ASUHAN
KEPERAWATAN JIWA PADA Tn.T
DENGAN GANGGUAN EKPRESI MARAH
: PERILAKU KEKERASAN
DI BANGSAL PERKASA RSJD DR.RM
SOEDJARWADI KLATEN
Disusun dan diajukan untuk memenuhi tugas individu
praktik klinik keperawatan kesehatan mental psikiatri
Pembimbing:
Ahmad Zakiudin, S.Kep
AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH
BENDA SIRAMPOG BREBES
2013
LEMBAR
PENGESAHAN
Laporan praktek keperawatan klinik jiwa dengan judul “
Asuhan Keperawatan pada Tn T dengan Gangguan Ekspresi Marah : Perilaku
Kekerasan “ di Bangsal Perkasa RSJD Klaten, telah disetujui dan disahkan pada :
Hari
: Sabtu
Tanggal
: 19 Januari 2013
Ruang
: Perkasa
Mengetahui :
Pembimbing klinik Kepala
Keperawatan
Purnomo, S.Kep Suwarno,
S.Kep
Mengetahui :
Pembimbing Akademik
Ahmad Zakiuddin, SKM
KATA PENGANTAR
Dengan mengucapkan puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT
yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelessaikan loporan “ ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn T DENGAN GANGGUAN
EKSPRESI MARAH : PERILAKU KEKERASAN DI BANGSAL PERKASA RSJD KLATEN“.
Dalam penyusunan laporan ini penulis mendapat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak baik moril, materil maupun spiritual, maka
perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1.
Direktur RSJD Soedjarwadi Klaten
2.
KH.Sholahudin, selaku pengasuh
Pondok Pesantren Al Hikmah
3.
Bapak Purnomo, S.Kep selaku
pembimbing Klinik yang telah memberikan bimbingan, dukungan, dan motifasi
kepada penulis sehingga makalah ini dapat terselesaikan
4.
Bapak Ahmad Zakiuddin, SKM, selaku dosen pembimbing akademik
5.
Orang tua yang selalu mendoakan
6.
Rekan-rekan dan semua pihak-pihak
yang telah memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan makalah ini
Dalam penyusunan laporan ini, penulis
menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangannya. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun demi laporan selanjutnya.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
pembaca pada umumnya dan bagi mahasiswa Akper Al Hikmah pada khususnya.
Klaten, 18 Januari 2013
Penulis
DAFTAR ISI
|
HALAMAN JUDUL……………………………………………………………
HALAMAN
PENGESAHAN........................................................................................
KATA
PENGANTAR................................................................................................. iii
DASFTAR
ISI............................................................................................................. iv
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang................................................................................................... 1
B.
Tujuan penulisan................................................................................................ 1
C.
Metode penulisan .............................................................................................. 1
TINJAUAN
TEORITIS PERILAKU KEKERASAN
A.
Definisi.............................................................................................................. 2
B.
Faktor predisposisi............................................................................................. 3
C.
Faktor prestipasi................................................................................................. 3
D.
Faktor perilaku................................................................................................... 4
E.
Mekanisme koping............................................................................................. 4
F.
Pohon masalah .................................................................................................. 4
G.
Diagnosa keperawatan ...................................................................................... 5
LAPORAN
PENDAHULUAN
STRATEGI
PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
TINJAUAN
KASUS
A.
Pengkajian ...................................................................................................... 20
B.
Alasan masuk................................................................................................... 20
C.
Faktor predisposisi........................................................................................... 21
D.
Faktor presipitasi.............................................................................................. 21
E.
Pemeriksaan fisik............................................................................................. 21
F.
Psikososial........................................................................................................ 21
G.
Status mental................................................................................................... 22
H.
Kebutuhan persiapan pulang............................................................................ 23
I.
Mekanisme koping........................................................................................... 24
J.
Aspek medik.................................................................................................... 24
K.
Pohon Masalah ................................................................................................ 24
L.
Diagnosa ......................................................................................................... 25
|
M.
Analisa data .................................................................................................... 26
DAFTAR
PUSTAKA………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN
A.
LATAR BELAKANG
Asuhan keperawatan pada gangguan jiwa
sekarang merupakan suatu pelayanan yang harus mendapatkan perhatian khusus
dibidang kesehatan. Dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
semakin pesat akan mengakibatkan persaingan dibidang sosial dan ekonomi,
sehigga dalam kehidupan memungkinkan akan terjadi ketidakmampuan sehingga akan
menyebabkan prosentase penyakit jiwa meningkat.
Dalam kehidupan di masyarakat yang jelas
sering terjadi masalah-masalah sehingga masyarakat yang tidak kuat mental bisa
mengalami ketegangan jasmani dan rohani, sehingga dapat mengganggu kesehatan
jiwa seseorang salah satunya adalah “ Gangguan ekspresi marah : Perilaku
kekerasan “.
B. TUJUAN PENULISAN
1.
Tujuan umum
Mampu memberikan dan melaksanakan asuhan keperawatan
kesehatan mental yang komperetensif sesuai dengan teori dan kondisi di
lapangan.
2.
Tujuan Khusus
a.
Dapat mengkaji status mental yang
dialami oleh penderita gangguan jiwa khususnya gangguan ekspresi marah :
perilaku kekerasan.
b.
Dapat merencanakan intervensi yang
dilakukan.
c.
Dapat melaksanakan implementasi
dan mencegah masalah yang dialami penderita gangguan jiwa.
d.
Dapat mengevaluasi hasil ASKEP
yang telah diberikan.
C. METODE PENULISAN
Dalam penulisan laporan ini penulis menggunakan metode
sebagai berikut :
1.
Study kasus yaitu buku-buku dan
bacaan yang berhubungan dengan mata kuliah keperawatan jiwa.
2.
Study dokumentasi yaitu
dokumentasi klien yang berada di bangsal Perkasa RSJD DR.RM Soedjarwadi Klaten
3.
