
3. Menyusui
Infeksi HIV kadang-kadang ditularkan ke bayi melalui air susu ibu (ASI). Saat ini belum diketahui dengan pasti frekuensi kejadian seperti ini atau mengapa hanya terjadi pada beberapa bayi tertentu tetapi tidak pada bayi yang lain. Di ASI terdapat lebih banyak virus HIV pada ibu-ibu yang baru saja terkena infeksi dan ibu-ibu yang telah memperlihatkan tanda-tanda penyakit AIDS.
Setelah 6 bulan, sewaktu bayi menjadi lebih kuat dan besar, bahaya diare dan infeksi menjadi lebih baik. ASI dapat diganti dengan susu lain dan memberikan makanan tambahan. Dengan cara ini bayi akan mendapat manfaat ASI dengan resiko lebih kecil untuk terkena HIV
G. Pencegahan HIV/AIDS
Pencegahan HIV/AIDS dapat dilakukan dengan cara :
1. Selalu dan saling setia dengan pasangan masing-masing
2. Biasakan melakukan hubungan seksual yang aman, yaitu hubungan yang mencegah masuknya kuman yang mungkin terdapat didalam cairan semen pria kedalam bagian-bagian tubuh wanita
3. Hindari pelubangan telinga, tattoo, tujuk jarum/membuat sayatan/lubang pada kulit tubuh dengan alat yang belum dicuci
4. Hindari transfuse darah kecuali untuk keadaan darurat
5. Jangan saling meminjam alat cukur ataupun sikat gigi
6. Jangan menyentuh darah orang lain/luka terbuka tanpa perlindungan (Maxwell, 2000)
H. Penanganan
1. Penanganan Umum
a. Setelah dilakukan diagnosa HIV, pengobatan dilakukan untuk memperlambat tingkat replikasi virus. Berbagai macam obat diresepkan untuk mencapai tujuan ini dan berbagai macam kombinasi obat-obatan terus diteliti. Untuk menemukan obat penyembuhannya.
b. Pengobatan-pengobatan ini tentu saja memiliki efek samping, namun demikian ternyata mereka benar-benar mampu memperlambat laju perkembangan HIV didalam tubuh.
c. Pengobatan infeksi-infeksi appertunistik tergantung pada zat-zat khusus yang dapat menginfeksi pasien, obat anti biotic dengan dosis tinggi dan obat-obatan anti virus seringkali diberikan secara rutin untuk mencegah infeksi agar tidak menjalar dan menjadi semakin parah
2. Penanganan Khusus
a. Penapisan dilakukan sejak asuhan antenatal dan pengujian dilakukan atas permintaan pasien dimana setelah proses konseling risiko PMS dan hubungannya dengan HIV, yang bersangkutan memandang perlu pemeriksaan tersebut.
b. Upayakan ketersediaan uji serologic
c. Konseling spesifik bagi mereka yang tertular HIV, terutama yang berkiatan dengan kehamilan da risiko yang dihadapi
d. Bagi golongan risiko tinggi tetapi hasil pengujian negative lakukan konseling untuk upaya preventif (penggunaan kondom)
e. Berikan nutrisi dengan nilai gizi yang tinggi, atasi infeksi oportunistik
f. Lakukan terapi (AZT sesegera mungkin, terutama bila konsentrsi virus (30.000-50.000) kopi RNA/Ml atau jika CD4 menurun secara dratis
g. Tatalaksana persalinan sesuai dengan pertimbangan kondisi yang dihadapi (pervaginanm atau perabdominam, perhatikan prinsip pencegahan infeksi).
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
HIV adalah kuman yang sangat kecil,
yang disebut virus yang tidak bisa terlihat oleh manusia. AIDS adalah penyakit
yang berkembang kemudian, setelah seseorang terkena infeksi HIV, virus AIDS.
Penularan HIV pada wanita terjadi melalui pemakaian obat terlarang injeksi 51%.
Wanita hetero seksusal 34%, transfuse darah 8% dan tidak diketahui sebanyak 7%.
Sedangkan penularan HIV pada bayi dan anak bisa melalui jalur vertical (ibu ke
bayi), darah, penularan melalui hubungan seks (pelecehan seksual pada anak),
dan pemakaian alat kesehatan yang tidak steril. Gejala umum yang ditemukan pada
bayi dengan infeksi. HIV adalah gangguan tumbuh kembang, kondisi diasis oral,
diare kronis. Penularan HIV dari ibu ke bayi bisa dicegah melalui empat cara
mulai saat hamil, saat melahirkan dan setelah lahir (Nurs, 2007)
Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularan pun terjadi melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS ditularkan melalui hubungan seks bebas.
Menurut pandangan agama HIV / AIDS itu buruk, karena penularan pun terjadi melalui cara yang dilarang oleh agama. Salah satunya HIV / AIDS ditularkan melalui hubungan seks bebas.
B.
Saran
No comments:
Post a Comment