ASUHAN KEPERAWATAN PADA NY. M
DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN : HEMOROID
DI RUANG BEDAH RSUD BREBES
Laporan ini disusun dan diajukan untuk
memenuhi tugas Praktek Belajar Klinik (PBK)
Keperawatan Medikal Bedah II
Dosen Pengampu :
Esti
Nur Janah, S.Kep., Ns
Ahmad
Zakiudin, S.KM
Oleh :
Ahmad
Sofa Mubarok
NIM
: 011.003
AKADEMI KEPERAWATAN AL HIKMAH 02
Benda – Sirampog – Brebes
2013
KONSEP DASAR
A. Pengertian
Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior
atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998).
Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah
rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998).
B. Klasifikasi
1.
Hemoroid internal
Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan
ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.
Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :
1.
Derajad I
Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu
defekasi. Tidak terdapat prolaps dan
pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen.
2.
Derajad II
Hemoroid menonjol melalui
kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi dapat masuk kembali secara
spontan.
3.
Derajad III
Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali sesudah
defekasi.
4.
Derajad IV
Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong masuk
kembali.
2.
Hemoroid
Eksternal
Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat
didorong masuk.
Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori
yaitu :
·
Akut
Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat
kebiruan pada pinggir anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut
sebagai hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan
gatal karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.
·
Kronik
Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus
yang terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.
C. Etiologi
Faktor penyebab hemoroid adalah :
o Mengejan
pada waktu defekasi
o Konstipasi
menahun
o Kelemahan
dinding struktural dari dinding pembuluh darah
o Herediter
o Pembesaran
prostat
o Peningkatan
tekanan intra abdomen
-
Kehamilan
-
Konstipasi
-
Berdiri dan duduk terlalu lama
o Fibroma
uteri
o Tumor
rectum
o Diare
o Kongesti
pelvis
D. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid
▪
Adanya
trauma karena feses yang keras
▪
Adanya darah keluar dengan warna merah segar
▪
Adanya prolaps
▪
Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)
▪
Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada
pakaian dalam
F. Diagnosa Keperawatan
1.
Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang
yang disayangi, kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ
saraf terputus.
3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d
kesadaran menurun akibat anastesi.
4. Gangguan keseimbangan cairan dan
elektrolit b/d perdarahan intra operasi.
G. Intervensi
Diagnosa
|
Tujuan
|
Intervensi
|
Rasional
|
PRE OP
Cemas b/d
penurunan fungsi kognitif dan kurangnya pengetahuan terhadap penyakitnya.
POST OP
Gangguan rasa
nyaman nyeri berhubungan dengan terputusnya jaringan saraf perifer
POST OP
Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran
menurun akibat anastesi
INTRA OP
Gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra operasi
|
Setelah diberi
penjelasan tentang prosedur operasi dan suport mentral dengan KH :
- Pasien
mengungkapkan kondisinya
- Ekspresi wajah pasien tidak tampak
gelisah.
- Klien mau bertanya tentang tindakan yang
akan dilakukan.
Rasa nyeri berkurang setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama 1 x 15 menit dengan KH
- pasien
mengatakan nyeri berkurang.
- Pasien menunjukan skala nyeri pada angka
3.
- Ekspresi
wajah klien rileks.
Meminimalkan penyebab injuri
dengan melakukan tindakan 1x 15 menit, KH:
- Klien
tidak jatuh dari bed
- Klien
dalam posisi yang nyaman
Volume cairan dalam tubuh seimbang setelah dilakukan 1 x 10 menit
dengan KH :
- TTV
dalam batas normal:
TD : 120/80 mmHg
N : 80x/ menit
S : 35,4 0 C
R : 20 x/ menit
- Integritas
kulit baik
- Seimbang
antara input dan out put
|
- Beri penjelasan tentang prosedur yang
akan dilakukan pada klien
- Orientasikan klien pada lingkungan yang
baru
- Anjurkan
klien untuk berdoa
- Beri
waktu klien untuk bertanya
- Beri
motivasi klien tentang prosedur tindakan
- Dorong
klien untuk mengungkapkan perasaannya
- Kaji
TTV
- Teliti keluhan nyeri, catat
intensitasnya, lokasinya dan lamanya
- Atur posisi senyaman mungkin
- Ajarkan managemen relaksasi
- Monitor
TTV
- Kolaborasi
pemberian obat analgetik
- Memberi bed tambahan dikanan dan kiri
klien
- Pantau
posisi klien
- Memantau
TTV
- Memantau
intake dan output cairan
- Memantau
integritas cairan
|
Agar pasien jelas dengan prosedur apa yang
dilakukan
Mengurangi rasa cemas pada pasien
-
-
Agar dapat diketahui skala nyerinya pada
derajat I-IV, supaya pasien tidak tegang dan timbul cemas
Untuk kenyamanan pasien
Mengetahui cairan intek maupun output
apakah seimbang atau tidak.
|
STUDY KASUS
ASUHAN
KEPERAWATAN PADA NY. M
DENGAN GANGGUAN
PENCERNAAN : HEMOROID
DI RUANG BEDAH
RSUD BREBES
Tanggal masuk : 10 November 2013 Ruang : Bedah
Tanggal
pengkajian : 13 November 2013
Diagnosa medis : Hemoroid
A.