Wawancara langsung dengan klien
dan perawat ruangan.
BAB
II
TINJAUAN TEORITIS
PERILAKU KEKERASAN
A. Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seseorang individu mengalami perilaku-perilaku yang dapat melukai fisik,
baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsed Mc, 1998. Hal 62 )
Perilaku kekrasan atau agresif merupakan
suatu bentuk perilaku yang bertujuan untuk melukai diri sendiri, orang lain
secara fisik maupun psikologis.
( Berkowlt,
1993 )
Berdasarkan definisi diatas maka
perilaku kekerasan dapat dibagi menjadi dua yaitu perilaku kekerasan secara
verbal dan secar fisik. ( Kahner Ebl,
1995 )
B.
Rentang Respon
Respon Adaptif Respon
Mal Adaptif
Pernyataan Frustasi Pasif Agresif Ngamuk
a.
Respon marah yang adaptif meliputi
:
1.
Pernyataan (Assertion)
Respon
marah dimana individu mampu menyatakan atau mengungkapkan rasa marah, rasa
tidak setuju, tanpa menyalahkan atau menyakiti orang lain. Hal ini biasanya
akan memberikan kelegaan.
2.
Frustasi
Respons yang terjadi akibat individu
gagal dalam mencapai tujuan, kepuasan, atau rasa aman yang tidak biasanya dalam
keadaan tersebut individu tidak menemukan alternatif lain.
b.
Respon marah yang maladaptif
meliputi :
1.
Pasif
Suatu keadaan dimana individu tidak
dapat mampu untuk mengungkapkan perasaan yang sedang di alami untuk menghindari
suatu tuntutan nyata.
2.
Agresif
Perilaku yang menyertai marah dan
merupakan dorongan individu untuk menuntut suatu yang dianggapnya benar dalam
bentuk destruktif tapi masih terkontrol.
3.
Amuk dan kekerasan
Perasaan marah dan bermusuhan yang kuat
disertai hilang kontrol, dimana individu dapat merusak diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan.
C. Faktor predisposisi
1.
Faktor biologis
a.
Teori Dorongan Naluri (
Instintural drive Theory )
Disebabkan oleh suatu dorongan kebutuhan dasar yang sangat
lewat.
b.
Teori Psikosomatik ( Psychomatic
Theory )
Pengalaman rasa marah adalah sebagai akibat dari respon
psikologis terhadap stimulus eksternal, internal maupun lingkungan.
2.
Faktor psikologis
a.
Teori Agresi Frustasi ( Frustation
Aggression theory )
Frustasi terjadi apabila keinginan individu untuk mencapai
sesuatu gagal sehingga akan mendorong perilaku agresif.
b.
Teori Perilaku ( Behavorational
Theory )
Kemarahan adalah respon belajar, hal ini dapat dicapai bila
fasilitas atau suatu yang mendukung.
3.
Faktor sosial kultural
a.
Teori lingkungan sosial ( Social
Environment )
Lingkungan sosial akan mempengaruhi sikap individu untuk
mengekspresikan marah.
b.
Teori Belajar Sosial ( Soccial
Learning Theory )
Perilaku agresif dapat dipelajari secara langsung imitasi
dari proses sosialitas.
D. Faktor presipitasi
Stressor :
1.
Stressor, dari luar ( serangan
fisik, kehilangan, kematian )
2.
Stressor dari dalam ( putus
hubungan, kehilangan rasa cinta, menurunnya prestasi kerja, rasa bersalah yang
tidak dapat dikendalikan )
E.
Tanda dan Gejala
1. Muka merah
2.
Pandangan
tajam
3.
Otot
tegang
4.
Nada
suara tinggi
5.
Berdebat
dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak memukul jika tidak senang
F. Faktor perilaku
1.
Menyerang atau menghindar
2.
Menyatakan dengan jelas
3.
Memberontak ( Acting out )
4.
Kekerasan, amuk ( Violence )
G. Mekanisme koping
Mekanisme koping yang sering digunakan
Klien dengan gangguan ekspresi marah : perilaku kekerasan adalah :
·
Persaingan dibidang pekerjaan atau
sekolah
·
Olah raga dan permainan
·
Musik
·
Bacaan film dan drama
·
Kegiatan
·
Sublimasi, mengalihkan keinginan
bawah sadar yang disadari kepada cita-cita yang lebih luhur.
H. Pohon masalah
Akibat Resiko menciderai
diri sendiri, orang lain dan lingkungan
Core problem Perilaku
Kekerasan
Sebab Harga
Diri Rendah
I. Diagnosa keperawatan
3.
Resiko menciderai diri sendiri,
orang lain dan lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
4.
Perilaku kekerasan berhubungan
dengan harga diri rendah.
LAPORAN PENDAHULUAN
A.
MASALAH UTAMA
Perilaku kekerasan
B.
PROSES TERJADINYA MASALAH
- Definisi
Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan
dimana seorang individu mengalami perilaku-perilaku yang dapat melukai secara
fisik, baik terhadap diri sendiri atau orang lain. ( Towsend. MC . 1998 hal 62 )
- Tanda dan gejala
- Sikap tampak kaku
- Tegang dan menunjukan usaha untuk merusak diri
- Agresif
- Agitasi
- Ketidakmampuan menggunakan perasaan
- Mengamuk
- Peningkatan aktivitas motorik
- Mengepal tangan
- Perilaku merusak
- Perusakan yang diarahkan pada benda-benda di lingkungannya
- Penyebab terjadinya masalah
Penyebab perilaku kekerasan adalah harga
diri rendah. Harga diri rendah adalah evaluasi diri dan perasaan terhadap diri
sendiri atau kemampuan diri yang negatif yang secara langsung atau tidak
langsung diekspresikan. Tanda dan gejala dari harga diri rendah adalah kurang
kontak mata, menarik diri atau isolasi diri sendiri dan orang lain, hiper
sensitif terhadap kritik.
- Akibat terjadinya masalah
Resaiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan.
Mekanisme : Keadaan dimana individu mengalami perilaku yang
dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri dan orang lain.
C.
POHON MASALAH
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan
Perilaku kekerasan
Harga diri rendah
D.
MASALAH KEPERAWATAN DAN DATA YANG PERLU DIKAJI
- Resiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan
DS :
- Klien mengatakan ingin memukul orang lain
- Klien mengatakan ingin membunuh
- Klien mengatakan benci semua orang
DO :
o
Sikap tampak kaku dan tegang
o
Agresif, agitasi
o
Mengamuk
o
Peningkatan aktivitas motorik
o
Mengepalkan tinju
o
Merusak benda disekitar
- Perlaku kekerasan
DS :
- Klien mengatakan ingin memukul orang lain
- Klien mengatakan ingin membunuh
- Klien mengatakan benci semua orang
DO :
o
Sikap tampak kaku dan tegang
o
Agresif, agitasi
o
Mengamuk
o
Peningkatan aktivitas motorik
o
Mengepalkan tinju
o
Merusak benda disekitar
- Harga diri rendah
DS :
o
Klien mengatakan malu
o
Klien mengatakan tidak mampu
menghadapi berbagai peristiwa
o
Klien mengatakan bahwa dirinya
tidak berharga
DO :
o
Kontak mata kurang
o
Takut gagal
o
Ketidak mampuan mengenali prestasi
diri dan orang lain
o
Menarik diri atau isolasi diri
o
Hipersensitif terhadap kritikan
E.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1.
Resiko menciderai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
perilaku kekerasan
- Perilaku kekerasan berhubungan dengan harga diri rendah
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan I
A. Proses keperawatan
- Kondisi Klien
Bingung sering marah, gelisah, bicara kacau, kadang sampai
ngamuk
- Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
- Tujuan khusus
1)
Klien dapat membina hubungan
saling percaya
2)
Klien dapat mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan
- Rencana tindakan keperawatan
·
Beri salam atau panggil nama Klien
·
Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
·
Jelaskan maksud hubungan interaksi
·
Jelaskan tentang kontrak singkat
tapi sering
·
Beri rasa aman dan sikap empati
·
Lakukan kontrak singkat tapi
sering
·
Beri kesempatan untuk
mengungkapkan perasaannya
·
Bantu Klien untuk mengungkapkan
penyebab jengkel atau kesal
B. Strategi komunikasi
pelaksanaan keperawatan
- Orientasi
a.
Salam terapeutik
Selamat pagi Bapak ? perkenalkan nama
saya perawat Isqiyatul Amanah, saya biasa dipanggil Isqi. Nama Bapak siapa ?
senang, dipanggil apa ? baiklah. Disini saya yang akan merawat Bapak
selama saya berada di sini.
b.
Evaluasi atau validasi data
Bagaimana perasaan Bapak hari ini ? apa ada masalah sampai
Bapak begini ?
c.
Kontrak
Topik :
Bagaimana kalau sekarang kita bercakap-cakap tentang perasaan marah Bapak ?
Tempat :
Bapa mau dimana kita bercakap-cakapnya ? bagaimana kalau di tempat itu ?
Waktu : Mau
berapa lama kita bercakap-cakap ? bagaimana kalau 10 menit saja.
- Fase kerja
·
Coba Bapak ceritakan lagi tentang
perasaan marah yang Bapak alami ?
·
Saat ini apakah Bapak juga lagi
merasa jengkel ?
·
Penyebabnya ada Bapak ?
·
Apa yang membuat Bapak selalu
ingin memukul orang ?
·
Apa penyebabnya ?
·
Apa sebelumnya Bapak suka memukul
orang ?
·
Apa penyebabnya ?
- Terminasi
a.
Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang
perasaan marah yang Bapak alami ?
Obyektif : Coba sekarang Bapak sebutkan apa saja yang menyebabkan Bapak
marah ? bagus
b.
Rencana tindak lanjut
Baiklah Bapak waktu kita sudah habis nanti Bapak cerita
penyebab marah yang belum Bapak ceritakan pada saya. Ya Pak.
c.
Kontrak
Topik : Nah
Bapak nanti kita akan berbicara tentang apa saja tanda-tanda perilaku kekerasan
dan cara marah yang biasa Bapak lakukan.
Tempat : Mau bicara dimana Bapak ? baiklah.
Waktu : Lalu
kira-kira jam berapa kita bisa bertemu ? baiklah, sampai nanti Bapak
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan II
A. Proses keperawatan
1.
Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan penyebab marah
2.
Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3.
Tujuan khusus
3) Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku
kekerasan
4) Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang
biasa dilakukan
5) Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan
4.
Rencana tindakan keperawatan
Anjurkan Klien mengungkapkan yang
dialami saat marah atau jengkel
Observasi tanda perilaku kekerasan
pada sikap
Simpulkan bersama Klien
tanda-tanda jengkel atau kesal yang dialami Klien
Anjurkan Klien untuk mengungkapkan
perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bantu Klien bermain peran sesuai
dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan
Bicarakan dengan Klien apakah
dengan cara yang Klien lakukan masalahnya selesai ?
4.1 Bicarakan akibat atau kerugian dari
cara yang dilakukan Klien
4.2 Bersama Klien menyimpulkan akibat
cara yang digunakan oleh Klien
B. Strategi komunikasi
pelaksanaan keperawatan
1. Orientasi
a.
Salam terapeutik
Selamat siang Pak ? masih ingat dengan saya ?
b.
Evaluasi atau validasi data
Bagaimana perasaan Bapak saat ini ?
Bapak masih ingat dengan apa yang kita bicarakan kemarin ? bagus. Kemaren kita
sudah berbicara tentang penyebab marah bapak
b.