BIODATA
1. Identitas Klien
Nama : Ny. M
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 22 Tahun
Status : Menikah
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Alamat : Ketanggungan
2. Identitas
penanggung jawab
Nama :
Tn. T
Usia : 27
Tahun
Alamat : Ketanggungan
Pekerjaan : Wiraswasta
Hub. Dengan klien : Suami
B.
RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan utama
Klien mengatakan nyeri
pada daerah anus
2. Riwayat
kesehatan sekarang
Klien masuk RSUD Brebes
tanggal 10 November 2013, saat di IGD klien mengeluh berak darah, mual, lemes,
nyeri anus saat BAB, nyerinya seperti ditususk-tusuk dengan skala 6. Namun saat
dilakukan pengkajian di ruangan, klien mengatakan sudah tidak mual lagi. Tapi
pasien mengalami susah BAB dan lemas, klien belum BAB selama 2 hari.
3. Riwayat
kesehatan masa lalu
Klien tidak pernah
dirawat di RS sebelumnya, Klien tidak memiliki alergi dan keluarga tidak ada
riwayat penyakit yang sama dengan klien
C. PEMERIKSAAN FISIK
a.
Keadaan umum
b.
Kesadaran
c.
Tanda-tanda vital
1.
TD :
130/80 3. S : 36°C
2.
N :
88x/ menit 4. RR :
24x/menit
1.
Pemeriksaan head to toe
a.
Kepala
1.
Wajah dan kulit kepala
Kulit kepala
bersih, rambut beruban, wajah tampak pucat
2.
Mata
Fungsi dan bentuk
normal, tanpa menggunakan alat bantu penglihatan, sclera anikterik, konjungtiva
anemis
3.
Hidung
Bentuk dan fungsi
normal, tidak ada polip dan secret
4.
Telinga
Fungsi dan bentuk
normal, tidak ada serumen
5.
Mulut
Gigi, gusi, dan
lidah bersih
b.
Leher
Tidak ada
pembesaran tyroid maupun vena jugularis
c.
Thorax dan Paru
Bentuk dada
simetris, paru bergerak cepat, dan bunyi paru ronchi, irama an regular,
frekuensi 18x/menit
d.
Jantung
Normal, tidak ada
keluhan
e.
Abdomen
Bentuk simetris,
tidak ada keluhan
f.
Ginjal
Normal, tidak ada
keluhan
g.
Genetalia
Klien mengatakan
tidak ada keluhan
h.
Musculoskeletal
Ekstermitas atas
normal, pada tangan kiri terpasang infuse RL
20 TPM, ekstermitas bawah normal, tidak ada nyeri tekan.
i.
Integument
Turgor kulit baik,
tidak ada nyeri tekan, warna sawo matang.
j. Anus
Anus kemerahan
D. POLA KEGIATAN SEHARI – HARI
1.
Pola Persepsi
Klien mengatakan sehat
itu penting, untuk menjaga agar tetap sehat klien makan 3x sehari. Bila sakit
biasanya klien hanya membeli obat warung.
2.
Pola Nutrisi
Sebelum sakit klien makan 3x sehari dengan
nasi, sayur, lauk pauk dan minum 5-6 gelas sehari, tanpa ada pantangan makanan
Selama dirawat makan 3x sehari habis ½ porsi yang disediakan dengan
sayur dan lauk. Minum 5-6 gelas sehari
3.
Pola eliminasi
Sebelum sakit klien mengatakan BAB 1x
sehari dengan konsistensi keras, warn adan bau khas, ada darahnya. BAK 5 – 8x/
hari
Selama sakit klien mengatakan selama di RS
BAB 2 hari 1x dengan konsistensi keras,campur darah, baunya khas, BAK 5-8x
sehari .
4.
Pola istirahat dan tidur
Sebelum sakit klien tidur malam 7-8 sehari
dari jam 21.00 – 08.00 WIB tanpa ada gangguan.
Selama sakit klien tidur malam tidak ada
gangguan, siang juga sama.
5.
Pola aktivitas
Sebelum sakit : Klien mengatakan sebelum sakit aktivitas klien mandiri.
|
Aktifitas
|
0
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Makan &
Minum
|
|
|
V
|
|
|
Toileting
|
|
|
V
|
|
|
Berpakaian
|
|
|
V
|
|
|
Ambulasi di
tempat tidur
|
|
|
|
V
|
|
Berpindah
|
|
|
|
V
|
|
ROM
|
|
|
V
|
|
|
6.
Pola kognitif
Klien tidak mengalami gangguan fungsi
panca indra dan tidak mengalami gangguan pola pokir serta orientasi.
7.
Konsep diri
Klien dengan keluarganya menyatakan
setelah klien dilakukan tindakan keperawatan dan pengobatan, berharap akan
segera sembuh dan segera pulang ke rumah dan berkumpul dengan keluarganya
kembali.
8.