Kontrak
Topik :
Apa Bapak masih ingat kita akan membicarakan apa ?siang ini kita akan
mempelajari tentang tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara marah yang biasa
Bapak lakukan serta akibatnya.
Tempat :
Dimana kita akan bercakap-cakap Pak ?
Waktu : Mau
berapa lama Pak ?
2. Fase kerja
·
Apa Bapak sudah tahu tanda-tanda
perilaku kekerasan ?
·
Baiklah, saya akan jelaskan
terlebih dahulu, tanda-tanda kekerasan adalah .............
·
Sudah jelas Pak ? bagus
·
Lalu apa hari ini ada yang membuat
Bapak marah ?
·
Terus apa yang Bapak lakukan ?
·
Bapak coba praktikkan cara marah
pada saya. Anggap saja saya orang yang membuat Bapak marah, wah bagus sekali.
·
Apakah dengan cara seperti itu (
memukul ) Bapak bisa selesai ?
·
Lalu apa Bapak tahu akibat dari
perilaku yang Bapak lakukan ?
·
Betul tangan jadi sakit, merugikan
orang lain, masalah tidak selesai dan akhirnya Bapak dibawa ke rumah sakit.
·
Bagaimana Bapak belajar cara
mengungkapkan marah yang benar dan sehat.
·
Kalau begitu, besok kita belajar
cara mengungkapkan marah yang benar dan sehat.
3. Terminasi
a.
Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah kita bercakap-cakap tentang
tanda-tanda perilaku kekerasan, cara marah yang biasa Bapak lakukan dan akibat
dari tindakan Bapak tersebut.
Obyektif : Nah Bapak, sekarang coba apa saja tanda-tanda dari perilaku
kekerasan ? bagus. Lalu cara apa saja yang biasa Bapak lakukan saat marah ? apa
itu merupakan tindakan yang bagus ? lalu apa akibatnya jika Bapak marah sampai
memukul ?
b.
Rencana tindak lanjut
Baiklah, Bapak sudah banyak yang kita bicarakan,
nanti coba diingat-ingat lagi tanda-tanda perilaku kekerasan. Cara yang biasa
Bapak lakukan dan akibat yang timbul dari tindakan yang biasa Bapak lakukan Ya
Bapak? bagus.
c.
kontrak
Topik :
Apa Bapak masih ingat kita akan membicarakan apa ?siang ini kita akan
mempelajari tentang tanda-tanda perilaku kekerasan dan cara marah yang biasa
Bapak lakukan serta akibatnya.
Tempat : Dimana
kita akan bercakap-cakap Pak ?
Waktu : Mau
berapa lama Bapak ? bagaimana kalau 10 menit.
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan III
A. Proses
keperawatan
1.
Kondisi Klien
Klien dapat menyebutkan tanda dan gejala
marah, cara marah yang biasa dilakukan serta akibat yang terjadi.
2.
Diagnosa keperawatan
Resiko menciderai diri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan
3.
Tujuan khusus
1) Klien dapat mengidentifikasi cara
kontruktif dalam merespon terhadap kemarahan
2) Klien dapat mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku
kekerasan
4.
Rencana tindakan keperawatan
4.1 Tanyakan pada Klien apa ia ingin mempelajari cara baru
yang sehat.
4.2 Beri pujian jika Klien mengetahui cara lain yang sehat.
4.3 Diskusikan dengan Klien cara lain yang sehat.
a.
Secara fisik
Tarik nafas dalam jika sedang kesal /
memukul bantal, kasur atau olah raga atau pekerjaan yang memerlukan tenaga
b.
Secara verbal
Katakan anda sedang kesal / tersinggung
/ jengkel ( saya kesal anda berkata seperti itu, saya marah karena mama tidak
memenuhi keinginan saya )
c.
Secara sosial
Lakukan dalam kelompok cara – cara marah
yang sehat, latihan asertif. Latihan manajemen perilaku kekerasan.
d. Secara spiritual
Anjurkan Klien sembahyang, berdo’a /
ibadah lain, meminta pada Tuhan untuk diberi kesabaran, mengadu kepada Tuhan
kekerasaan / kejengkelan.
5.1 Bantu Klien memilih cara yang paling tepat untuk Klien
5.2 Bantu Klien mengidentivikasi manfaat cara yang dipilih
5.3 Bantu Klien untuk menstimulasi cara tersebut ( Role
play )
5.4 Beri reinforcement positif atau keberhasilan klien
menstimulasi cara tersebut
5.5 Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah
dipelajari saat jengkel / marah
B. Strategi komunikasi pelaksanaan keperawatan
1.
Orientasi
a.
Salam terapeutik
Selamat pagi Bapak? Masih ingat dengan saya ? bagus.
b.
Evaluasi atau validasi data
Bagaimana perasaan Bapak pagi ini ?
apakah ada yang membuat Bapak marah kemarin ? bagaimana dengan perasaan cara
marah dan akibat marahnya Bapak masih ada tambahan ? bagus.
c.
Kontrak
Topik :
Bapak masih ingat apa yang kita latih sekarang ? betul, hari ini kita akan
latihan cara marah yang sehat.
Tempat :
mau kemana kita bercakap-cakap pak? betul, disini saja seperti kemarin ?
Waktu : Mau
berapa lama Bapak ? 15 menit saja ya ?
2.
Fase kerja
·
Begini Bapak ada 4 cara marah yang
sehat, hari ini kita pelajari ya Pak ?
·
Cara yang pertama latihan nafas dalam, kedua dengan
mengatakan bahwa anda sedang kesal, yang
ketiga dengan memukul bantal / kasur atau olahraga misalnya jogging, lari, push
up, yang keempat berdo’a.
·
Diantara 4 cara tadi Bapak mau
memilih cara yang mana ?
·
Baiklah kita latihan nafas dalam,
caranya seperti ini. Kita bisa berdiri atau duduk tegak. Lalu tarik nafas dan
hidung dan keluarkan dari mulut.
·
Coba ikuti suster, tarik nafas
dalam dari hidung, ya. Bagus tahan sebentar -/+ 10 detik lalu keluarkan dari
mulut, oke ulang sampai 6 kali.
·
Jadi kalau Bapak lagi kesal dan
perasaan sudah mulai tidak enak segera nafas dalam agar marah yang lama tidak
terjadi.
3.
Terminasi
a.
Evaluasi
Subyektif : Bagaimana perasaan Bapak setelah latihan tadi ? ada perasaan lega
?
Obyektif : sekarang coba Bapak ulangi apa yang sudah kita pelajari tadi !
bagus.
b.
Rencana tindak lanjut
Nah berapa kali Bapak mau latihan cara
marah yang sehat yang perawat ajarkan tadi ? bagaimana kalau 3 kali ? mau kapan
saja ? juga lakukan kalau ada yang membuat Bapak marah atau kesal.
c.
kontrak
Topik : Benarkah
besok saya akan coba bertemu keluarga Bapak
Tempat : Mau
dimana ? disini lagi.
Waktu :
Dimulai jam berapa ? berapa lama ? baiklah sampai besok ya Bapak ?
STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN
Pertemuan IV
A.
Proses Keperawatan.
1.
Kondisi klien.
Klien dapat
menyebutkan tanda dan gejala marah, cara marah yang biasa dilakukan serta
akibat yang terjadi.
2.
Diagnosa keperawatan.
Resiko menciderai diri, orang lain dan
lingkungan berhubungan dengan perilaku kekerasan.
3.
Tujuan khusus.
Klien dapat menggunakan obat-obatan yang diminum dan
kegunaannya (jenis, dosis dan efek).
4.
Rencana tindakan keperawatan.
4.1 Jelaskan jenis-jenis obat yang diminum klien pada
klien.
4.2 Diskusikan manfaat minum obat dan
kerugian minum obat tanpa seizin dokter.
4.3 Jelaskan prinsip benar minum obat
(baca nama yang tertera pada botol ? obat, dosis obat, waktu dan cara minum).
4.4 Ajarkan Klien minta obat dan minum tepat waktu.
4.5 Anjurkan klien melaporkan pada
perawatan / dokter jika merasakan efek yang tidak menyenengkan.
4.6 Beri pujian jika Klien minum obat dengan benar.
B.
Strategi komunikasi
pelaksanaan keperawatan.
1. Orientasi.
a.
Salam terapeutik.
Selamat pagi Bapak ? masih ingat dengan saya. bagus.
b.
Evaluasi / validasi.
Bagaimana perasaan
Bapak hari ini ? bagus.
c.
Kontrak.
Topik : Bapak
ingat apa yang akan kita bicarakan sekarang ?
Sekarang suster akan menjelaskan pada Bapak obat-obatan
yang diminum Bapak disini.
Tempat : Bapak ingin kita bicara dimana ? disini
saja
Waktu : berapa lama kita akan mengobrol ?
bagaimana kalau 10 menit
2. Kerja.
Ini lho Pak obat-obatan yang diminum
oleh Bapak yang merah orange ini namanya CPZ, yang putih kecil ini Haloperidol.
Dua obat ini bergabung untuk mengendalikan emosi Bapak marah, obat ini diminum
3 x sehari.
Masing-masing 1 tablet, jangan lebih jangan
kurang. Dengan minum obat ini mungkin Bapak akan mengalami perasaan ngantuk,
lemas, pengin tidur terus, bibir jadi kering, itu semua adalah efek samping
obat ini, jangan panik perawat akan selalu memonitor tekanan darah Bapak merasa
kaku. Kaku otot / tremor, mata melihat keatas, sulit menggerakan anggota badan,
banyak keluar air ludah, tolong Bapak hubungi perawat untuk mendapatkan obat
penangkalnya. Kalau dokter datang ceritakan yang Bapak rasakan saat menggunakan
obat-obatan ini. Obat ini harus diminum terus, mungkin berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, jangan khawatir obat ini jika diminum sesuai peraturan. Jangan
berhenti minum obat walaupun Bapak sudah sehat dan Bapak harus selalu
konsultasi dengan kami. Kalau Bapak berhenti minum obat gejala-gejala seperti
yang Bapak alami sekarang akan muncul lagi, sudah jelas Bapak ?
Bapak ada lima hal yang harus diingat
saat Bapak minum obat, benar bahwa obat ini untuk Bapak, benar caranya, benar
waktu dan benar frekuensinya, ingat ya Pak, bagus.
3. Terminasi
a.
Evaluasi.
Subjektif : Bagaimana Bapak sekarang sudah paham tentang obat. Obat yang diminum Bapak selama ini ? bagus
Obyektif : coba sekarang Bapak sebutkan jenis obat yang diminum Bapak
bagus ! sekarang lima benar kalau kita minum obat apa saja Pak ? ya bagus
sekali.
b.
Rencana tindakan lanjut.
Karena Bapak sudah paham tentang
obat-obatan yang Bapak minum. Bapak dapat langsung minta obat jika waktu
pemberian obat sudah tiba.
c.
Kontrak yang akan datang.
Berhubung disini perawat isqi cuma 2
minggu, jika nanti Bapak mengalami kesulitan Bapak bisa menghubungi suster atau
perawat yang ada disini.
Mari Bapak saya perkenalkan dengan suster atau perawat yang
ada disini.
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tanggal Pengkajian : 14 Januari 2013
Tanggal Masuk : 20 Desember 2012
Ruang : Perkasa
I.
PENGKAJIAN
A.
Identitas Klien
Nama
: Tn. T
Umur
: 29 Tahun
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
Status
Perkawinan : Belum Menikah
Agama
: Islam
Suku
/ Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan
: MI
Pekerjaan
: Pedagang
No.
CM : 03 74 38
B.