Peran hubungan
Klien adalah seorang ibu rumah tangga yang
kegiatan kesehariannya membantu suami di sawah, selama sakit klien merasa
diperhatikan oleh anak-anaknya karena selama sakit mereka bergantian untuk
menunggu dan menjaganya.
9.
Nilai dan keyakinan
Klien beragama islam yang taat beribadah
dan selama dirawat klien hanya bisa berdo’a untuk kesembuhannya.
E. THERAPI
Therapi
|
Dosis
|
Cara Pemberian
|
Infus RL
|
20 TPM
|
IV
|
Ketorolax
|
2x1 Ampul
|
IV
|
Ceftriaxone
|
2x1 Ampul
|
IV
|
F. PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Hematologi
|
Hasil
tes
|
Nilai
normal
|
Hb
Leukosit
Trombosit
Hematocrit
Eritrosit
Eosinofil
Basofil
Natrofil
Limfosit
|
13 g %
9000
350.000
46 vol %
3.4
0.70
0.20
78.00
13.10
|
L : 13-16g % dan W : 11-14 g%
4000-10000/mm2drh
200.000-500.000 mmHg
L : 40-48 vol % dan W : 37-42
vol %
2.40 – 5.90
0 – 1
50 – 70
25 – 40
2 – 8
|
G. ANALISA DATA
No
|
Tanggal
|
Data
|
Etiologi
|
Problem
|
1
|
13-11-13
|
DS : Klien mengatakan nyeri saat BAB
DO : Wajah pucat
-
Kesakitan
-
Skala
6
|
Agen cedera fisik
|
Nyeri
|
2
|
13-11-13
|
DS : Klien mengatakan mengalami kesulitan dalam BAB dan BAB nya campur darah.
DO : Mual muntah dan tidak dapat makan
-
Nyeri tekan abdomen
-
Nyeri pada saat defekasi
|
Mengabaikan dorongan untuk defekasi
akibat nyeri selama eliminasi
|
Konstipasi
|
H. DAFTAR MASALAH
No
|
Diagnose Keperawatan
|
Tgl Timbul
|
Tgl Teratasi
|
Paraf
|
1
|
Nyeri berhubungan dengan agen cidera fisik (iritasi, tekanan dan
sensitifitas pada area rectal)
|
13-11-13
|
|
|
2
|
konstipasi berhubungan dengan dorongan untuk defekasi akibat nyeri
selama eliminasi
|
13-11-13
|
|
|
I. RENCANA KEPERAWATAN
Tgl
|
DX
|
Tujuan dan Kriteria Hasil
|
Intervensi
|
Paraf
|
13-11-13
|
I
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
klien berkurang dengan kriteria hasil :
-
Nyeri
hilang
-
Klien
tampak segar
|
-
Observasi
dan catat lokasi, berat dan karakteristik
-
Tingkatkan
tirah baring dan berikan posisi nyaman pada klien
-
Latih
teknik relaksasi untuk mengurangi nyeri.
-
Kolaborasi
pemberian obat anti nyeri.
|
|
13-11-13
|
II
|
Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam diharapkan nyeri
klien tidak terjadi konstipasi dengan kriteria hasil :
-
Feses
normal
-
BAB
tidak sakit
-
Tidak
berdarah lagi
|
-
Anjurkan
klien untuk banyak minum air putih
-
Anjurkan
klien untuk mengkonsumsi makanan tinggi serat
-
Kolaborasi
pemberian obat pencahar.
|
|
J. TINDAKAN KEPERAWATAN
Tanggal
|
Jam
|
Dx
|
Implementasi
|
Respon
|
Paraf
|
13-11-13
|
08:00
|
I
|
1. Mengobservasi, catat lokasi, berat dan
karakteristik nyeri
2. Memposisikan posisi nyaman pada klien
3. Memberikan injeksi IV anti nyeri
|
-
Klien
mengatakan nyeri berkurang (skala 3)
-
Klien
mengatakan nyaman dengan posisi yang diberikan perawat
-
Obat
masuk tidak ada alergi
|
|
13-11-13
|
10:00
|
II
|
1. Memberikan makanan yang
2. tinggi serat
3. Menganjurkan klien untuk
banyak minum air putih
4. Memberikan obat suppositorial
|
-
Klien
makan makanan yang tinggi serat
-
Pasien
mau mengikuti anjuran klien
-
Klien
mau diberi obat.
|
|
K. CATATAN PERKEMBANGAN
Tanggal
|
Jam
|
Dx
|
Catatan Perkembangan
|
Paraf
|
||||||||||||
14-11-13
|
10:00
|
I
|
S : - Klien mengatakan nyeri berkurang dengan
skala 3
O : Klien tampak tenang
A : Masalah teratasi sebagian
Ket : SB : Sebelum, SS : Sesudah,
5 : SB, 4 : B, 3 : R, 2 : S, 1 : TK
P : Pertahankan intervensi
|
|
||||||||||||
14-11-13
|
10:00
|
II
|
S : - Klien mengatakan BAB lembek
O : Wajah klien tampak segar
A : Masalah teratasi
Ket : SB : Sebelum, SS : Sesudah,
5 : SB, 4 : B, 3 : R, 2 : S, 1 : TK
P : Hentikan intervensi
|
|