Penganggung Jawab
Nama
: Tn. J
Hubungan
dengan Klien : Ayah Kandung
Alamat : Jenggotan Pranggon Andong Boyolali
II.
KELUHAN
UTAMA
Klien
mengatakan sering marah karena tidak bisa hidup seperti orang lain yang normal,
terkadang mengamuk, mengancam hingga memukul orang.
III.
ALASAN
MASUK
±2
hari sebelum masuk rumah sakit klien bingung, labil, marah – marah, mengamuk
mengancam, gelisah, sulit tidur, hyperaktif, bicara kacau dan bicara sendiri,
sulit dikendalikan, memukul orang lain.
IV.
FAKTOR
PREDISPOSISI
A.
Klien mengalami
gangguan jiwa ± 15 tahun yang lalu, pernah rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Solo
> 20 x.
B.
Kontrol tidak rutin,
putus obat 6 bulan, pengobatan kurang berhasil.
C.
Klien mengatakan bahwa
didalam keluarganya tidak ada anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa.
D.
Klien mempunyai
pengalaman masa lalu yang menakutkan yaitu pernah di kroyok oleh teman –
temannya dan kepalanya berdarah.
V.
PEMERIKSAAN
FISIK
A.
Tanda – tanda vital :
ü Tekanan
darah : 130/80
mmHg
ü Nadi
: 88 x/menit
ü Suhu : 36,2 0C
ü Pernafasan
: 26
x/menit
B.
Ukuran :
ü Tinggai
badan : 172
cm
ü Berat
badan : 64 Kg
C.
Kondisi Fisik :
Klien
tidak mengeluh sakit apa – apa, jika ada bagian tubuh yang terasa sakit
langsung minta obat, tidak ada kelainan fisik.
VI.
PSIKOSOSIAL
A.
Genogram
Ket : : Laki - laki
: Perempuan
: Klien
: Meninggal
: Tinggal
serumah
B.
Konsep Diri
ü Citra
tubuh : Klien mengatakan bagian tubuh yang paling disukai adalah kaki,
karena kuat.
ü Identitas : Klien
mengatakan anak ke 2 dari 7 bersaudara.
ü Peran
: Klien mengatakan dirumah atau di dalam keluarga sebagai anak.
ü Ideal
diri : Klien mengatakan ingin cepat sembuh dan pulang, klien merasa bosan
keluar masuk rumah sakit jiwa.
ü Harga
diri : Klien mengatakan orang yang paling dekat dengan klien adalah ibu dan
ayahnya, klien mengatakan malu karena belum menikah dan sepertinya tidak ada
harapan untuk menikah.
Masalah Keperawatan : Harga
diri rendah.
C.
Hubungan Sosial
ü Orang
yang terdekat dengan klien adalah ayah dan ibu.
ü Peran
serta dalam masyarakat / kelompok : Klien sebelum sakit sering mengikuti ronda
di desanya.
ü Hambatan
dalam berhubungan dengan orang lain : selama klien sering keluar masuk rumah
sakit jiwa temannya berkurang karena lebih suka berdiam diri di rumah.
Masalah Keperawatan : Harga diri
rendah.
D.
Spiritual
Klien
mengatakan jarang sholat / tidak genap 5x sehari, sehabis sholat klien berdoa
agar diberikan kesembuhan.
VII.
STATUS
MENTAL
A. Penampilan
: Penampilan klien kurang rapi, rambut jarang disisir, berpakaian
klien rapi, klien menggunakan baju yang disediakan rumah sakit.
B. Pembicaraan
: Klien bicara cepat, dapat dipahami.
C. Aktivitas
Motorik : Klien beraktifitas sesuai, klien kooperatif.
D. Alam
Perasaan : Klien mengatakan sedih dengan keadaannya dan terkadang marah jika
merenungi keadaan.
E. Afek
: Klien labil dan mudah marah.
Masalah Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
F.
Ingteraksi Selama
Wawawncara : Klien aktif, selalu menjawab jika ditanya.
G. Persepsi
: Halusinasi saat pengkajian tidak ditemukan.
H. Pola
Pikir : Tidak ada waham, obsesi, delusi, dll.
I.
Tingkat Kesadaran : Klien
sadar hari, tanggal dan waktu saat pengkajian, hari senin tanggal 14 Januari
2013 jam 14.30 WIB.
J.
Memori : Daya ingat jangka panjang klien masih ingat masa lalunya.
K. Tingak
Konsentrasi dan Berhitung : Klien sekolah sampai 6 MI, berhitung klien lancar,
contoh 25 + 25 = 50.
L. Kemampuan
Penilaian : Klien dapat menilai antara menolong orang atau melanjutkan
perjalanan, klien memilih menolong orang.
M. Daya
Tilik Diri : Klien tahu dan sadar bahwa dirinya di rumah
sakit jiwa sedang sakit jiwa.
VIII. KEBUTUHAN PERSIAPAN
PULANG
A.
Makan
Klien
makan 3x sehari, pagi, siang, sore, minum ± 6 gelas / hari, mandiri.
B.
BAB / BAK
Klien
BAB 1x sehari, BAK ± 5x sehari, mandiri.
C.
Mandi
Klien
mandi 2x sehari, pagi, dan sore, gosok gigi setiap kali mandi, mandiri.
D.
Berpakaian / Berhias
Klien
mengatakan baju dengan benar, mampu memakai sendiri.
E.
Istirahat dan Tidur
Klien
lebih banyak tiduran, tidur siang jarang, tidur malam jam 19.00 – 04.30 WIB.
F.
Penggunaan Obat
Klien
minum obat 3x sehari, setelah makan, heloperidol 2x5 mg, trihexiperidine 2x2
mg, resperidone 2x2 mg.
G.
Pemeliharaan Kesehatan
Klien
baru di rawat di Rumah Sakit Jiwa Klaten, sebelumnya di rawat di Rumah Sakit
Jiwa Surakarta.
H.
Kegiatan di Dalam Rumah
Klien
di rumah membantu orang tua mengerjakan pekerjaan rumah.
IX.
MEKANISME
KOPING
A.
Klien mampu berbicara
dengan orang lain, terlihat malu.
B.
Klien mampu menjelaskan
masalah ringan, misalnya kebersihan diri klien dengan sendiri.
C.
Klien mampu jika ada
masalah tidak menceritakan kepada orang lain, lebih suka diam.
Masalah Keperawatan : Koping
Individu Tidak Efektif.
X.
MASALAH
PSIKOSOSIAL DAN LINGKUNGAN
A.
Masalah dengan dukungan
kelompok (-)
B.
Masalah berhubungan
dengan lingkungan : klien menarik diri dari lingkungan.
C.
Masalah dengan
kesehatan (-)
D.
Masalah dengan
perumahan : klien tinggal dengan ibu dan ayahnya.
E.
Masalah dengan ekonomi
: kebutuhan klien di penuhi oleh ayahnya.
XI.
ASPEK
MEDIK
A.
Inj. Lodomer 1 amp IM
extra
B.
Haloperidol 2x5 mg
C.
Trihexiperidine 2x2 mg
D.
Resperidone 2x2 mg
XII.
MASALAH
KEPERAWATAN
A.
Perilaku Kekerasan
B.
Harga Diri Rendah
C.
Menarik Diri
D.
Koping Individu Tidak
Efektif
XIII. POHON MASALAH
|
Resiko Mencederai Diri
Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan
Perilaku Kekerasan
|
Harga Diri Rendah
Koping Individu Tidak
Efektif
XIV. DIAGNOSA KEPERAWATAN
A.
Perilaku Kekerasan
berhubungan dengan Harga Diri Rendah.
B.
Resiko Menciderai Diri
Sendiri, Orang Lain dan Lingkungan berhubungan dengan Perilaku Kekerasan.
XV.
ANALISA
DATA
No
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
1.
|
Ds :
-
Klien malu dengan
teman.
-
Klien mengatakan
belum menikah dan sepertinya tidak ada harapan untuk menikah.
-
Klien mengatakan
tidak punya teman semenjak sakit.
Do :
-
Klien tampak malu
saat berbicara.
|
Koping Individu Tidak Efektif
|
Harga Diri Rendah
|
2.
|
Ds :
-
Klien Mengatakan
marah jika memikirkan keadaannya.
Do :
-
Klien tampak marah,
nada bicara tinggi.
|
Harga Diri Rendah
|
Perilaku Kekerasan
|
3.
|
Ds :
-
Klien mengatakan
mengamuk jika sudah terlalu kesal dan jengkel memikirkan keadaan.
Do : -
|
Perilaku Kekerasan
|
Resiko Mencederai Diri Sendiri, Orang
Lain dan Lingkungan.
|
XVI. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl.
|
Dx. Keperawatan
|
Tujuan
|
Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
16-01-13
|
Perilaku Kekerasan
berhubungan dengan Harga Diri Rendah
|
TUM :
Klien tidak melakukan
perilaku kekerasan.
TUK :
1. Klien
dapat membina hubungan saling percaya.
|
· Klien
mau membalas salam.
· Klien
mau menjabat tangan.
· Klien
mau menyebutkan nama.
· Klien
mau tersenyum.
· Klien
mau kontak mata.
· Klien
mau mengetahui nama perawat.
|
· Beri
salam/panggil nama
· Sebutkan
nama perawat
· Jelaskan
maksud hubungan interaksi
· Jelaskan
akan kontrak yang akan dibuat
· Beri
rasa aman dan sikap empati
· Lakukan
kontak singkat tapi sering
|
|
|
2. Klien
dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
|
· Klien
dapat mengungkapkan perasaannya.
· Klien
dapat mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal (dari diri sendiri,
lingkungan atau orang lain).
|
·
Berikan kesempatan
klien untuk mengungkapkan perasaan
·
Bantu klien untuk
mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal
|
|
|
3. Klien
dapat mengidentifikasi tanda dan gejala perilaku kekerasan.
|
· Klien
dapat mengungkapkan perasaan saat marah/jengkel.
· Klien
dapat menyimpulkan tanda dan gejala perilaku kekerasan.
|
·
Anjurkan klien
mengungkapkan apa yang dialami dan dirasakan saat masih jengkel
·
Observasi tanda dan
gejala perilaku kekerasan pada klien
·
Simpulkan bersama
klien tanda dan gejala jengkel/kesal yang akan dialami
|
|
|
4. Klien
dapat mengidentifikasi perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
|
· Klien
dapat mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
· Klien
dapat bermain peran sesuai perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
· Klien
dapat mengetahui cara yang biasa dilakukan untuk menyelesaikan masalah.
|
·
Anjurkan klien untuk
mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan klien (verbal, pada
orang lain, pada lingkungan dan diri sendiri)
·
Bantu klien bermain
peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan oleh klien
·
Bicarakan dengan klien
apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai
|
|
|
5. Klien
dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
|
· Klien
dapat menyelesaikan akibat dari cara yang digunakan klien :
-
Akibat pada klien
sendiri
-
Akibat pada orang
lain
-
Akibat pada
lingkungan
|
·
Bicarakan akibat/
kerugian dari cara yang dilakukan klien
·
Bersama klien
menyimpulkan akibat dari cara yang dilakukan oleh klien
·
Tanyakan kepada klien
“apakah ia ingin mempelajari cara baru yang sehat?”
|
XVII.
TINDAKAN
DAN EVALUASI KEPERAWATAN
Tgl
|
Dx. Kep.
|
SP
|
Implementasi
|
Evaluasi
|
16-01-13
|
1
|
SP 1
|
· Membina
hubungan saling percaya dengan menerapkan prinsip komunikasi terapeutik :
-
Menyapa klien dengan
ramah secara verbal dan non verbal
-
Memperkenalkan diri
dengan sopan
-
Menanyakan nama
lengkap klien dan nama panggilan yang disukai klien
-
Menjelaskan tujuan
pertemuan
-
Menunjukkan sikap
empati dan penuh perhatian pada klien
· Mengidentifikasi
penyebab perilaku kekerasan
· Mengidentifikasi
tanda dan gejala perilaku kekerasan
· Mengidentifikasikan
perilaku kekerasan yang dilakukan
· Mengidentifikasikan
akibat perilaku kekerasan
· Menyebutkan
cara mengontrol perilaku kekerasan ( latihan nafas dalam)
· Menganjurkan
klien memasukkan dalam kegiatan
|
S :
· Klien
mau menjawab salam dan mengatakan selamat pagi, dan nama lengkap, senang di panggil T
· Klien
mengatakan marah jika terlalu memikirkan keadaannya
· Klien
mengatakan mengamuk jika sedang marah
O :
· Klien
mau berjabat tangan
· Klien
menjawab pertanyaan dengan terarah
· Klien
tenang dan ada kontak mata
A : SP 1 tercapai
Pp : Lanjutkan SP 2
Pk : Anjurkan klien untuk berlatih tarik nafasdalam
|
|
|
SP 2
|
· Melatih
klien mengontrol perilaku kekerasan dan penenangan dengan cara sholat dan
berdo’a
· Menganjurkan
klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
|
S :Klien mengatakan sholatnya masih jarang tidak genap 5 waktu
dan berdoa setiap setelah sholat
O : -
A : SP 2 tidak tercapai
Pp : Lanjutkan SP 1
keluarga
Pk : Anjurkan klien untuk sholat 5 waktu dan berdoa
|
|
|
SP 3
|
· Melatih
klien minum obat dengan teratur
· Menganjurkan
klien memasukkan dalam jadwal kegiatan
harian
|
S :Klien mengatakan minum obat secara teratur setelah makan
(pagi, siang, sore)
O :Klien mau minum obat tanpa paksaan perawat
A :SP 3 tercapai
Pp : Lanjutkan SP 1
keluarga
Pk : Anjurkan klien minum obat secara teratur
|
BAB
IV
PENUTUP
Kesimpulan
Pada
kasus perilaku kekerasan yang dialami pada Tn. T tindakan yang dilakukan sesuai
dengan konsep teori adalah membina hubungan saling percaya, membantu klien
mengungkapkan penyebab perasaan jengkel atau marah, membantu klien
mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan, membantu mengungkapkan akibat
atau kerugian dari cara yang digunakan klien, membantu klien mengidentifikasi
cara yang konstruktif dalam berespon terhadap kemarahannya dan mengajarkan cara
untuk menyalurkan energy marah yang sehat agar tidak menciderai diri sendiri,
oarng lain dan lingkungan.
(Budi Anna Keliat , S.Kp 1998)
Saran
Untuk pasien :
Usulan penulis pada klien dengan ekspresi marah untuk mengatasi masalah
yang dihadapi.
1.
Hindarkan hal-hal yang bisa menyebabkan marah yaitu mengungkit masalah
tentang keinginan yang tidak terpenuhi, menjauhi hal-hal yang menyebabkan klien
jengkel.
2.
Ekspresikan marah dengan menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti dan
diterima tanpa menyakiti orang lain
3.
Anjurkan klien untuk mengikuti kegiatan atau aktivitas sehari-hari baik
didalam ruangan maupun diluar ruangan.
4.
Anjurkan klien minum obat secara teratursesuai dengan ketentuan dokter.
5.
Anjurkan klien kontrol dengan teratur setelah pulang dari rumah sakit
Untuk perawat :
1.
Perawat perlu mengeksplorasikan perasaan marah dengan : mengkaji
pengalaman marah masa lalu dan bermain peran dalam mengungkapkan marah.
2.
Perawat perlu mengembangkan tingkah laku asertif bagi klien yaitu
menganjurkan pada klien untuk mengungkapkan perasaannya secara berkelompok
misal dengan keluarga untuk dapat pemecehan masalahya.
3.
Perawat perlu mengembangkan dan menyalurkan nergi kemarahannya dengan
cara yang konstruktif.
4.
Melakukan aktivitas fisik seperti olahraga, lari pagi, angkat berat dan
aktivitas lain yang membantu relaksasi otot seperti olahraga.
5.
Mengikutsertakan klien dalam terapi aktivitas kelompok.
Untuk di Rumah Sakit :
1.
Dapat memperthankan keperawatan yang komprehensif yang telah dilakukan
selama ini.
2.
Pertahankan kerjasama dalam keperawatan kepada pasien, dapat
meningkatkan mutu pelayanan asuhan keperawatan disetiap sub keperawatan.
Untuk mahasiswa :
1.
Tingkatkan semangat individu dan kerjasama kelompok, mengelola kasus
kelompok agar dapat memberikan asuhan keperawatan secara profesional.
2.
Mempersiapkan diri baik fisik maupun materi sebelum praktek khususnya
dalam bidang keperawatan jiwa.
DAFTAR PUSTAKA
Budi Anna Kelliat, 2005,
“Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa”, Jakarta. EGC
Keliat, B.A. (1999). “Asuhan Klien Gangguan Hubungan Sosial,
Menarik diri”. Jakarta :
FKUI
Keliat, B.A. (1999). “Proses Keperawatan Jiwa”. Jakarta
:EGC
Stuart GW, Sunden . 1998 . “Buku Saku Keperawatan Jiwa”
. Jakarta EGC
Maramis, WF.1998,
Proses keperawatan Kesehatan jiwa, (Terjemahan ).Penerbit Buku
Kedokteran,EGC, Jakarta
zzzxzxcc
ReplyDeletethanks ya...si barokkk:)
ReplyDeleteall...ok deh buat semuane
ReplyDelete